Lima Adab Belajar
Majalahnabawi.com – Dalam pembukaan kitab al-Ri’ayah li Huquqillah karya Imam al-Harits al-Muhasiby (165 H-243 H), diriwayatkan perkataan Imam Wahab bin Munabbih (34 H-114 H) tentang lima adab belajar agar dapat memahami ilmu yaitu:
1. Badan Yang Tenang
سُکُوْنُ الْجَوَارِحِ
Ketika belajar ataupun mengaji harus tenang badannya, tidak petakilan, dan posisi tubuh yang tenang dan beradab. Karena badan yang tenang bisa membuat hati dan pikiran tenang serta fokus.
2. Menundukkan Pandangan
غَضُّ الْبَصَرِ
Ketika belajar, mengaji, ataupun diskusi harus fokus pandangan dengan apa yang disampaikan guru. Jangan menolah-noleh agar tidak luput apa yang disampaikan guru.
3. Memfokuskan Pendengaran
الْإِصْغَاءُ بِالسَّمْعِ
Ketika belajar dan mengaji harus memfokuskan (ngedelengin) apa yang disampaikan guru. Tidak hanya semata-mata mendengarkan, tapi harus memperhatikan apa yang disampaikan guru.
4. Menghadirkan Akal
حُضُوْرُ الْعَقْلِ
Akal digunakan untuk memikirkan, menyerap, dan mengolah apa yang disampaikan guru. Apa yang disampaikan guru atau teman tidak harus semuanya diterima. Sesuatu yang baik dan sesuai ajaran Islam harus diterima. Sebaliknya, sesuatu yang buruk harus ditinggalkan dan dijauhi.
Hadirkan jasad, akal, dan hati ketika belajar, mengaji, dan diskusi agar apa yang disampaikan bisa kita serap dan amalkan.
5. Bertekad Untuk Mengamalkan
الْعَزْمُ عَلَی الْعَمَلِ
Apa yang kita dapatkan saat mengaji hendaknya diniatkan untuk diamalkan, tidak berhenti hanya belajar, menghafal. Ketika kita bertekad dengan kebaikan, maka akan dicatat satu kebaikan, apalagi jika diamalkan.
Cerdaslah menjadi pendengar, jangan hanya mau didengarkan saja perkataannya.
Semoga kita bisa mengamalkan pesan-pesan di atas dan mendapatkan keberkahan. Amin…