Majalahnabawi.com – Pada Sabtu, 27 April 2024, dalam rangka memperingati Haul Kiai Ali Mustafa Yaqub yang ke-8, Lembaga Pers Mahasantri (LPM) Nabawi menggelar sebuah workshop orasi budaya yang mengangkat judul “Refleksi Warisan Seni, Budaya, dan Sastra dari Kiai Ali Mustafa Yaqub.” Acara ini mengundang pemateri Imam Budiman, salah satu alumni Darus-Sunnah tahun 2016 dan juga merupakan penulis yang jago di bidang karya tulis sastra.

Peran Kiai Ali terhadap Peradaban dan Kebudayaan di Indonesia

Dalam upaya untuk merayakan dan menghormati warisan budaya dan intelektual sang kiai, LPM Nabawi menyelenggarakan workshop yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan merenungkan kekayaan seni, kebudayaan, dan sastra peninggalan Kiai Ali Mustafa Yaqub. Acara ini menjadi pintu masuk bagi para peserta untuk memahami betapa luasnya pemikiran beliau serta kontribusinya terhadap peradaban dan kebudayaan di Indonesia.

Salah satu materi yang menarik dalam workshop adalah buku berjudul “Kidung Bilik Pesantren” karya Kiai Ali Mustafa Yaqub. Meskipun buku ini tidak mendapat perhatian besar publik dan hampir terlupakan, namun buku ini menyimpan makna yang mendalam. Dengan tebal tidak lebih dari 30 halaman, buku ini seperti sebuah permata yang tersembunyi di lautan pengetahuan. Isinya mengantarkan pembaca untuk dapat memasuki dimensi lain dari pemikiran beliau yang begitu luas dan beragam.

Sastra sebagai Media Dakwah

Selama ini, Kiai Ali Mustafa Yaqub masyhur sebagai pakar ilmu hadis dan hukum Islam. Namun, workshop ini mengajak para peserta untuk membuka wawasan baru tentang kontribusi beliau dalam bidang budaya dan sastra. Menurut penuturan beliau sendiri, dalam tradisi Islam, dakwah juga dapat disampaikan melalui karya sastra. Karenanya, beliau menciptakan berbagai kidung dengan isi religius, yang mencakup bahasa Jawa, Indonesia, Arab, dan bahkan Inggris.

Dalam era modern ini, penting bagi kita untuk menjaga dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi berharga seperti ini. Hal ini juga sejalan dengan upaya membangun kebudayaan Islam yang moderat, humanis, dan penuh kreativitas. Di akhir, pemateri berharap workshop ini dapat menjadi sebuah arena yang dapat membangkitkan semangat serta inspirasi bagi para peserta terlebih putra putri ideologi beliau untuk lebih mendalami dan mengikuti langkah beliau dalam berdakwah dengan tetap menjaga peradaban dan kebudayaan di tanah air.