Majalahnabawi.com – Era digital bagaikan lautan luas dengan ombak informasi, teknologi yang tiada henti, mengantarkan kita pada persimpangan jalan menuju masa depan, yaitu mencetak generasi emas yang siap mengantarkan bangsa menuju kejayaan. Potensi demografi yang luar biasa, dengan 64% penduduk berusia di bawah 30 tahun, bagaikan harta karun terpendam. Bonus demografi ini membuka peluang emas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendorong pembangunan ekonomi. Namun, bagaikan pedang bermata dua, bonus demografi ini juga dapat menjadi tantangan berujung ketidakpuasan masyarakat jika tidak mendapat pengelolaan yang baik.

Tantangan dalam membangun generasi emas terlihat dalam hasil PISA (2018) dan TIMSS (2019). Skor rata-rata siswa Indonesia dalam matematika, sains, dan membaca masih jauh di bawah rata-rata negara OECD dan Asia Tenggara. Hal inilah menunjukkan bahwa perlu ada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam bidang sains dan teknologi.

Mencari Jawaban di Gerbang Pesantren

Di tengah gempuran perubahan zaman, pesantren bagaikan lentera di malam hari. Terdapat dua alasan fundamental mengapa pesantren memiliki peran urgensi dalam pendidikan negeri, yaitu:

Pendidikan Integral: Menyatukan Ilmu, Moral, dan Etika

Cendekiawan Islam, Prof. Dr. Azyumardi Azra, menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membangun generasi muda yang tangguh dan berakhlak mulia. Ia mengatakan, “Pendidikan karakter adalah kunci untuk membangun bangsa yang bermartabat dan bermoral.” Peran pendidikan pesantren memiliki kontribusi vital, bukan sekadar tempat transfer ilmu tetapi juga membentuk individu teladan melalui penekanan pada pendidikan etika, karakter dan moral yang dipadukan sehingga terbentuk menjadi pendidikan holistik, sebagaimana tujuan pendidikan nasional. Dikarenakan ilmu tanpa moralitas lebih berbahaya daripada pisau di tangan penjahat. Melalui pendidikan pesantren lah, santri siap menghadapi dunia modern dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni dan moralitas yang kuat.

Memadukan Tradisi dan Modernitas

Pesantren tidak hanya melestarikan warisan budaya dan tradisi, tetapi juga beradaptasi dengan tuntutan zaman modern. Di pesantren, santri mendapat pelajaran berupa ilmu agama, bahasa Arab, dengan ilmu pengetahuan modern seperti sains, teknologi, dan bahasa asing. Pesantren dengan prinsip “al-muhafadhatu ala al-qadimi ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah.” Menunjukan epistemik yang baik dengan mengejawantahkan perawatan terhadap tradisi lama yang baik. Serta mengambil tradisi baru yang lebih baik kemudian merefleksikannya dengan kondisi saat ini untuk menyambut masa depan.

Kolaborasi antara pengetahuan dan keterampilan—integrasi sains dan teknologi—yang relevan, menyiapkan santri menjadi generasi penerus bangsa yang berwawasan luas dan adaptif di abad ke-21.

Peluang dan Tantangan Pesantren Go Global

Di era globalisasi yang sarat dengan dinamika dan kompleksitas, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan kaya akan nilai dan tradisi dihadapkan pada kesempatan emas untuk melangkah ke kancah internasional. Kendatipun begitu, masih terdapat rintangan seperti sumber daya terbatas, kemampuan bahasa asing guru, kurikulum, dan promosi perlu untuk diatasi.

Di sisi lain, dikotomi ilmu pengetahuan yang mengotak-kotakkan ilmu agama dan sains masih menjadi tantangan besar. Pandangan bahwa pesantren identik dengan ilmu agama dan pesantren sains merupakan bid’ah bagi dunia kepesantrenan dan perlu perubahan. Pemikiran cak Nur dan gus Dur tentang integrasi ilmu agama dan sains dalam pendidikan pesantren dapat menjadi solusi untuk mengatasi dikotomi ini.

Beberapa pesantren yang berfokus pada sains dan teknologi di Indonesia, seperti Pesantren Trensains Tebuireng, Pesantren Modern Gontor Putri Kampus 6, Pondok Pesantren Hidayatullah, Pondok Pesantren Al Ittifaq, dan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Ghifari, menunjukkan bahwa pesantren di Indonesia terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman dan menawarkan pendidikan yang relevan—mengintegrasikan sains dan teknologi dalam kurikulum pendidikannya—untuk generasi muda.

Penutup

Pesantren, dengan kekhasan dan komprehensivitasnya dalam pendidikan, menawarkan solusi yang tepat untuk menjawab kebutuhan modernitas global. Kemampuannya dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan, moral, dan etika, menjembatani tradisi dan modernitas, membangun komunitas dan kepedulian sosial, serta mempersiapkan generasi pemimpin yang berkarakter, menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang relevan dan esensial di era modern.

Dukungan sinergis dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, sangat penting untuk membantu pesantren dalam mewujudkan “pesantren go global”. Masa depan bangsa Indonesia bergantung pada generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan memadukan integrasi ilmu pengetahuan berbasis sains teknologi, pesantren, dengan nilai-nilai luhur dan tradisi keilmuannya yang kaya, siap berkontribusi dalam mencetak generasi emas berkelanjutan untuk Indonesia yang lebih sejahtera dan gemilang.

Wa Allahu ‘Alam bi Shawwab