https://majalahnabawi.com – Bagi sebagian besar kalangan, cinta menjadi salah satu alasan dalam sebuah pernikahan. Tak akan sempurna sebuah pernikahan tanpa adanya cinta di antara kedua insan. Akan tetapi, menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh Journal of Sex & Marital Therapy menyebutkan bahwa alasan paling umum dan banyak dialami oleh pasangan dalam perceraian ialah kurangnya cinta atau cinta yang mereka punya telah habis. Dari sini dapat kita lihat bahwa cinta bukanlah hal satu-satunya yang dapat kita jadikan sebagai alasan untuk menikah. Seperti itu pula apa yang dikemukakan oleh Friedrich Nietzsche.

Jangan Menikah Karena Cinta

Menikah karena cinta menurut Nietsche itu bahaya, karena hakikatnya cinta memiliki durasi dan durasi itu bisa habis juga hilang. Begitu pula cinta pada fisik yang akan pudar sebab bertambahnya usia. Menurut Nietsche carilah pasangan yang asyik untuk diajak bicara, yang bisa kita jadikan sebagai sahabat dalam suka maupun duka. Teman terbaik bisa menjadi pasangan yang terbaik pula karena ikatan mereka lebih kuat dan biasanya pernikahan akan lebih lama dan panjang.

Tidak ada mantan teman ataupun mantan sahabat dalam sebuah hubungan, sebaliknya mungkin mantan pasangan banyak terjadi bukan? maka rumusnya jadikanlah pasanganmu sebagai sahabatmu.

Kritik Cinta Abadi Menurut Nietsche

Menurut Nietsche cinta abadi hanyalah gombalan semata saja. Pertanyaan seperti itu absurd juga bohong. Karena menurutnya cinta tak bisa abadi dan tak realistis. Ia mengungkapkan hal yang lebih realistis dengan kata-kata, “Selama aku mencintaimu, aku akan melakukan segala aktifitas cinta. Bila aku sudah berhenti mencintaimu, kamu tetap mendapatkan banyak sikap penuh cinta dariku, meskipun dengan motif yang berbeda.” Pada Intinya, Nietsche ingin menjelaskan bahwa ia akan selalu baik terhadap pasangannya meski ia sebagai suami/istri, sahabat ataupun mantan. Cinta yang abadi hanya ada dalam drama menurutnya.

Penderitaan Membawa Pertumbuhan

“All becoming and growth, everything that guarantees the future involves pain” atau segala perkembangan dan pertumbuhan, segala yang menjamin masa depan itu berisi rasa sakit. tutur Nietsche. Agar manusia dapat tumbuh dan berkambang maka, ia harus mengalami perihnya sakit dalam perjuangan. Menurutnya pula jikalau penderitaan itu tak sampai pada kematian maka ia akan menjadikan seorang manusia lebih kuat. Dan semakin kuatnya manusia maka akan semakin hebat dalam menjalani kehidupan. Begitu pula terkait pasangan, hubungan tanpa suatu penderitaan maka ia tak akan tumbuh dan berkembang.

Kesimpulannya yakni jadikanlah pasanganmu sebagai sahabatmu, di mana kita bisa selalu menerimanya tanpa ada durasi yang menghentikannya. Pernikahan yang baik bukan karena dua insan yang sempurna menjadi satu, akan tetapi dua orang yang tidak sempurna belajar menikmati perbedaan di antara mereka. Karena kebahagiaan bisa kita rasakan dengan perbedaan dan ketidaksempurnaan.