Sedekah Tanpa Uang? Ini Kata Nabi Saw
majalahnabawi.com – Sebagai umat Nabi Muhammad Saw, seyogyanya kita harus menebar kebaikan kepada sesama manusia khususnya sesama muslim. Dalam sebuah kaidah Fikih, ibadah sosial lebih diutamakan daripada ibadah yang bersifat individual, salah satunya sedekah dengan uang atau yang berbentuk materi. Namun sering kita dapati bahwa banyak orang yang belum sempat dan mampu untuk melaksanakan sedekah model seperti ini. Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim (w.262 H) dalam kitab Shahih-nya.
عن أبي ذر، أن ناسا من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم قالوا للنبي صلى الله عليه وسلم: يا رسول الله، ذهب أهل الدثور بالأجور، يصلون كما نصلي، ويصومون كما نصوم، ويتصدقون بفضول أموالهم، قال: ” أوليس قد جعل الله لكم ما تصدقون؟ إن بكل تسبيحة صدقة، وكل تكبيرة صدقة، وكل تحميدة صدقة، وكل تهليلة صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن منكر صدقة، وفي بضع أحدكم صدقة، قالوا: يا رسول الله، أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قال: «أرأيتم لو وضعها في حرام أكان عليه فيها وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر.
Tanpa Uang pun Bisa Bersedekah
Dari Abu Dzar RA, dia berkata, “Sesungguhnya sebagian sahabat berkata kepada Nabi Saw, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”
Nabi SAW kemudian bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan pada kemaluan kalian terdapat sedekah.“ Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami memenuhi sahwatnya, ia mendapat pahala?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi sahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika dia memenuhi sahwatnya itu pada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim)
Dalam kitab Jami’ al-Ulum wa al-Hikam dijelaskan bahwa, sebagian sahabat bersedih karena mereka kalah dengan orang-orang kaya yang mampu bersedekah dengan sisa harta mereka, lantas Nabi menerangkan bahwa sedekah tidak hanya berbentuk harta, namun tasbih, takbir, tahmid, tahlil, amar ma’ruf nahi mungkar, dan berhubungan suami-isteri juga termasuk sedekah.
Makna Sedekah dalam Hadis di atas
Makna sedekah di sini maksudnya adalah sama-sama memiliki pahala atau ganjaran sebagaimana sedekah yang hakiki juga mendapat pahala, ada juga yang menyebut sedekah di sini adalah bersedekah kepada diri kita sendiri, terang Imam Nawawi dalam Syarh Muslim. Imam Muslim memasukkan hadis ini dalam bab ‘Semua Amal Kebaikan Adalah Sedekah’.
Walaupun kita belum bisa memberikan sebuah kebaikan kepada orang, setidaknya kita mampu memberikan kebaikan kepada diri kita terlebih dahulu dengan amalan-amalan dalam hadis di atas. Walaupun nanti ada perbincangan mana yang lebih utama antara orang kaya yang bersyukur dengan orang miskin yang bersabar, perbincangan ini terekam dalam kitab al-Fath al-Mubin karya Imam Ibnu Hajar al-Haitamy.