Majalahnabawi.com – Mengusap kepala atau mashu al ra’si merupakan salah satu dari rukun wudhu atau hal yang harus kita lakukan dalam wudhu. Umat muslim di Indonesia biasanya mengusap kepala sebanyak tiga kali karena hal tersebut mereka anggap sebagai sunnah. Namun sebenarnya sunnah yang paling utama dalam mengusap kepala adalah sebanyak satu kali saja.

Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa yang paling utama dalam mengusap kepala adalah sebanyak satu kali. Abu Bakr al-Razi al-Jashas dalam Syarh Mukhtashar al-Thahawi mengatakan:

الأفضل غسل أعضاء الوضوء ثلاث إلا ‌الرأس فواحدة

“yang paling utama adalah mencuci anggota wudhu sebanyak tiga kali, kecuali kepala maka yang paling utama adalah satu kali”. (Abu Bakr al-Razi al-Jashas, Syarh Mukhtashar al-Thahawi , jilid 1, 313)

Ada juga yang mengatakan bahwa menurut Imam Abu Hanifah yang paling utama adalah mengusap kepala sebanyak tiga kali. Ini adalah ucapan yang diriwayatkan oleh al-Hasan bin Ziyad. Namun pendapat ini merupakan pendapat yang ghairu masyhur atau tidak terkenal menurut mereka.

Dalil yang Mereka Gunakan

Para Ulama hanafiyah menjadikan hadis riwayat beberapa sahabat seperti Sayyidina Ali, Utsman, Ibnu Abbas, dan Rubayyi’ binti Mu’awwidz sebagai dalil akan hal ini. Hadis-hadis ini mengatakan bahwa Baginda Nabi Muhammad saw. berwudhu sebanyak 3 kali pada setiap anggota wudhu namun hanya mengusap kepala satu kali saja.

Hadis riwayat Sayyidina Ali bisa kita temukan pada Sunan al-Nasa’i dengan redaksi:

عن ‌عبد خير قال: أتينا ‌علي بن أبي طالب رضي الله عنه وقد صلى، فدعا بطهور فقلنا: ما يصنع به وقد صلى؟ ما يريد إلا ليعلمنا، فأتي بإناء فيه ماء وطست فأفرغ من الإناء على يديه فغسلها ثلاثا، ثم تمضمض واستنشق ثلاثا من الكف الذي يأخذ به الماء، ثم غسل وجهه ثلاثا، وغسل يده اليمنى ثلاثا ويده الشمال ثلاثا، ‌ومسح ‌برأسه ‌مرة ‌واحدة، ثم غسل رجله اليمنى ثلاثا ورجله الشمال ثلاثا، ثم قال: من سره أن يعلم وضوء رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو هذا

Hadis ini menunjukkan bahwa Sayyidina Ali berwudhu dan mencuci anggota wudhu sebanyak tiga kali namun hanya mengusap kepala satu kali. Hadis riwayat Sayyidina Utsman dan Ibnu Abbas juga Rubayyi’ pun mempunyai redaksi yang hampir sama. Hadis-hadis itu bisa kita temui pada kitab Sunan Abi Dawud, Sunan al-Tirmidzi, dan Sunan al-Daroquthni.

By Trisna Yudistira

Mahasantri Darus-Sunnah 2020 dan Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir 2021