Majalahnabawi.com – Kesehatan merupakan salah satu nikmat besar yang diberikan oleh Allah Swt. yang mesti harus kita jaga semaksimal mungkin. Dalam hal ini Rasulullah Saw. memberikan tips atau pola hidup sehat. Ada empat gaya hidup sehat yang diberikan dan langsung dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Pertama : Duduk saat Makan dan Minum

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw. melarang minum sambil berdiri. Kemudian para sahabat bertanya, “lalu bagaimana dengan makan ya Rasulallah?” Beliau menjawab’ “itu lebih jelek dan lebih keji.” (H.R. Bukhari Muslim). Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa rasulullah bersabda, “kalian jangan minum sambil berdiri. Barang siapa yang lupa lantaran melakukan hal itu, maka hendaknya ia memuntahkannya.” (H.R.Muslim).

Sudah kita ketahui bersama bahwa apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. pasti mengandung hikmah. Lantas apa hikmah atau efek terhadap kesehatan terkait larangan minum dan makan sambil berdiri? Kita ambil yang sederhana saja, bahwa ketika seseorang minum atau makan sambil berdiri itu memerlukan ketenangan pada semua saraf dan otot. Sedangkan bila seseorang berdiri, saraf dan ototnya itu sedang bekerja untuk menyeimbangkan tubuh (tidak tenang).

Minum atau makan sambil berdiri dapat menimbulkan bahaya yang cukup serius. Diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Tubuh manusia memiliki jaringan penyaring (filter) yang disebut sfringer. Sfringer ini adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.

Filter penyaring ini akan terbuka saat manusia duduk dan akan tertutup saat sedang berdiri. Oleh karena itu, jika kita minum dalam keadaan berdiri maka air akan langsung masuk ke kantong kemih tanpa melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Akibatnya, jika hal itu terus dibiarkan terjadi berulang kali, maka akan terjadi pengendapan di saluran ureter. Dan bila ini sudah terjadi maka akan menyebabkan pengkristalan.

Sebaliknya, filter penyaring tersebut akan terbuka saat seseorang duduk dan akan berproses optimal di dalam tubuh sebelum menyalurkan air yang sudah diproses ke berbagai organ tubuh lainnya, lalu diolah lagi hingga masuk ke kantong kemih. Selanjutnya minum atau makan sambil berdiri dapat melukai dinding lambung. Dan dapat merusak sistem percernaan.

Kedua : Menggunakan Tangan saat Makan dan Menjilatnya Setelah Selesai Makan

Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik berkata “ Aku melihat Rasulullah makan dengan tiga jarinya, lalu setelah maka beliau menjilatinya.” (H.R. Muslim). Diriwayatkan pula dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda “jika jatuh sesuap makanan, hendaknya kalian mengambilnya kemudian membersihkan kotoran yang mungkin menempel, lalu memakannya. Jangan tinggalkan suapan itu untuk setan. Dan kalian jangan mengusap tangan setelah makan dengan sapu tangan kecuali kalian telah menjilat tangan setelah makan, karena kalian tidak tahu berkah dari makanan ada dibagian yang mana.” (H.R. Muslim).

Dijelaskan oleh Ibnu Hajar, keberkahan itu tidak diketahui di jari mana ia berada. Oleh karena itu disunnahkan seseorang menjilat jari setelah makan sampai tiga kali. Dan itu bukan pebuatan yang kotor sebagaimana anggapan sebagian orang.

Ketiga : Tidak Rakus

Rasulullah Saw. mewanti-wanti kita sebagai umatnya agar tidak rakus. Tidak memasukkan segala jenis makanan ke dalam perut. Hal ini sejalan dengan kebiasaan Rasulullah Saw. yang makannya tidak banyak, tidak makan sampai kenyang, dan tidak memperbanyak berbagai macam makanan. Bahkan saat istri beliau lagi tidak sempat untuk memasak makanan, beliau memilih berpuasa atau makan roti saja.

Kebiasaan Nabi Muhammad ini memiliki fakta ilmiah dalam dunia pangan dan ilmu gizi, bahwa ada beberapa makanan yang tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan karena akan menimbulkan efek yang negatif dan membahayakan bagi kesehatan tubuh. Misalnya buah-buahan sebaiknya tidak dikonsumsi dengan susu. Sebab pada umumnya buah-buahan memiliki sifat asam (memiliki PH rendah), sehingga kalau dicampur dengan jenis makanan lain maka akan dapat menyebabkan fermentasi dalam lambung. Demikian pula kedelai dengan bayam, susu kedelai dengan telur, susu dengan coklat, daging dengan semangka, daging dengan cuka, dan sebagainya.

Keempat : Berhenti Sebelum Kenyang

Dalam Al-Qur’an Surah al-A’raf ayat (13) Allah Swt. berfirman:   

  وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَايُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ [الأعراف:13] 

Artinya: “Makan dan minumlah kalian sekalian tapi jangan berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (Q.S. Al-A’raf: 31). Rasulullah Saw. mengingatkan kita untuk tidak makan terlalu kenyang, karena perut bukanlah wadah yang bisa diisi oleh apa saja sesuai dengan keinginan kita. Dan sekalipun diisi, tidak boleh melampaui dengan batas kemampuannya.

Ada hadits yang diriwayatkan oleh Yahya bin Jabir, dia berkata “aku mendengar al-Miqdam bin Karib al-Kindi berkata, “aku mendengar Rasulullah bersabda: Tempat paling buruk yang diisi oleh manusia adalah perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan sekedar untuk menegakkan punggungnya. Jika ia melebihi dari sekedar mendapat kekuatan untuk menegakkan punggung maka hendaknya sepertiga perutnya diisi  dengan makanan, sepertiga dengan air dan sepertiga untuk bernapas”. (H.R. Ahmad).

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa, jika seseorang tidak merasa cukup dengan makanan yang dapat menegakkan punggungnya (makanan yang sedikit), maka hendaknya kadar makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak melebihi dari dua-pertiga perut dan sepertiga sisanya untuk bernapas dengan mudah. Dan pada biasanya orang yang makan terlalu kenyang akan mudah ngantuk dan malas gerak. Sehingga banyak pekerjaan yang terbengkalai, tidak selesai tepat waktu, sehingga menjadi tidak produktif. Bahkan kalau seseorang keseringan kenyang akan menyebabkan obesitas jika berat badan terus bertambah. Naudzu Billahi Min Dzalik.

By Thoha Abil Qasim

Mahasantri Ma'had Aly Situbondo