4 Kisah Penting yang Terkandung dalam Surah Al-Kahfi selain Hikayat Penghuni Gua
Majalahnabawi.com – Surah al-Kahfi merupakan salah satu dari surah dalam Al-Quran yang memiliki keistimewaan tersendiri. Saking istimewanya, surah ke-18 yang terdiri dari 110 ayat ini menjadi salah satu dalil dalam Hadis Rasulullah yang memperbolehkan membacanya pada waktu-waktu khusus.
Ya, surah yang apabila dibaca setiap malam jum’at akan dianugerahkan kepadanya cahaya antara dua Jumat. Di antaranya yaitu malam Jumat tersebut hingga Jumat selanjutnya. Ada juga Hadis yang menyebutkan barang siapa yang menghafal 10 ayat pertama dari surah al-Kahfi akan terlindungi dari fitnah dajjal, sebagaimana matan Hadis berikut:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa yang membaca surah al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. an-Nasa’i dan Baihaqi)
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surah al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari dajjal (fitnah).” (HR. Muslim).
Dalil-dalil tentang keutamaan surah ini menjadi landasan bagi para ulama bahwa boleh atau bahkan sunnah hukumnya mewiridkannya. Membaca sebagian dari surah atau ayat Al-Quran pada waktu-waktu tertentu. Salah satu kisah utama dalam surah ini ialah hikayat para pemuda beriman yang melarikan dari seorang raja zalim bernama Diqyanus yang berniat membunuh mereka akibat enggan diperintah untuk menyembah berhala.
Namun ternyata, surah al-Kahfi tak melulu hanya berisi kisah ashabul kahfi dan seorang anjing yang dijamin masuk surga, melainkan ada 4 kisah lainnya yang tak kalah penting untuk jadikan ‘ibrah dalam menjalani kehidupan ini. Simak terus kisah-kisahnya di bawah ini!
Kisah Nabi Musa & Nabi Khidir (Ayat 60-82)
Salah satu kisah populer yang sudah banyak dibahas oleh para ulama. Mengisahkan Nabi Musa yang berstatus sebagai Rasul tak sanggup untuk bersabar dalam pengembaraannya bersama Balya bin Malkan alias Nabi Khidir. Kisahnya berawal dari ayat 60 saat Nabi Musa mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih alim darinya yaitu Nabi Khidir. Allah memerintahkannya untuk mencari Nabi Khidir di tempat bertemunya dua lautan. Menurut al-Biqa’i pertemuan dua lautan yang dimaksud ialah pertemuan air tawar (sungai Nil) dengan air asin (laut Tengah) yaitu kota di Dimyath atau Rasyid yang ada di Mesir.
Kemudian Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir yang sedang duduk di atas sebuah batu berwarna kehijauan dan meminta izin untuk mengikutinya agar mendapatkan pengajaran. Melubangi perahu hingga bocor, membunuh seorang anak hingga memperbaiki dinding rumah dua orang yatim. Nabi Musa terus bertanya pada Nabi Khidir tentang perkara-perkara aneh yang Ia perbuat 3x berturut-turut hingga perpisahan pun tak dapat terhindarkan lagi. Sejak awal Nabi Khidir sudah mengetahui bahwa Nabi Musa tak akan sanggup bersabar untuk mengikutinya.
Nabi Khidir kemudian menjelaskan apa maksud perbuatannya pada Nabi Musa. Pertama, Nabi Khidir membocorkan perahu untuk melindungi sang pemilik perahu yang miskin dari rampasan seorang raja yang zalim. Kedua, adapun anak yang dibunuh Nabi Khidir merupakan orang kafir yang berencana memaksa kedua orangtuanya yang mukmin kepada kesesatan dan kekafiran. Terakhir, adapun dinding rumah yang diperbaiki kembali oleh Nabi Khidir merupakan milik 2 orang anak yatim yang di bawah rumah tersebut tersimpan harta warisan dari ayahnya yang beriman.
Iblis, Nabi Adam serta Tujuan Diutusnya Para Rasul (Ayat 50-59)
Tatkala Allah berfirman dan memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam, maka sujudlah seluruh malaikat kecuali iblis la’natullah ‘alaih. Makhluk yang berasal dari golongan jin ini merasa lebih superior karena diciptakan dari api sedangkan adam diciptakan dari tanah. Sebuah kesombongan nyata yang berbuah kafirnya iblis hingga keluar dari surga dan menjadi sesat selama-lamanya. Lalu kemudian Allah menantang orang-orang musyrik untuk menghadirkan sekutu (berhala) mereka namun tak ada yang mampu memberikan manfaat sedikitpun hingga pada akhirnya mereka semua dibenamkan ke dalam neraka.
Para Rasul hakikatnya diutus sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan, namun orang-orang kafir membantahnya dan berbuat zalim. Allah memberi kesempatan pada mereka untuk beriman akan tetapi mereka masih tetap berada dalam kesesatan. Akhirnya Allah membinasakan mereka semua layaknya umat-umat terdahulu.
Zulkarnain vs Ya’juj dan Ma’juj (Ayat 83-101)
Seorang raja yang beriman kepada Allah yang diberi keutamaan menguasai timur dan barat serta apa yang ada diantara keduanya. Pada saat ia berjalan ke arah barat ia menemukan suatu kaum yang tak beragama (kafir). Allah memerintahkan kepada Zulkarnain untuk menghukum mereka atau mengajak mereka kepada keimanan dan kebajikan. Kemudian Zulkarnain melanjutkan perjalanannya menuju ke arah timur dan menjumpai sekelompok manusia yang tidak memiliki pelindung (rumah), hidupnya dalam keadaan primitif tidak seperti manusia pada umumnya.
Zulkarnain kembali melanjutkan perjalanan menuju arah antara timur dan barat (utara), diantara kedua gunung ia menjumpai manusia yang bahkan tidak mengetahui cara berkomunikasi/berbicara.
Seorang penerjemah bahasa memperingatkan raja Zulkarnain dan bala tentaranya tentang makhluk yang bernama Ya’juj & Ma’juj yang akan berbuat kerusakan di muka bumi. Atas permintaan dari penerjemah tersebut Zulkarnain dan bala tentaranya membangun dinding penghalang setinggi kedua gunung tersebut. Ia menyusun potongan-potongan material besi sedemikian rupa setinggi gunung lalu meniupkan api yang dicampur dengan tembaga mendidih. Pada akhirnya Ya’juj & Ma’juj tak bisa menaiki dan melubangi dinding tersebut. Dinding ini nantinya akan runtuh apabila hari kiamat tiba.
Hikayat Dua Pemilik Kebun Anggur (Ayat 32-46)
Dikisahkan bahwa dua orang pemilik kebun anggur salah satunya seorang Mukmin dan yang lainnya kafir. Pemilik kebun kafir ini memiliki sikap sombong dengan mengatakan bahwa segala hasil panen dan kekayaan yang dimilikinya berasal dari hasil usahanya. Ia berkata pada pemilik kebun Mukmin bahwa hartanya lebih banyak dan kebunnya tak akan pernah binasa. Ia meyakini bahwa kiamat tak akan pernah terjadi dan seandainya ia meninggal pun akan mendapatkan surga yang indah.
Sang pemilik kebun Mukmin yang sederhana ini lalu menasehati temannya yang kafir. Dia mengatakan bahwa jangan sampai ingkar terhadap nikmat Allah sebab Dia-lah yang telah menciptakannya dari tanah dan setetes air mani.
Lantas seketika Allah turunkan petir yang menggelegar dari langit hingga hancurlah seluruh kebun anggur miliknya. Seluruh hartanya binasa tak tersisa, penyesalan pun tak dapat terhindarkan. Amal kebajikan itu pada hakikatnya lebih baik di sisi Allah daripada harta dunia. Termasuk juga anak-anak yang hanya sekadar perhiasan dunia semata.
Keempat kisah ini hendaknya menjadi hikmah dan pelajaran bagi kita semua dalam menjalani setiap titik-titik kehidupan ini. Terus-menerus memperbaiki diri dalam beribadah kepada-Nya menjadi senjata utama. Mudah-mudahan Allah senantiasa menetapkan dan memantapkan hati kita dalam keimanan, wallahu a’lam.