www.majalahnabawi.com – Tau kah kalian bahwa Ada pepatah lama mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Tentunya pepatah ini pada dasarnya tidak mengkhususkan hanya belajar ke negeri Cina saja, namun intinya kita dituntut untuk menimba ilmu walaupun harus menyeberangi samudera sampai ke negeri seberang. Kita sebagai penerus bangsa tidak boleh bermalas-malasan dalam hal menuntut ilmu, tidak boleh merasa puas dengan apa yang sudah kita punya dan kita harus tetap menggali potensi yang ada di dalam diri kita.

Hilangkan Stigma Negatif Tentang Belajar

Menempuh pendidikan di luar negeri merupakan salah satu impian terbesar bagi para pelajar Indonesia. Bagaimana tidak, sistem pendidikan yang mumpuni menjadikan alasan utama para pelajar berbondong-bondong hijrah ke negeri seberang. Tak dipungkiri pendidikan Indonesia saat ini terbilang kalah dibanding negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, Cina, Korea dan Singapura. Masih banyak PR yang harus dibenahi demi kemajuan kualitas pendidikan Indonesia.

Namun, pada kenyataan di lapangan, banyak yang berstigma negatif tentang belajar di negeri orang. Dianggapnya tidak cinta tanah air, kurang nasionalis, terbawa pengaruh luar dan lain sebagainya. Padahal jika kita telaah lebih lanjut manfaat yang bisa kita ambil setelah belajar di negeri orang beragam. Mulai dari membuka kesempatan karir lebih besar, menambah kedewasaan, memahami banyak budaya, menambah kemandirian dan masih banyak manfaat lagi.

Lebih dari itu, kita bisa menerapkan ilmu yang kita dapat saat kembali ke tanah air. Tentu saja, di sini kepentingannya bukan lagi untuk saya untuk kamu tapi untuk kemajuan bangsa kita, Indonesia. Tidak mungkin, kita para pelajar yang berjuang di negeri orang melupakan tanah air, tempat di mana kita dilahirkan dan dibesarkan. Sekali lagi, tidak ada salahnya mendambakan kuliah di luar negeri.

Namun, menuntut ilmu di negeri orang tidak harus ke negara-negara besar saja. Kita bisa menuntut ilmu dan menggali ilmu di negara kita sendiri, seperti apa yang saya alami saat ini. Saya yang terlahir di tanah Poso Sulawesi Tengah, sangat bersyukur atas karunia nikmat dan kesempatan yang Allah berikan untuk bisa menuntut ilmu di ibu kota besar, “Jakarta”. Jauh dari seberang pulau, menyeberangi lautan dan pulau-pulau indah untuk bisa berada di ibu kota Jakarta hanya untuk menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bermimpilah setinggi-tingginya

Mari sejenak kita mengingat kembali impian-impian semasa kecil. Mungkin ada yang bermimpi untuk menjadi dokter, guru, polisi, tentara, pilot atau bahkan astronot sekalipun. Kita juga sering berandai-andai betapa menyenangkan jika bisa memakai seragam sesuai dengan impian kita. Tak heran beberapa TK saat mengadakan wisuda mengangkat tema tentang profesi. Tentu saja ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profesi yang bisa kita pilih ke depan sesuai impian kita.

Sekian tahun berlalu, apakah mimpi masa kecil itu masih ada? Apakah sudah  terwujud? Atau justru hilang menguap begitu saja seiring bertambahnya usia? Pertanyaan ini juga yang hinggap di kepala saya beberapa waktu terakhir ini. Hingga saya merenung dan merefleksikan apa saja yang sudah saya capai dan yang belum saya capai.

Tak peduli sejauh mana saya berjalan, saya tetap meyakini bahwa mimpi bagaikan anak panah yang mampu menuntun kita ke pintu gerbang kesuksesan. Bermimpi itu gratis, jadi bermimpilah setinggi-tingginya. Bahkan untuk hal yang sering dianggap tidak mungkin oleh kebanyakan orang. Teruslah gantungkan citamu setinggi langit, karena ketika kamu tidak bisa menggapai impianmu, kamu akan terjatuh di antara bintang-bintang. Itulah yang pernah presiden pertama kita dulu –Presiden Soekarno katakan. Jangan lupa, mimpi saja tanpa ada action juga tidak akan ada hasilnya. Idealnya, kita harus mengimbangi dengan beberapa usaha. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan adalah tidak berhenti untuk belajar. Yap, kita paham betul betapa pentingnya pengaruh belajar dalam kesuksesan seseorang. Jadi, teruslah bermimpi dengan bekal usaha dan doa. 

Artikel ini adalah Ucap rasa trimakasih saya pada orang-orang hebat yang terus mendukung dan memberikan kepercayaan sampai saat ini. Semoga Allah selalu melindungi mereka, dipanjangkan umurnya, dilapangkan rezekinya, aamiin.

Masihkah Bermalas-malasan?

Lantas apa yang menjadi alasan bagi kita untuk menuntut ilmu? Sampai kapanpun kita adalah penuntut ilmu, sebagaimana yang Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. katakan: “kita adalah penuntut ilmu hingga hari kiamat”. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menuntut ilmu, selagi jiwa dan raga kita masih ada kita tetap penuntut ilmu. Banyak orang yang ingin melanjutkan bidang studinya, akan tetapi terkendala dengan beberapa faktor, mulai dari ekonomi dan lain sebagainya. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada? Alasan apalagi bagi kita untuk bermalas malasan?

Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.

Arti dari Hadis di atas tentunya sudah tidak asing di benak kita, bahwa kewajiban menuntut ilmu itu diperuntukkan bagi setiap orang Islam. Seorang ulama’ Syekh az-Zarnuji pun menjelaskan, bahwa diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan di mana saja.

Alasan Muslim Wajib Menuntut Ilmu

Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu? Karena ada banyak keutamaan ilmu. Beberapa keutamaan ilmu di antaranya ialah:

  1. Ilmu adalah kekhususan, ilmu adalah keistimewaan yang Allah Swt., khususkan hanya untuk manusia semata. Selain ilmu, manusia dan hewan memiliki kesamaan.
  2. Ilmu dapat mengantarkan seseorang menuju kepada kebajikan dan ketaqwaan. Dan sebab ketaqwaan itu, seseorang dapat memperoleh kemuliaan di sisi Allah Swt., dan kebahagiaan abadi.

Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Wajib bagi setiap pelajar bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen, tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai.

Masya Allah, merujuk pada teks di atas, maka pentinglah bagi setiap diri kita untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar (menuntut ilmu). Semoga rangkuman ini dapat menjadi refleksi untuk diri kita, terlebih khusus bagi penulis pribadi. Aamiin.

Allahu ’alam bish showab.