Majalahnabawi.com – Membangun keluarga bersama istri yang berilmu dan salihah menjadi impian bagi setiap lelaki muslim. Akan banyak kebaikan yang didapatkan dari memperistri wanita seperti itu. Oleh karena itu, Rasulullah Saw di berbagai kitab hadis menganjurkan umatnya untuk mencari istri yang baik agamanya. Dalam artian, wanita tersebut memliki kecakapan dalam bidang ilmu agama dan juga pengamalannya. Salah satunya dalam kitab Al-Jami’ Ma’mar Bin Rasyid riwayat mujahid, Rasulullah SAW bersabda;

‌مَا ‌فَائِدَةٌ ‌أَفَادَهَا ‌اللَّهُ ‌عَلَى ‌امْرِئٍ ‌مُسْلِمٍ ‌خَيْرٌ ‌لَهُ ‌مِنْ ‌زَوْجَةٍ ‌صَالِحَةٍ، ‌إِذَا ‌نَظَرَ ‌إِلَيْهَا ‌سَرَّتْهُ، ‌وَإِذَا ‌غَابَ ‌عَنْهَا ‌حَفِظَتْهُ ‌فِي ‌نَفْسِهَا، ‌وَإِنْ ‌أَمَرَهَا ‌أَطَاعَتْهُ، تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِدِينِهَا، وَجَمَالِهَا، وَمَالِهَا، وَحَسَبِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Artinya; “Tidaklah ada faedah (keberuntungan) yang Allah berikan kepada seorang muslim melebihi istri yang sholihah. Wanita yang ketika dipandang ia memberikan kebahagiaan, ketika suaminya tak ada dia pun menjaga dirinya dan ketika suaminya menyuruhnya dia pun menaatinya. Seorang wanita dinikahi karena empat faktor; karena agamanya, kecantikannya, hartanya dan nasabnya. Maka pilihlah wanita yang beragama niscaya kamu pasti beruntung”.

Ibu sebagai Madrasatul Ula

Ada sebuah ungkapan, bahwa mendidik seorang anak bukan sejak dini melainkan sejak memilih Ibunya. Pernyataan ini benar. Sebab, selain profit yang dinyatakan oleh hadis di atas, seorang istri juga akan menjadi madrasah pertama bagi anaknya. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi setiap calon ayah untuk mencari calon ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dalam kitab Al-hadyu An-Nabawi fi tarbiyatil awlad terdapat syair Syaikh Hafidz Ibrahim yang masyhur dengan sebutan syair an-nail ;

الأمُّ مَدْرسَةً إذَا أعَدَدتها … ‌أعدَدتَ ‌شعْباً ‌طَيبَ ‌الأعْرَاقِ

Artinya; “Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau mempersiapkan anak dengan baik, maka sama halnya engkau mempersiapkan bangsa yang baik”.

Oleh karena ibu menjadi awal bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Tentu menjadi tugas seorang ayah menyediakan madrasatul ula yang terbaik untuk anak-anaknya. Yaitu dengan cara menikah dengan wanita yang baik agama dan budi pekertinya.

Kecerdasan Ibu dan Pembentukan Karakter Anak

Secara pendidikan, madrasatul ula tersebut menjadikan seorang Ibu sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anaknya. Dan secara psikologis, berdasarkan penelitian dari University of Wasington, perempuan (dalam hal ini ibu) banyak menurunkan gen kecerdasan kepada anaknya. Kecerdasan memiliki peran yang sangat urgen dalam membentuk karakter. Dalam ajaran Islam, juga menyatakan hal serupa mengenai hal ini. Meski demikian, bukan berarti seorang ayah sama sekali tak berperan dalam mempengaruhi anaknya. Baiknya karakter anak juga merupakan dampak peran seorang Ayah. Namun, sejarah yang ada menceritakan peran ibu lebih dominan di antara semua peran yang ada.

Salah satu bukti sejarahnya adalah kisah Nabi Musa As dan Musa Samiri. Keduanya lahir dan berada di bawah asuhan yang berbeda. Nabi Musa As lahir dari wanita mulia dan menjadi anak asuh Asiyah atas izin suaminya, Fir’aun yang musyrik. Sedangkan Musa Samiri lahir dari wanita musyrik penyembah berhala dan berada di bawah asuhan Malaikat Jibril As. Meskipun diasuh oleh Fir’aun, Musa As menjadi seorang Nabi yang mulia. Sebaliknya, meskipun berada di bawah asuhan Malaikat Jibril As, Musa Samiri menjadi tokoh kafir yang mengajak orang lain menyembah patung sapi. Syaikh Wahba Az-Zuhaily dalam kitab Tafsir Al-Munir  [2/213] mengutip syair terkait sejarah tersebut;

‌ ‌إِذَا ‌الْمَرْءُ ‌لَمْ ‌يُخْلَقَ ‌سَعِيدًا من الأزل … فقد خاب من ربّى وَخَابَ المؤمّل

فَمُوسَى الذِي رَبَّاهُ جِبْرِيلُ كَافِرٌ … وَمُوسَى الذِي رَبَّاهُ فِرْعَوْنُ مُرُسَلُ

 “Apabila sejak azali seseorang diciptakan tidak dalam keadaan beruntung, Maka seorang yang mendidik dan yang berharap pasti putus asa. Musa yang diasuh oleh Jibril menjadi kafir, dan Musa yang diasuh oleh Fir’aun menjadi utusan”.

Dari semua penjelasan di atas, dapat menjadi renungan betapa pentingnya peran seorang ibu yang berilmu dan salihah bagi anak-anaknya. Bagi yang belum berkeluarga, baiknya mempertimbangkan dengan matang siapa wanita yang pantas menjadi madrasatul ula untuk anak anda nantinya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam.