Inilah Kesederhanaan Makan Rasulullah Saw.
Majalahnabawi.Com – Nabi Muhammad Saw. diutus ke muka bumi untuk menjadi figur teladan bagi semua manusia. Segala aspek kehidupan nabi sudah dirancang untuk menjadi contoh yang baik. Tidak hanya dalam masalah agama, teladan nabi mencakup seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah kesederhanaan serta kezuhudan beliau terhadap perkara duniawi.
Kezuhudan Rasulullah Saw. dicerminkan oleh pola makan beliau yang sangat sederhana. Beliau tidak pernah makan berlebihan, melainkan hanya sebatas memenuhi kebutuhan. Begitu pula menu makan beliau yang sangat sederhana, hanya roti gandum kasar. Dalam Syamail Muhammadiyah, Imam Tirmidzi membahas makanan nabi ini pada bab khusus.
Pada suatu saat Masruq menemui Aisyah ra., lalu dia memanggilnya untuk makan dan berkata:
مَا أَشْبَعُ مِنْ طَعَامٍ فَأَشَاءُ أَنْ أَبْكِيَ إِلَّا بَكَيْتُ. قَالَ : قُلْتُ : لِمَ ؟ قَالَتْ : أَذْكُرُ الْحَالَ الَّتِي فَارَقَ عَلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا، وَاللَّهِ مَا شَبِعَ مِنْ خُبْزٍ وَلَحْمٍ مَرَّتَيْنِ فِي يَوْمٍ (رواه الترمذي)
“Tidaklah aku kenyang karena makanan melainkan aku ingin menangis. Masruq berkata”, Aku bertanya: “Kenapa?” Dia menjawab: “Aku teringat saat-saat ditinggalkan Ra.sulullah SAW, demi Allah beliau tidak pernah kenyang dari roti dan daging dalam sehari sampai dua kali.” (HR. Tirmidzi)
Setiap selesai makan, Aisyah ra. menangis karena teringat sosok Rasulullah saw. yang sangat sederhana. Beliau tidak pernah merasakan kenyang dari roti selama dua hari berturut-turut. Beliau lebih sering merasakan lapar dari pada kenyang hingga beliau wafat.
Terlebih pada peristiwa Khandaq. Untuk menahan lapar, beliau sampai mengganjal perutnya menggunakan kerikil. Hal itu beliau lakukan bersama para sahabat sembari menggali parit dibawah terik matahari.
Adapun roti yang beliau konsumsi bukanlah roti gandum yang berkualitas baik (high quality), melainkan berkualitas jelek. Seseorang bertanya kepada Sahabat Sahl bin Sa’id ra.: “Apakah Rasulullah saw. pernah makan roti yang terbuat dari tepung putih (high quality)?”, ia menjawab:
ما رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّقِيَّ حَتَّى لَقِيَ اللَّهَ (رواه الترمذي)
“Rasulullah SAW.tidak pernah melihat Naqiy (roti yang terbuat dari tepung putih).” (HR. Tirmidzi)
Apabila Nabi saw. tidak pernah melihat makanan tersebut, terlebih lagi memakannya. Ibarat (pernyataan) dalam hadis tersebut adalah untuk menegaskan bahwa Rasulullah Saw. tidak pernah memakan roti tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh al-Mubarukfuri di dalam Tuhfatul Ahwazi.
Demikianlah kehidupan sehari-hari Nabi saw. dan keluarganya sejak beliau diutus menjadi rasul. Keluarga Nabi tidak pernah menyimpan makanan untuk esok hari, karena habis pada hari itu juga. Inilah contoh kesederhanaan makanan Rasulullah Muhammad Saw.
Rasulullah saw. lebih memilih hidup miskin dan berpaling dari kemewahan dunia bukan kerena tidak mampu. Beliau pernah berkurban dengan 100 unta, meberikan ratusan kambing kepada seorang badui, dan beliau memiliki para sahabat yang kaya. Lantas mengapa beliau hidup miskin? Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan di dalam Fahul Bari, bahwa beliau hidup miskin bukan karena tidak mampu dan kekurangan harta, melainkan untuk memberikan contoh yang baik kepada semua manusia (itsar).
Waallahu a’lam.