Nabi Muhammad Saw

Majalahnabawi.com – Tatkala duduk di bangku sekolah dasar, kami selalu disuapi cerita-cerita Nabi Saw setiap kali bulan maulid datang.

Salah satunya adalah ihwal bahwa Nabi Muhammad Saw berasal dari keluarga Hasyimiyah atau keturunan Bani Hasyim. Nama ini dinisbatkan kepada kakek buyutnya, Hasyim bin Abdi Manaf.

Di momen maulid ini, alangkah baiknya jika kita membaca kembali sejarah buyut Nabi ini dalam buku-buku tarikh.

Hasyim bukanlah nama kakek buyut Nabi Saw yang sebenarnya, Hasyim adalah julukan yang disematkan kepadanya oleh penduduk Mekah.

Nama asli Hasyim adalah ‘Amr bin Abdi Manaf. Ayahnya, Abdi Manaf adalah seorang  pemuka Quraisy yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah.

Selain itu, Abdi Manaf adalah orang yang bertanggung jawab mengurusi urusan makanan (rifadah) dan minuman (siqayah) para jamaah haji.

Saat Abdi Manaf wafat, Hasyim lah yang menggantikan posisi ayahnya. Karena kedudukannya yang tinggi ini, beliau dijuluki ‘Amr al-‘Ulaa (yang luhur/mulia).

Lalu, darimanakah asal usul nama Hasyim ini? berikut penjelasannya…

Asal-usul nama Hasyim

Suatu ketika dalam kekuasaannya, Mekah sempat mengalami paceklik yang dimana bahan makanan dan minuman sulit didapat.

Untuk mengatasi hal ini, Hasyim melakukan perjalanan ke Syam untuk membeli tepung dan roti (bahan makanan) demi memenuhi kebutuhan logistik warga Mekah dan para jama’ah haji.

Setelah kembali ke Mekah, Hasyim meremukkan roti dan memberikannya kepada penduduk Mekah hingga mereka kenyang.

Dalam kitab Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam menuliskan:

وَإِنَّمَا كَانَ اسْمُهُ عَمْرًا فَمَا سُمِيَ هَاشِمًا إِلَّا بِهَشْمِهِ الخُبْزَ بِمَكَّة

“Nama Hasyim yang sebenarnya adalah Amr, dia dipanggil Hasyim karena (suka) meremukkan roti”

Peristiwa ‘meremukkan roti’ inilah yang melatarbelakangi mengapa buyut Nabi Saw dipanggil dengan nama Hasyim.

Dalam buku ‘Muhammad Rasulullah Saw’ karya Muhammad Ridha disebutkan bahwa Hasyim adalah orang kaya raya yang dermawan dan gemar melakukan kebajikan. Orang yang berada didekatnya akan merasa tentram dan aman.

Selain itu, beliau juga dikenal sebagai orang yang  pertama kali membuka jalur perdagangan dua kali dalam setahun; jika musim dingin, berdagang ke Yaman yang hangat, dan jika musim panas, berdagang ke Syam yang sejuk.

Detik-detik wafatnya Hasyim bin Abdi Manaf

Bermula saat dalam perjalanan dagang ke Syam, Hasyim singgah di Yasrib dan disana beliau menikahi Salma binti Zaid dari suku Najar.

Setelah menyelesaikan semua urusannya di Yasrib, Hasyim melanjutkan kembali perjalanannya ke Syam, sedangkan istrinya tetap di yasrib karena masih dalam keadaan mengandung anaknya (Syaibah). Namun Hasyim wafat karena terkena sakit keras setelah menginjakan kaki di Gaza (Palestina) dan dimakamkan di sana.

Dalam kitab al-Rahiq al-Mahtum, karya Shafiyurrahman al-Mubarakfury disebutkan bahwa Selama hidupnya, Hasyim dikaruniai empat putra: Asad, Abu Shaifi, Nadhlah dan Abdil Muththalib. Dan lima putri: Asy-Syifa, Khalidah, Dha’ifah, Ruqayyah dan Jannah.

Wallahu A’lam Bi al-Shawwab.