Rasionalika.darussunnah.sch.id × Majalahnabawi.com – Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia dan juga merupakan tempat bersemayamnya iman, akal, dan perasaan. Hati dapat terpengaruh oleh kebaikan dan keburukan yang dilakukan oleh anggota tubuh lainnya. Keburukan dapat mencemari hati dengan dosa, sedangkan kebaikan dapat membersihkan hati dengan tobat.

Dosa adalah salah satu faktor yang dapat mencemari hati dan mengurangi kualitas iman, dapat menimbulkan titik hitam di hati yang akan semakin bertambah jika tidak segera diberhentikan, dapat menghalangi cahaya hidayah dari Allah Swt., dan menjadikan hati tertutup dari kebenaran. Berkaitan dengan hal tersebut, mari kita renungi hadis berikut dan simak penjelasannya.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا اللَّيْثُ ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : “إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ، سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ : { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ } “. (رواه الترمذي)

الترمذي : أبو عيسى محمد بن عيسى بن سورة بن موسى بن الضحاك السلمي الترمذي.

Artinya:

Dari Abu Hurairah r.a. (w. 57 H), dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Sungguh, seorang hamba apabila melakukan suatu dosa, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertobat, maka dibersihkanlah hati tersebut. Dan apabila ia kembali (melakukan dosa), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah “al-raan” yang Allah Swt. sebutkan: Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka (Q.S. Al-Muthaffifin [83]: 14)”.

HR. Al – Tirmidzi (209 H – 279 H : 70 tahun)

Istifadah:

Hadis ini menyadarkan kita tentang bahaya dosa dan maksiat bagi hati kita dan mengajak kita untuk menjauhinya.

Mengajarkan kita tentang pentingnya tobat dan istigfar, berharap, dan memberi harapan bahwa Allah Swt. akan menerima tobat dan mengampuni dosa hamba-Nya.

Q.S. Al-Muthaffifin ayat 14 menceritakan orang-orang kafir. Dan Allah Swt. menyanggah perkataan orang-orang kafir Mekah yang mengeklaim Al-Qur’an sebagai dongeng terdahulu. Al-Qur’an ini adalah firman Allah Swt. dan wahyu-Nya yang diturunkan kepada rasul-Nya. Sesungguhnya yang menghalangi hati mereka daripada beriman adalah “al-raan” yang telah menutupi hati mereka karena banyaknya dosa dan kesalahan.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag, sebenarnya mereka telah mengunci hati mereka sendiri dengan kebiasaan berbuat dosa, membuat hati mereka menjadi keras, gelap, dan tertutup sebagaimana logam yang berkarat. Akibatnya, mereka tak mampu membedakan mana kebenaran dan mana kedustaan. Hanya dengan tobat yang tuluslah hati semacam itu dapat benar-benar suci.

Menurut Tafsir Ibn al-Malik, meskipun ayat ini membicarakan tentang orang-orang kafir, tetapi Rasulullah saw. menyampaikannya sebagai peringatan bagi orang-orang beriman agar mereka takut dan berhati-hati terhadap banyaknya dosa, agar hati mereka tidak menjadi hitam sebagaimana hitamnya hati orang-orang kafir.

Jangan meremehkan maksiat sekecil apa pun. Sekecil apa pun maksiat yang telah kita lakukan, maka itu akan menjadikan hati kita sakit, keras, dan tertutup oleh kegelapan. Dan ini tentu akan memengaruhi kualitas keimanan, ketakwaan, dan keilmuan kita. Jika tidak berusaha untuk wara’ dan ‘iffah (berhati-hati dan menjaga diri dari yang tercela, termasuk dosa yang paling kecil), maka jangan aneh terhadap diri kita yang malas beribadah, susah menyerap hafalan dan ilmu yang merupakan cahaya Allah Swt., atau selalu merasa jauh dari Allah Swt.

Wallahu a’lam