Kiai Shobari

KH Shobari Sang “Akhlaq Berjalan” Guru dari Gus Dur

Majalahnabawi.com – Salah satu cerminan KH Shobari sebagai “akhlaq berjalan”, bisa tergambar oleh cerita muridnya, yaitu K.H Shihabuddin Ahmad.

Ketika beliau menjenguknya yang sedang sakit, KH Shobari memaksakan dirinya untuk duduk sebagai penghormatan terhadap tamu (ikromu dhuyuf).

Kiai Shihabuddin merasa tidak enak dan meminta KH Shobari untuk tiduran saja,

Namun KH Shobari menjawab “sampeyan tamu saya. Masa menghormati tamu sambil tiduran, apalagi sampeyan sudah jauh jauh dari jakarta”.

Dari cerita ini kita bisa mengetahui betapa terpujinya akhlak beliau bahkan terhadap muridnya.

Tidak Heran K.H Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur sangat mengagumi beliau.

Gus Dur juga merupakan salah satu murid KH Shobari. Banyak santri tebu ireng yang sering melihat skuter lambretta Gus Dur terparkir ketika ia suwon kepada beliau.

Namun berbeda dari gurunya yang lain, KH Shobari jarang disebutkan ke muka publik oleh Gus Dur, seperti tang kita ketahui Gus Dur acap kali menyebut gurunya seperti ‘kiai khos’ atau ‘kiai langitan’. Hal ini karena beliau sendiri tidak menyukai ‘kemasyhuran’.

Kendati demikian, Gus Dur sering menjadikan beliau sebagai sosok ideal yang harus ditiru. Seperti dalam suatu cerita pengarang buku yaitu KH cholidi ketika ia berbincang dengan Gus Dur seusai Gus Dur berceramah.

Ditengah perbincangan itu Gus Dur berpendapat bahwa politisi dari tebu ireng masih linear dan tidak berani berfikir out of the box. Ia menambahkan bahwa seharusnya seharusnya mereka mengambil figur sosok Kiai Shobari yang tidak hanya berfikir luas tetapi juga berani out of the box.

Tambah Gus Dur, seharusnya Seorang Kiai itu memiliki sosok sebagaimana KH Shobari. Memiliki perhatian kepada keilmuan tertentu yang ditekuninya secara mendalam sehingga menjadi kekhususan atau kelebihanya.

Sebagaimana ulama terdahulu, ternyata penguasaan atau spesialisasi Kiai Shobari sangat masyhur dikalangan para Kiai. Berbeda dengan yang terjadi belakangan ini dimana seseorang yang mengaku “Alim” ternyata mempunyai kapasitas yang sangat terbatas.

Hal inilah yang menjadikan Kiai Shobari sebagai Guru “sirr”nya Gus Dur yang walaupun namanya tidak banyak disebut namun memiliki pengaruh besar terhadap keilmuan Gus Dur.

 

Similar Posts