Bagaimanakah Model Sandal Rasulullah Saw?
Rasulullah memang sosok yang sangat mencuri perhatian publik. Pada masa hidupnya, Rasulullah layaknya selebriti di kalangan sahabat. Maka wajar jika segala sesuatu yang berhubungan dengan Rasulullah baik berupa ucapan, tingkah laku, sifat, sampai hal yang paling mendetail sekalipun pasti diketahui oleh para sahabat. Selain selebriti pada masanya, Rasulullah juga merupakan idola umat manusia sepanjang masa.
Sebagaimana halnya seorang penggemar, kita pun seharusnya mengenal banyak tentang idola kita, yaitu Rasulullah Saw. Tidak ada alasan untuk tidak mengenal Nabi lebih jauh, karena banyak sekali rIwayat yang bercerita tentang bagaimana sosok Rasulullah Saw. Dari mulai kesempurnaan fisiknya, pakaian, cara makan, cara berjalan, cara duduk bahkan sampai sandal Rasul, ada riwayatnya. Terdapat banyak riwayat seputar model dan bahan sandal Rasulullah dan bagaimana adab Nabi ketika memakai sandal.
Diceritakan bahwa sandal Nabi itu memiliki dua tali sandal yang disebut qibal. Qibal adalah tali pada sandal yang didesain sedemikian rupa agar jari-jari kaki dapat menghimpitnya. Dalam kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam at-Tirmidzi, terdapat kumpulan hadis pada bab tertentu yang khusus membahas seputar sandal Rasulullah Saw. Anas bin Malik pernah ditanya mengenai sandal Rasulullah, lalu beliau menjawab:
كَانَ نَعْلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُمَا قِبَالَانِ
“Sandal Rasulullah memiliki dua tali.”
Ibnu Abbas juga pernah berkata,
كَانَ لِنَعْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِبَالَانِ مَثْنِيٌّ شِرَاكُهُمَا
“Sandal Nabi ﷺ memiliki dua tali yang bercabang dua.”
Imam al-Mubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bi syarhi jami’ at-Tirmidzi menceritakan apa yang dikatakan oleh Imam al-Jazari, bahwa srampat (talI) sandal Rasulullah itu ada dua. Tali pertama terletak di antara ibu jari dan jari yang didekatnya, dan tali yang satunya lagi terletak di antara jari tengah dan jari yang ada didekatnya, lalu dua tali tadi dihubungkan dengan tali yang ada di atas telapak kaki, yang disebut asy-syirak.
Dapat terbayang bahwa tali sandal Rasulullah itu tidak seperti sandal pada zaman sekarang. Sandal Rasulullah memiliki dua tali. Tali pertama di antara ibu jari dan telunjuk, dan tali yang kedua di antara jari tengah dan jari manis. Begitu pula sandal Abu Bakar dan Umar. Kemudian dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Usmanlah yang pertama kali memakai sandal bertali satu yang dimasukkan di antara ibu jari dan telunjuk, seperti sandal-sandal yang ada saat ini.
Selain memiliki tali, diriwayatkan bahwa sandal Rasulullah juga terbuat dari kulit dan polos atau tidak berbulu. Ibnu Umar pernah ditanya oleh Ibnu Juraij, “Aku melihatmu mengerjakan empat perkara yang belum pernah kulihat dari para sahabatmu melakukan hal itu.” Salah satunya yaitu memakai sandal sibti. Sandal sibti adalah sandal yang tidak berbulu. Kemudian Ibnu Umar menjawab,
وَأَمَّا النِّعَالُ السِّبْتِيَّةُ فَإِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْبَسُ النِّعَالَ الَّتِي لَيْسَ فِيهَا شَعَرٌ وَيَتَوَضَّأُ فِيهَا فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَلْبَسَهَا
“Adapun sandal sibti (sandal yang tidak berbulu), maka sesungguhnya aku melihat Rasulullah ﷺ memakai sandal yang tidak berbulu, dan berwudhu dengan memakai sandal tersebut maka aku ingin memakainya.”
Kemudian Sayyidatina Aisyah pernah berkata bahwa Rasulullah ﷺ sering menambal sandalnya dan menjahit pakaiannya sendiri. Dalam riwayat lain juga ditemukan bahwa Rasululullah memakai sandal yang dijahit.
عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَعْرَابِيٍّ أَنَّهُ رَأَى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْلَيْنِ مَخْصُوفَتَيْنِ
“Seorang Badui mengatakan bahwa ia melihat Nabi ﷺ memakai sandal yang ditambal (dijahit).”
Adab Memakai Sandal
Seperti halnya memakai pakaian, Rasulullah juga memperhatikan etika dalam memakai sandal. Setidaknya ada dua hal perlu diperhatikan ketika hendak memakai sandal.
1. Pastikan kita memakai sandal yang berpasangan. Kemudian dipakai langsung keduanya, tidak berjalan hanya dengan satu sandal. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَمْشِي أَحَدُكُمْ فِي نَعْلٍ وَاحِدَةٍ لِيُحْفِهِمَا جَمِيعًا أَوْ لِيُنْعِلْهُمَا جَمِيعًا
“Janganlah salah seorang dari kalian berjalan dengan satu sandal, hendaknya ia melepas semua atau memakai semua.”
2. Memakai sandal dengan mendahulukan kaki kanan, dan melepasnya dengan dimulai dari kaki kiri. Sehingga kaki kanan menjadi yang pertama dipakai dan terakhir kali dilepas.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِيَكُنْ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
“Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal, hendaknya memulai dengan yang kanan, dan apabila melepas hendaknya mulai dengan yang kiri, supaya yang kanan pertama kali mengenakan sandal dan yang terakhir melepasnya.”
Wallahu a’lam bish-shawwab