Kisah Wanita Cantik Iffah yang Berjuang Menjaga Kehormatannya

Majalahnabawi.com – Di masa Bani Israil terdapat suami istri yang harmonis dalam menjalani kehidupan. Si suami terkenal alim dan diangkat sebagai hakim kala itu. Dan si istri adalah wanita salihah yang taat beribadah kepada Allah Swt. Suatu ketika si suami hendak melaksanakan perjalanan haji. Untuk itu, ia berencana menitipkan si istri pada saudaranya yang tak jauh dari kediamannya. Ia percayakan istrinya pada saudaranya sehingga saat melaksanakan ibadah haji ia tak perlu khawatir lagi. Setelah mengantarkan si istri ke rumah saudaranya ia berpamitan untuk berangkat bersama rombongannya.

Mendapat Tuduhan Berzina

Berselang beberapa lama dari berangkatnya si suami, bukannya aman bersama iparnya (saudara suaminya) sang istri malah mulai mendapat beberapa ujian. Iparnya sering merayu dan mengajaknya untuk melakukan hubungan intim yang hal itu merupakan dosa besar yang menjadi murka Allah Swt. Si wanita tersebut menolak dan menasehati iparnya; ‘’ Bertakwalah engkau pada Allah Swt, jangan pernah engkau khianati saudaramu sendiri’’. Bertepatan dengan hal itu setan datang dan membisiki si ipar, setan berkata; ‘’Tuduhlah dia berzina dengan saksi palsu dan rajamlah jika dia tak mau menuruti keinginanmu’’. Si wanita pun diancam akan dituduh zina dengan datangnya empat saksi palsu oleh iparnya sendiri dan akan mendapat hukuman rajam jika ia tak mau bersenang-senang dengan si ipar. Dengan beraninya si wanita berkata; ‘’ Lakukan saja apa yang kamu inginkan’’. Merasa kesal dengan jawaban itu, si ipar mendatangkan saksi zina di hadapan hakim dan ia pun merajamnya hingga si wanita terluka parah dan mati.

Bertemu dengan Penuntun Unta

Di suatu malam yang sunyi, ada penuntun unta yang lewat di sekitar wanita itu dirajam. Si penuntun unta berhenti sejenak karena mendengar suara rintihan dari seseorang di tempat itu. Setelah mencari, ia menemukan seorang wanita yang terluka parah dalam keadaan kritis. Si penuntun unta pun menolongnya dan membawanya ke rumahnya. Di rumah itu si penuntun unta tinggal bersama anak lelakinya yang sudah dewasa. Di rumah si penuntun unta, wanita itu dirawat dengan baik oleh keluarga kecil tersebut.  

Setelah beberapa menjalani perawatan, wanita tersebut merasa lebih baik. Suatu ketika ada teman si penuntun unta yang datang bertamu. Tamu itu terkejut melihat ada wanita cantik di rumah temannya itu. Apakah wanita itu menantu dari si penuntun unta? Dengan obrolan yang cukup lama si penuntun unta mengatakan wanita itu bukanlah menantunya, tapi ia temukan saat pulang dalam keadaan kritis. Suatu waktu, tanpa sepengetahuan si penuntun unta, temannya berhasrat merayu si wanita dan mengajaknya untuk bersenanag-senang dengannya dan hasilnya nihil, sang wanita menolaknya begitu saja.

Kesal dengan penolakan tersebut, di suatu malam si lelaki menyelinap masuk ke rumah si penuntun unta untuk membunuh si wanita, tapi dia salah sasaran, ternyata yang ia bunuh adalah anak lelaki temannya. Dan ternyata diam-diam anak lelaki si penuntun unta itu menyukai si wanita itu juga. Mengetahui anaknya terbunuh tanpa tau pelakunya, si penuntun unta memberi uang dan menyuruh wanita itu untuk pergi khawatir nyawanya terancam jika ia tetap di sini. Si wanita pun pergi dari rumah itu berkelana mencari jalan pulang.

Membayarkan Hutang Seorang Lelaki dan Bertemu dengan Raja yang Adil

Saat di perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yang disalib karena tak mampu membayar hutang. Ia pun membantunya dengan melunasi hutang lelaki tersebut. Sebagai bentuk terimakasih, lelaki itu menyerahkan dirinya bersedia menjadi budak bagi si wanita. Mereka pun berjalan bersama hingga sampai di pinggir lautan. Dan tanpa disangka, melihat kecantikan tuannya, si budak itu merayu dan mengajak untuk bersenang-senang dengannya, tapi si tuan menolak dan berkata; ’’ inikah balasanmu padaku yang telah menyelamatkanmu?’’ Mendengar jawaban itu, akhirnya si budak menyerah untuk merayu lagi.

Tapi niat jahat lainnya masih ada, si budak menemui saudagar yang sedang melabuhkan kapalnya dan berkata; ‘’ Aku punya budak cantik dan aku ingin menjualnya seharga 300 dinar‘’. Ketika saudagar itu melihat budak wanita itu, segera ia serahkan uang pada lelaki yang menjualnya. Setelah transaksi selesai, Saudagar itu menemui si wanita dan mengajaknya ke kapal karena sekarang dia telah menjadi budaknya. Si wanita menyangkal kepemilikan budak itu; ‘’Aku ini orang merdeka”.  Mendengar jawaban itu, saudagar menarik paksa si wanita hingga keduanya berlayar ke tengah lautan.  

Saat malam tiba, saudagar itu menyentuh si wanita dan ingin bersenang-senang dengannya. Si wanita menghindar dan berkata; ‘’ Bertakwalah engkau pada Allah Swt’’. Saudagar itu pun marah dan memukul wajah si wanita. Bersamaan itu datang angin yang sangat kencang sehingga menerpa kapal dan membuatnya tenggelam. Dan berkat bertolongan Allah Swt, si wanita selamat hingga terdampar di pinggir laut. Ia pun pergi dan bertemu dengan raja yang adil. Si wanita menceritakan semua kejadian yang menimpanya pada raja. Dan raja pun menempatkan si wanita di rumah yang aman dari bahaya agar si wanita bisa nyaman beribadah. Berbulan-bulan lamanya ia pun masyhur dengan kesolehahannya karena taat beribadah. Mendengar akan hal itu ada sekelompok orang yang berpenyakit datang untuk meminta doa pada wanita tersebut. Dan berkat kuasa Allah Swt, orang-orang tersebut sembuh dari penyakitnya. 

Kembali Bertemu dengan Suami Tercinta

Ketika si suami datang dari ibadah hajinya, ia tak menjumpai istrinya di rumahnya. Ia pun bertanya kepada tetangga-tetangga dan mengatakan kepada suaminya; “Istrimu itu berzina dan telah dirajam”. Serasa tak percaya dengan hal itu, sang suami pergi menemui saudaranya untuk meminta kejelasan. Belum sempat bertanya, ia terkejut dengan keadaan saudaranya yang buta dan empat orang (saksi palsu) yang pada mulut mereka terdapat borok. Seseorang mengatakan kepada si suami; ’’Bawalah saudaramu ini pada wanita salihah agar dia mendoakannya’’. Mereka semua pun pergi bersama menemui wanita salihah itu untuk meminta doa. Saat di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang penuntun unta dan temannya (pembunuh anak si penuntun unta) yang berpenyakit parah. Kemudian mereka juga bertemu dengan pemuda (lelaki yang menerima hukuman salib) yang buta dan saudagar yang keadaan tubuhnya digrogoti penyakit. Mereka semua berjalan satu tujuan menuju wanita salihah untuk meminta doa padanya.

Mengakui Perbuatan Keji

Saat tiba di kediaman wanita salihah dan mereka semua meminta doa padanya, si wanita itu mengetahui tamu-tamu itu. Mereka semua adalah orang-orang yang pernah berbuat jahat padanya. Si wanita berkata; ‘’Siapa yang mengakui dosanya akan ku doakan”. Mendengar hal itu mereka semua merasa malu untuk mengakui dosanya. Saudara si suami berkata; “Aku malu mengakuinya di depan saudaraku sendiri’’. Saudaranya pun berkata; “Tak apa-apa saudaraku, katakan saja’’.

Mereka semua yang berpenyakit satu-persatu mengakui dosanya masing-masing. Mulai dari saudara si suami yang berkata; ‘’Wahai saudaraku, maafkanlah aku. Aku telah merayu istrimu dan ia menolaknya. Aku pun menuduhnya berzina dengan saksi palsu dan kami pun merajamnya hingga mati”. Kemudian teman dari si penuntun unta berkata; “Aku bertemu dengan seorang wanita dan aku merayunya, tapi ia menolak. Aku pun berencana membunuhnya dan salah sasaran sehingga aku membunuh anak lelaki temanku”.

Kemudian pemuda yang buta berkata; “Aku adalah seorang yang mendapat hukuman salib karena tak mampu melunasi hutangku, tapi ada wanita cantik yang menolongku. Suatu saat aku merayunya dan ia menolakku. Aku pun menjualnya sebagai budak pada saudagar di kapal”. Dan saudagar berkata; “Aku lah saudagar yang membeli wanita itu. Saat perjalanan di atas kapal aku mengajaknya untuk memuaskanku, tapi ia menolak dan menasehatiku untuk bertakwa pada Allah Swt. Aku pun marah dan memukulinya. Seketika itu datang ombak besar yang menerjang kapalku dan membuatnya tenggelam”.

Sang Wanita Memaafkan Para Pelaku Perbuatan Keji

Wanita itu berkata pada salah seorang dari mereka yang itu adalah suaminya; “ Wahai lelaki ini, mendekatlah”. Kemudian si wanita menyingkap cadarnya. Sang suami terkejut dan bertanya; “Kamu ini istriku? Dan kamu selamat dari kematian”. Si wanita pun menceritakan semua yang terjadi hingga Allah Swt menjadikan ia wanita yang terkenal bisa mengobati orang-orang dengan doa. Dan ia berkata pada suaminya; “Wahai suamiku, engkau telah mendengar apa yang telah terjadi pada istrimu ini. Engkau boleh memilih qisas atas yang terjadi padaku, atau memaafkan mereka. Itu terserah padamu, tapi aku sendiri telah memaafkan mereka”. Kemudia sang istri berdoa; اللهم اكشف عنهم ضرهم  “ ya Allah sembuhkanlah segala penyakit yang menimpa mereka”. Dengan kuasa Allah Swt mereka semua sembuh dari penyakitnya. Dan sang suami pun membawa istrinya pulang dengan bahagia bisa berkumpul kembali.

Cerita ini termaktub dalam kitab Al-Jawahir Al-Lu’luiyya yang menukil dari Imam Ibnu Jauzi dalam kitab Uyunul hikayat (414-421) riwayat Ja’far bin Shadiq.

Similar Posts