Majalahnabawi – Pewaris pertama Rasulullah Saw. adalah para sahabat. Dan karena terkadang mereka menyaksikan bagaimana Al-Quran saat turun sebagai wahyu. Para sahabat juga yang menyaksikan hadis-hadis ketika Nabi sabdakan. Sehingga pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw., kaum muslimin menanyakan berbagai persoalan apapun kepada para sahabat. Karena beliau-beliaulah tempat yang tepat setelah wafatnya Nabi untuk ditanyai permasalahan.

Sahabat Orang yang Paling Tepat Sebagai Tempat untuk Bertanya

Para sahabat Nabi adalah orang yang sangat memahami teks dan makna Al-Quran dan hadis, dan mengetahui asbabun nuzul maupun asbabul wurud alquran maupun hadis. Sehingga tidak heran lagi ketika Rasulullah Saw. memberikan lisensi kepada para sahabat dengan status orang yang paling tepat untuk dijadikan sebagai tempat untuk bertanya. Rasulullah saw bersabda:

أَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمْ اِقْتَدَبْتُمْ اِهْتَدَيْتُمْ

“Sahabat-sahabatku sebagaimana bintang-bintang. Dengan mengikuti mereka kalian, maka kalian akan mendapatkan petunjuk.

Sahabat yang Paling Banyak Meriwayatkan Hadis

”Abdurrahman bin Sakhr al-Dausi, sahabat yang terkenal dengan sebutan Abu Hurairah adalah sahabat yang banyak sekali meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw. yang berjumlah 5374 hadis. Para ulama mengakui bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Talhah bin Ubaidillah berkata: “Aku tidak pernah ragu bahwa Abu Hurairah telah mendengar hadits Nabi yang belum kami dengar”. Abdullah ibn Umar mengakui sahabat Abu Hurairah, beliau berkata “Abu Hurairah itu lebih baik dari pada aku dan beliau lebih paham terhadap apa yang Rasulullah Saw. sabdakan.”

Di balik kehebatan dan kegemilangan ini, beliau memiliki keutamaan yang tidak sahabat lain tidak memilikinya. Beliau mendapatkan berkah dari doa Nabi, yaitu beliau tidak pernah lupa setelah Nabi mendoakannya.

Zaid bin Tsabit Seorang Ahli Faraid

Sahabat Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat yang sangat alim di bidang ilmu faraid (pembagian harta waris). Imam al-Nasa’i meriwayatkan pada suatu ketika ada seorang laki-laki yang datang kepada sahabat Zaid bin Tsabit untuk bertanya perihal pembagian harta waris, “Wahai Zaid, aku mempunyai masalah dalam pembagian harta waris, bisakah aku bertanya kepdamu?.” Namun sayangnya Zaid bin Tsabit menolak untuk menjawabnya dari menyelesaikan masalah laki-laki tersebut, “Bagaimana aku akan menjawab pertanyaanmu sementara sahabat Hurairah masih bisa kamu temui.”

Laki-laki yang bertanya tadi kebingungun, “Kenapa engkau berkata seperti itu? ” Zaid bin Tsabit tetap menyuruh laki-laki itu untuk mendatangi dan bertanya kepada sahabat Abu Hurairah, “Kamu harus menemui lalu bertanya kepada Abu Hurairah”. Kemudian sahabat Zaid bin Sabit bercerita. “Pada suatu hari, Allah Swt. memberiku anugerah kesempatan yang sangat besar, saat itu aku bersama Abu Hurairah dan satu sahabat lain berada di dalam masjid, kami sedang berdoa dan berdzikir, tidak lama kemudian Rasulullah saw keluar menemui kami di masjid. Beliau menghampiri kami lalu duduk di antara kami, kemudian beliau bersabda, “Berdoalah, mintalah apa yang kalian inginkan, aku akan mengamini doa yang kalian panjatkan”, mendengar sabda Nabi kami pun berdoa secara bergantian dan Abu Hurairah berdoa paling terakhir.

Doa Sahabat Abi Hurairah

Setelah kami berdoa telah memanjatkan doa dan Nabi mengamininya, sahabat Abi Hurairah pun berdoa:

اَلَّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَا سَأَلَكَ عِلْمًا لَا يُنْسَى

(Ya Allah aku meminta seperti apa yang diminta oleh sahabatku, dan aku mohon ilmu yang tidak pernah dilupakan),

Kemudian, Rasulullah Saw mengamininya. Kami berdua pun matur kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah, kami juga ingin berdoa agar mendapatkan ilmu yang tidak pernah dilupakan,” Rasulullah menjawab “Kalian sudah didahului oleh pemuda Al-Dausi (Abu Hurairah)”, begitulah kelebihan sahabat Abu Hurairah dari pada aku” ,lanjut sahabat Zaid.

Al-Bukhari meriwayatkan ,bahwa sahabat Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, karena beliau mendapatkan barakah dari Nabi Muhammad Saw. Setelah beliau mengadu bahwa hadis-hadis yang telah beliau dengar dari Rasulullah hilang lantaran lupa. Beliau bercerita ketika mengadu kepada Rasulullah “Ya rasulullah, aku telah banyak mendengar hadis dari engkau, namun aku telah lupa hadis yang banyak itu,” kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “bentangkan selendangmu wahai Abu Hurairah!” kemudian aku membentangkan selendangku, “letakkan selendang ini di dadamu” lanjut Rasulullah, “Setelah itu aku menempelkan selendang tadi ke dadaku sesuai perintah dari baginda Rasulullah, dan aku tidak pernah lupa terhadap hadis Nabi satu pun setelah kejadian itu.” Semenjak saat itulah sahabat Abu Hurairah tidak pernah lupa terhadap apa yang pernah Rasullah Saw ajarkan. Dan oleh sebab itulah sahabat-sahabat yang lain mendahulukan Abu Hurairah untuk menjawab pertanyaan.

By Thoha Abil Qasim

Mahasantri Ma'had Aly Situbondo