Konsisten Berdoa kepada Allah

rasionalika.darussunnah.sch.idSelaku manusia yang merasa memiliki iman kepada Allah dan Rasul-Nya, sepatutnya mencontoh doa yang Nabi ﷺ rutinkan.

Konsistensi menjadi suatu tantangan tersendiri bagi setiap individu. Bahkan salah satu kunci kesuksesan adalah konsistensi itu sendiri.

Bisa dikatakan, ini adalah era modern. Sebuah era di mana materi merupakan barometer keberhasilan. Aspek kerohanian seringkali luput dari pandangan dan membuat kita terlena bahwa materi juga sifatnya sementara.

Rasulullah ﷺ menjadi bukti nyata untuk senantiasa konsisten mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Beliau teladankan bahwa melanggengkan panjatan doa berujung pada ketenangan hidup berkat ridha Allah Swt.

Doa Nabi saat Pagi dan Sore

Berikut kami hadirkan sebuah doa yang konsisten dipanjatkan Nabi ﷺ setiap hari saat pagi dan sore hari:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى الْبَلْخِىُّ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ح وَحَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ – الْمَعْنَى – حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ مُسْلِمٍ الْفَزَارِىُّ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ أَبِى سُلَيْمَانَ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدَعُ هَؤُلاَءِ الدَّعَوَاتِ حِينَ يُمْسِى وَحِينَ يُصْبِحُ «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي». وَقَالَ عُثْمَانُ «عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي. اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي. وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي».

Artinya: Dari Jubair bin Sulaiman bin Jubair bin Muth’im ia berkata: Aku mendengar Ibnu Umar ra. (w. 73 H) berkata:Belum pernah Rasulullah ﷺ meninggalkan doa-doa tersebut saat tiba waktu sore dan pagi hari: Wahai Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Wahai Allah, aku mohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta. Ya Allah, tutupilah auratku, -Utsman (bin Abu Syaibah) menyebutkan dengan lafadz: “Auratku”- dan amankanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan dari atas. Aku berlindung kepada-Mu dengan kebesaran-Mu agar aku tidak diserang dari arah bawah.” (HR. Abu Dawud)

Istifadah

Demikianlah hadis yang rutin dipanjatkan baginda Nabi ﷺ di setiap pagi dan sore harinya.

Setiap yang dipanjatkan beliau dalam doanya tersebut tentu sangat menarik untuk dibahas. Namun, ada satu hal yang perlu merenungkan doa tersebut, yaitu perihal aurat.

Imam al-Adzim Abadi dalam kitabnya, ‘Aunul Ma’bud, menerangkan bahwa maksud aurat di sini adalah keburukan yang ada pada manusia dan segala apa yang memalukan darinya.

Artinya, permohonan Nabi ﷺ agar Allah menutup aurat manusia tidak sebatas permohonan untuk menutup apa yang tidak pantas terlihat pada salat saja (baca: aurat). Tapi lebih dari itu, beliau minta kepada Allah agar hal-hal buruk manusia tidaklah terumbar begitu saja sehingga kemudian menimbulkan madarat yang bisa menghantuinya kapanpun itu.

Maka kita selaku manusia yang merasa memiliki iman kepada Allah dan Rasul-Nya, sepatutnya mencontoh doa yang Nabi ﷺ rutinkan demi mendapatkan kehidupan yang penuh dengan naungan Allah dan terhindar dari marabahaya yang ada.

Similar Posts