Pada tulisan sebelumnya dibahas Sayyidah Aisyah ra dan Ummu Salamah ra yang menempati urutan pertama dan kedua terbanyak yang meriwayatkan hadis dari kalangan Ummahatul mukminin. pada urutan ketiga terdapat sayyidah Maimunah ra yang meriwayatkan hadis sebanyak 76 hadis.

Beliau adalah Maimunah binti al-Harist al-Hilaliyah yang merupakan saudara perempuan Ummu fadl ibundanya Abdullah bin Abbas dan saudara Lubabah as-Sugra ibunda Saifullah Khalid bin Walid. Maimunah terlahir dengan nama asli Barrah yang kemudian diganti oleh Rasulullah  menjadi Maimunah setelah menikahinya.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Maimunah pernah menikah dengan Mas’ud bin Amar as-Staqafi namun berakhir dengan perceraian. Beliau menikah lagi dengan Abu Rahm bin Abdil Uzza tapi juga tidak bertahan karena suaminya meninggal dunia. Lalu Rasulullah menikahi Maimunah pada bulan Zul Qa’dah tahun ke 7 Hijriyah di daerah Saraf (kawasan antara Mekkah dan Madinah) setelah beliau selesai melaksanakan Umrah Qadha.

Maimunah merupakan istri terakhir Rasulullah. Beliau dikenal dengan sifat takwanya, iman, suka bersilaturrahmi namun tetap tegas dalam menjalankan agama. Berbagai pujian ditujukan kepada Sayyidah Maimunah, seperti yang diungkapkan Sayyidah Aisyah “Sesungguhnya Maimunah adalah wanita yang paling bertakwa diantara kami dan yang paling baik dalam menyambung silaturrahmi”.

Dalam kesempatan lain Yazid bin Aslam menuturkan “suatu kali pernah salah seorang kerabat Maimunah datang berkunjung kerumahnya. Maimunah mencium bau minuman keras pada saudaranya tersebut. Dengan tegas beliau berkata: jika kamu tidak keluar menemui kaum muslimin agar mereka mencambukmu atau mensucikanmu maka jangan pernah lagi datang menemuiku” mengutip dari Ibnu Saad dalam al-Thabaqat al-Kubra nya.

Terkhusus dalam periwayat hadis Maimunah meriwayatkan 76 hadis. 31 hadis terdapat dalam kitab sunan yang empat dan diriwayatkan oleh al-Bukhari-Muslim secara bersamaan tujuh hadis, secara terpisah al-Bukhari meriwayatkan satu hadis dan Muslim lima hadis.

Hadis-hadis yang dimiliki Maimunah selama menjadi bagian dari hidup Rasulullah diriwayatkan kepada Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Syaddad, Abdirrahman bin Saib, Yazid bin Aslam, Sulaiman bin Yasar, dan lainnya.

Secara umum periwayat hadis Maimunah berkisar kepada nama-nama diatas yang merupakan keponakannya dan kerabat dekatnya. Disamping itu, hadis-hadis yang diriwayatkan Maimunah juga berbicara seputar amalan praktis dalam kehidupan yang ia dapatkan selama bergaul bersama Rasulullah selama lebih kurang tiga tahun.

Diantara riwayat hadis dari Maimunah dalam bab thaharah misalnya terkait tata cara mandi junub, wudhu’ Rasulullah menggunakan kelebihan air dari istrinya, bergaul dengan istri yang tengah haid, membaca al-Quran dipangkuan istri yang tengah haid. Semua hadis ini merupakan perbuatan yang beliau saksikan dan lakukan bersama Nabi.

Dalam bab shalat beliau meriwayatkan terkait keutamaan shalat di masjid Nabawi, tatacara sujud Nabi. Pada bab puasa terkait puasa hari Arafah. Dan beliau juga meriwayatkan hadis terkait Malaikat tidak akan memasuki rumah yang disana terdapat anjing dan gambar.

Riwayat paling populer terkait beliau adalah cerita pernikahan beliau dengan Rasulullah apakah dilaksanakan ketika sedang melakukan ihram atau setelahnya? Karena terdapat riwayat yang menguatkan kedua kondisi tersebut. Seperti riwayat Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Rasulullah menikahi Maimunah ketika Ihram dan tinggal bersama setelah selesai ihram. Sementara Maimunah sendiri menyatakan bahwa Rasulullah menikahinya ketika keduanya telah selesai ihram saat berada di Saraf. Riwayat ini dikuatkan oleh riwayat Yazid bin Aslam yang menyatakan bahwa Rasulullah meminang dan tinggal bersama dengan Maimunah dalam kondisi halal (tidak sedang ihram).

Tiga tahun menghabiskan waktu dirumah kenabian merupakan waktu yang cukup bagi Maimunah untuk bisa mengetahui banyak tentang sabda-sabda kenabian. Disamping itu beliau hidup sampai tahun 51 Hijriyah setelah Rasulullah wafat, waktu yang terbilang panjang untuk beliau meriwayatkan hadis-hadis terkait kehidupan Rasulullah sehingga pesan-pesan kenabian tersebut bisa dipahami oleh umat muslim sampai hari ini.