Maimonides: Dari Musa Hingga Musa, Tak Ada yang Seperti Musa

Musa bin Maimun (1135-1205 M), yang dalam bahasa Ibrani disebut Mosheh ben Maimon, atau Maimonides dalam ujaran Latin, adalah dokter dan filsuf Ibrani paling kondang dari seluruh penjuru Arab. Nama Ibn Maimun juga merujuk pada Mosheh hal-Zeman atau “Sang Musa pada Zamannya”.

Maimonides dilahirkan pada 30 Maret 1135 atau 1138 – 13 Desember 1204  di Cordoba, Spanyol pada suatu masa yang dianggap oleh para pakar  sebagai akhir dari zaman keemasan budaya Yahudi di semenanjung Iberia, setelah beberapa abad awal pemerintahan bangsa Moor.

Penyebutan Ibn Maimun dengan predikat semacam itu, jelas menandakan betapa tinggi posisinya di mata umat Yahudi. Kutipan yang tertera dalam judul di atas, yang cukup terkenal di milieu umat Yahudi, bahwa “Dari Musa hingga Musa, tidak ada lagi yang seperti Musa” jelas membenarkan fakta itu. Adagium itu  ditemukan dan dikutip dari karya Hitti, History of the Arab. Maksudnya, dari zaman sejak Nabi Musa As hingga Maimonides, tidak muncul tokoh sekaliber Moimonides. Mungkin pernyataan ini agak berlebihan, namun itulah eskpresi. Ia menunjukkan betapa pentingnya sosok Maimonides di antara umat Yahudi.

Maimonides adalah rekan dan murid Ibn Rusyd (Averroes). Seperti Ibn Rusyd, di samping filusuf, Maimonides juga ulama. Saat Ibn Rusyd diasingkan dari lingkungannya sendiri, yang dikenal dengan tragedi Nakbah (inkuisisi), Ibn Rusyd justru diterima dengan baik di lingkungan Yahudi. Ia disambut, dijadikan guru. Di antara yang memperlakukan demikian adalah Maimonides, sosok yang kita bicakan kali ini.

Tidak banyak orang yang mengetahui tentang pemikiran Maimonides ini secara pasti. Dari catatan Ernest Renan yang tertuang dalam karyanya, Ibn Rusyd wa ar-Rusydiyyah, terdapat sebuah informasi betapa Maimonides banyak terpengaruh oleh Ibn Rusyd. Buku-buku yang membedah tentang filsuf dan pemikirannya, juga banyak yang menyebut demikian. Namun, itu sumber sekunder, bukan langsung dari karya Maimonides.

Tidak seperti Ibn Rusyd yang sejumlah karyanya cukup populer; karya Maimonides betul-betul asing. Namun ada salah satu karya terpenting Maimonides, Dalalat al-Ha’irin (The Guide for The Perplexed) yang sudah ditahqiq dengan baik dari sumber-sumber berbahasa Ibrani oleh Prof. Husyein Atay.

wa-Allahu a’lam.

 

 

Similar Posts