Walau umat Islam sudah mengetahui bahwa tidak ada nabi lagi setelah nabi Muhammad, kita masih mendapati beberapa orang yang mengaku menjadi nabi. Pengakuan mereka beraneka ragam, dari mengaku nabi, mendapatkan “wangsit” melalui mimpi, hingga yang bermeditasi di gunung kemudian mendapatkan bisikan gaib.

Telah dijelaskan di dalam Al-Alqur’an, bahwasanya Nabi Muhammad adalah penutup para nabi sebelumnya, Allah Swt berfirman :

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

 “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah maha Mengetahui segala sesuatu” (Q.S Al-Ahzab : 40).

Kemudian timbul pertanyaan, apakah kenabian itu bisa diperoleh dengan usaha?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, kita harus mengetahui definisi kenabian. Imam Abduss Salam Al-Laqqoni menjelaskan, kenabian ialah anugerah Allah berupa Hukum syariat yang bersifat taklifii (dipatuhi), kepada laki-laki yang berakal dan merdeka, baik dia diperintahkan untuk menyampaikan hukum syariat itu atau tidak, mempunyai kitab atau tidak, mempunyai hukum syariat yang memperbaharui atau tidak, dan mempunyai hukum syariat yang menghapus hukum syariat terdahulu atau tidak.

Orang-orang Muslim bersepakat, bahwa kenabian diporelah dari pemberian Allah terhadap hamba yang ia inginkan, kenabian tidak bisa didapat dengan usaha manusia itu sendiri, hal ini didasarkan firman Allah Swt :

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

 “Allah memilih para utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S Al-Hajj : 75).

Imam Ibrahim Al-Laqqoni menulis permasalah dalam bentuk syiir, yaitu

ولَمْ تَكُنْ نُبُوَّةٌ مُكْتَسَبَةْ # وَلَوْ رَقَى فِيْ الخَيْرِ أَعْلَى عَقَبَة

 “Kenabian adalah sesutau yang tidak bisa diperoleh, walaupun seseorang berusaha keras dalam mengerjakan kebaikan seperti naik ke puncak gunung.

Imam Ibrahim Al-Baijury menjelaskan makna bait tersebut, bahwa kenabian tidak bisa didapat dengan usaha-usaha tertentu, seperti memperbanyak menyendiri, beribadah, selalu mengkonsumsi yang halal saja, dsb. Kenabian adalah keistimewaan dari Allah yang tidak bisa didapatkan dengan usaha, keistimewaan itu berupa mendapatkan wahyu dari Allah.

Walaupun seperti itu, ada sebagian kelompok  yang menyakini, bahwa kenabian itu bisa didapatkan dengan usaha, bukan hanya pemberian Allah. Kelompok ini berpendapat, kenabian bisa diperoleh dengan berbagai usaha khusus seperti yang telah dijelaskan di atas.

Mereka juga menambahkan, ada tiga faktor utama yang di mana manusia bisa mencapai derajat kenabian dengan usahanya, yaitu :

  1. Mempunyai pengetahuan yang mendalam terhadap sesuatu yang gaib.
  2. Mempunyai kekuatan dan sesuatu yang di luar nalar.
  3. Mampu mendengar kalam Allah dan melihat wujud malaikat dengan wujud yang ia lihat.

Tentu dengan pendapat kelompok tersebut, bukan tidak mungkin manusia bisa mencapai derajat kenabian dengan usahanya, atau muncul nabi lagi setelah nabi Muhammad Saw.

Pendapat kelompok tersebut adalah pendapat yang batil, karena menyalahi firman Allah pada Q.S Al-Hajj ayat 75 yang telah disebutkan di atas, bahwa hanya Allah yang berhak memilih utusanya, bukan yang lain atu bukan karena usaha.