buku sejarah dan metode dakwah nabi

Majalah Nabawi – Saya yang lahir dan besar di tanah Poso, ingin memberikan sebuah tanggapan terhadap karya dari guru besar kita, K.H Ali Mustafa Yaqub. Karya tersebut berjudul “Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi”. Setelah saya membaca karya beliau, saya menyadari bahwa umat Islam Poso nampaknya cocok dan strategis untuk seorang dai yang menerapkan metode seperti yang telah dicantumkan di dalam karya beliau. Mengapa demikian?

Dalam Islam, berdakwah merupakan salah satu kewajiban yang mesti dilaksanakan oleh setiap Muslim. Apalagi bagi mereka yang diberi kelebihan harta dan ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Dalam al-Quran ataupun kitab-kitab hadis, banyak sekali ayat-ayat atau hadis-hadis Nabi ﷺ tentang celaan terhadap orang-orang yang enggan berdakwah. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah al-Baqarah ayat 159 :

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلْنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلْهُدَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِى ٱلْكِتَٰبِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ يَلْعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan (tidak menyampaikan) apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknat pula oleh semua makluk yang melaknati”.

Ayat ini menegaskan bahwa kutukan dan laknat Allah akan diturunkan kepada umat Islam yang tidak mau menyampaikan ajaran agama Islam. Dengan arti lain, berdakwah merupakan langkah untuk menolak marah dan laknat Allah serta jalan untuk mencapai ridha-Nya.

Dalam menjalankan misinya, yaitu mengembangkan ajaran Islam, hendaknya para dai memahami serta mencontoh dakwah Nabi ﷺ. sehingga dakwah yang dilakukan tidak sia-sia dan bisa mencapai keberhasilan sebagaimana yang dicapai Rasulullah ketika berdakwah dahulu.

Tiga Metode Dakwah Ala Nabi

Kiai Ali Mustafa Yaqub rahimahullah dalam bukunya menyebutkan beberapa pendekatan atau metode dakwah yang menjadi kunci keberhasilan dakwah Nabi Saw. Metode-metode tersebut, selain lahir dari ide Nabi ﷺ sendiri, juga berlandaskan kepada ayat al-Quran yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat 125 :

ادْعُ إِلى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Berserulah ke jalan Tuhanmu dengan (metode) hikmah, mauizah hasanah, dan diskusi dengan cara yang baik”.

Ayat ini dengan jelas memaparkan tiga metode dakwah yang diperintahkan Allah kepada Nabi ﷺ. Yaitu dengan hikmah, mauizah hasanah, dan berdiskusi dengan baik.

Pertama, dengan Hikmah

Menurut Imam as-Syaukani, makna kata hikmah yang terdapat dalam ayat ini adalah ucapan-ucapan yang tepat dan benar. Dalam tafsiran lain, ada juga yang memaknai dengan argumen-argumen yang kuat dan meyakinkan.

Sementara itu, Sayyid Quthb menjelaskan bahwa dakwah dengan hikmah ini akan berhasil dengan memerhatikan tiga faktor. Pertama, keadaan dan situasi orang-orang yang didakwahi (objek dakwah). Kedua, kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka tidak merasa keberatan dengan beban materi tersebut,. Ketiga, metode penyampaian materi dakwah, dengan membuat variasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi pada saat itu.

Kedua, Mauizah Hasanah

Adapun yang dimaksud dengan al-Mauizah al-Hasanah adalah ucapan yang berisi nasihat-nasihat baik dan dapat bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya. Artinya, seorang dai semestinya berdakwah dengan paparan kata-kata yang penuh berisi dengan nasehat-nasehat keagamaan, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengambil pelajaran yang baik dan agamis dari apa yang disampaikan tersebut.

Ketiga, Berdiskusi yang Baik

Metode ini merupakan salah satu metode dakwah Nabi yang berhasil mengembangkan agama Islam. Banyak kaum non Islam yang terbuka hati dan pikiran mereka setelah berdiskusi dengan Nabi ﷺ. Tentunya, diskusi yang dilakukan Nabi ﷺ ini dilakukan dengan cara yang lemah lembut, sopan serta tidak menyakiti hati lawan diskusi. Semoga tiga metode dakwah diatas dapat kita terapkan, agar dakwah yang kita lakukan berhasil dalam mengembangkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamiin.

Saya berpendapat demikian, karna sekama saya tumbuh di tanah Poso banyak sekali merasakan kekurangan dari para pendakwah di sana. Apalagi Poso merupakan daerah yang pernah terjadi konflik antar umat beragama, yang masih perlu banyak ilmu-ilmu agama yang benar yang harus diajarkan di sana yang sesuai dengan tuntunan al-Quran dan hadis.

Banyak dai yang hanya menggunakan pengetahuan saja tanpa berlandasan dengan metode yang cocok untuk berdakwah di sana. Dari karya Pak Kiai ini saya berpendapat sangat cocok untuk diterapkan di sana. Apalagi umat Islam Poso sedikit banyaknya saling berbaur dengan umat Nasrani. Boleh jadi jika para dai menerapkan metode ini, umat non Muslim yang saling berbaur dengan umat Muslim di sana bisa terketuk pintu hatinya . Dan umat Islam di sana juga bisa memiliki iman serta pengetahuan agama yang kuat dan benar yang sesuai dengan al-Quran dan hadis.

Demikian tanggapan dan saran saya. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan perlindungan dan semoga kita termasuk hamba yang masuk di surganya Allah Swt. Amin ya rabbal ‘alaminn.