Mengapa Taubat Firaun Tidak Diterima
Oleh: Ibnu Fadhil
Majalahnabawi.com – Kisah tenggelamnya Firaun saat mengejar Nabi Musa sudah sangat familiar. Diceritakan, saat laut mulai kembali menutup, Firaun mengucapkan keimanannya. Cerita ini diabadikan Allah Swt. dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُوْدُهٗ بَغْيًا وَّعَدْوًا ۗحَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir‘aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya). (Q.S. Yunus 10:90)
Dalam ayat ini Firaun mengucapkan keimanan sampai tiga kali
1. اٰمَنْتُ
2. لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ
3. اَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Lantas mengapa Allah Swt. tidak menerima keimanannya? bukankah Allah Swt. adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penerima Taubat? Untuk menjawab pertanyaan ini, Ulama menjelaskan beberapa alasan mengapa keimanan Firaun tidak diterima Allah Swt.
1. Azab Sudah Terlihat
Al-Qur’an menjelaskan dalam sebuah ayat bahwa keimanan orang kafir tidak lagi berguna apabila azab sudah terlihat. Allah Swt. berfirman:
فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ اِيْمَانُهُمْ لَمَّا رَاَوْا بَأْسَنَا ۗسُنَّتَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ فِيْ عِبَادِهٖۚ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ
Artinya: Tidak berguna lagi iman mereka setelah melihat azab Kami. (Yang demikian itu) merupakan sunatullah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Ketika itu, rugilah orang-orang kafir. (Q.S. Ghafir 40:85)
Menurut pendapat ini, taubat Firaun tidak sah karena azab sudah menghampirinya, sehingga permohonan maaf tidak lagi bermanfaat baginya.
2. Hanya Untuk Kepentingan Jangka Pendek
Sebagian ulama menyatakan bahwa, pengakuan keimanan Firaun saat akan tenggelam hanyalah omong kosong belaka, tujuan dia adalah agar selamat dari bencana yang akan menimpanya, kemudian ketika dia selamat, dia akan kembali dalam kedurhakaanya. Firaun tidak benar-benar ikhlas mengakui keesaan Allah Swt. sebagaimana orang-orang kafir pada masa Rasulullah saw. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 14:
وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ
Artinya: Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok.”
Ayat di atas menceritakan sikap orang-orang kafir yang berpura-pura beriman agar merasa aman dan bisa mendapat manfaat dari orang mukmin, kemudian apabila mereka menemui pemimpinnya, mereka kembali dalam kekafiran dan berkata, “sesungguhnya kami hanya bermain-main mengucapkan keimanan di hadapan orang mukmin”.
3. Iman Firaun Hanya Taqlid
Pendapat lain mengatakan sebab tertolaknya iman Firaun adalah karena Firaun tidak beriman dengan ilmu, dia hanya taklid/mengikuti apa yang diimani oleh bani Israil. Sebagian ulama menjadikan ayat ini sebagai landasan tidak sahnya taqlid dalam masalah keimanan.
4. Sebagian Bani Israil Menyembah Anak Sapi
Menurut pendapat ini, ucapan Firaun, ia beriman seperti imannya bani Israil, mengandung dua kemungkinan. Hal ini karena saat itu bani Israil ada yang masih murni menyembah Allah Swt. dan ada yang sudah terkontaminasi menyembah anak sapi. Sehingga tidak jelas bani Israil mana yang Firaun ikuti keimanannya.
5. Tidak Menyertakan Nabi Musa
Menurut pendapat ini, iman Firaun tidak sah karena tidak menyertakan Nabi Musa As. dalam keimanannya. Firaun hanya beriman kepada Allah Swt. tidak dengan nabi Musa As. Hal ini sebagaimana ketidaksahan iman umat Muhammad yang hanya mengakui ketuhanan Allah Swt saja, namun tidak mengakui kerasulan Muhammad saw.
Demikianlah beberapa alasan beberapa ulama guna menjawab pertanyaan ‘mengapa taubat Firaun tertolak?’
Waalahu A’lam