Terseretnya kebudayaan Indonesia menjadi penting untuk dibicarakan. Terseretnya kebudayaan tersebut terjadi dalam berbagai aspek seiring dengan perkembangan zaman. Salah satunya pada bidang musik. Perggulatan antar kebudayaan nusantara, agama dan kepentingan komunitas kapitalisme pun nampak didalamnya. Sehingga terlupakanlan kebudayan yang pada masa lalu bersinar di Indonesia diantaranya grup Nasida Ria. Nasida ria merupakan grup music paling kosmopolit tahun 70-an di Indonesia. Tidak hanya demikian, pada tahun 70-an karya-karya nasida ria yang merupakan grup music pertama yang berangggotakan perempuan masuk kedalam semua lapisan masyarakat. Terbukti dengan masa kecil kita yang jika diingat-ingat masih terdapat dalam syair-syair nasida ria di benak kita.

Sekilas Nasida Ria

Nasida ria merupakan salah satu grup qasidah modern dari semarang yang didirikan oleh H. Muhammad Zein tahun 1975. Grup ini terdiri dari 9 orang perempuan yakni Mudrikah Zein, Muthaharah, Rien Jamain, Umi Khalifah, Musyarrofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah dan Nur Ain.

  1. Muhammad zein merupakan seorang guru qiro’at. Ketertarikannya dalam bidang kesenian menjadikan alasan untuk membentuk grup ini. Dengan beralaskan dakwah kepada masyarakat, ia membentuk grup qasidah yang terdiri dari 9 pesonil yang kesemuanya adalah muridnya.

Nasida ria menganut genre musik-musik khas padang pasir. Hal ini karena misinya dalam pembentukan grup ialah dakwah Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa padang pasir merupakan tempat lahir dan berkembangnya Islam.

Alat music yang digunakan pertama berupa rebana yang kemudian seiring berjalannya waktu alat music yang digunakan bertambah seperti biola, gitar, orgen, dan tambolin. Keterpaduan alat musik khas padang pasir [rebana] dan alat musik khas barat [gitar, orgen dan biola] menjadikan lagu-lagu dan produk musik yang dihasilkan Nasida Ria lebih berwarna. Oleh karena itu, tidak heran jika nasida ria disebut sebagai pionir qasidah modern di Indonesia.

Produktivitas nasida ria dalam industry music dapat dikatakan mengagumkan. Setidaknya telah 30-an album yang dikeluarkan sejak album pertamanya “alabadil makabul” tahun 1978. Prestasi yang di toreh grup qasidah nasida ria ini sangat mengagumkan. Pada tahun keemasannya, nasida ria mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai pihak dan melakukan tour hingga ke luar negeri.

Mengapa Musik??

Musik merupakan seni mengungkapkan pemikiran dan perasaan melalui keindahan suara. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan refleksi pemikiran individu maupun masyarakat. Dalam misi dakwahnya, nasida ria membawakan syair-syair yang berisi ungkapan atas sangkaan yang akan terjadi di masa depan. Tidak hanya itu, nasida ria pun juga menggunakan alat music rebana untuk mendukung terciptanya keelokkan syair yang rata-rata bernuansa padang pasir. Jika ditelusuri lebih lanjut, nasida ria masih memiliki pertalian dengan music gambus. Pada tahun 60-an gambus menjadi salah satu jenis music paling disenangi pada pentas permusikan. Sedangkan nasida ria yang muncul pada pertengahan tahun 70-an sudah pasti terseret arus ledakan gambus. Seiring perkembangannya, nasida ria tidak hanya menggunakan alat music rebana melainkan dikolaborasikan dengan alat music yang lebih kosmopolit dan lebih bermasyarakat.