Para Da’i dengan Misi Menghidupkan Tradisi

Majalahnabawi.com – Berangkat dari buku “Sejarah dan Metode Dakwah Nabi” karya Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, M.A. khususnya pada bagian “Pendekatan Missi (Bi’tsah), kiranya sangat menarik untuk dibahas. Karena metode bi’tsah merupakan salah satu dari sekian banyak cara yang optimal untuk menghidupkan dakwah dan menjaga tradisi keilmuan masa kini.

Di era modern saat ini, masyarakat secara umum bisa dengan mudah mendapatkan informasi. Tidak terkecuali informasi seputar dakwah. Seperti yang diketahui bersama bahwa, masyarakat juga harus selektif dalam memilih informasi, terlebih yang menjelaskan seputar keagamaan. Jika tidak selektif dalam memilih tayangan keagamaan, tentu saja hal ini dapat menggoyahkan akidah para penontonnya.

Mengapa pendekatan bi’tsah (pengutusan) terbilang cukup penting? selain untuk menghidupkan tradisi dakwah nabi, juga memudahkan masyarakat dalam mengenal agama Islam secara komplit. Di era sekarang, sangat bahaya jika memahami agam sepotong-sepotong, karena akan berimbas kepada diri pribadi dan orang lain.

Teringat sebuah kata mutiara dari guru kami, Kiai Ali Mustafa Yaqub:

كن خادما لرسول الله

“jadilah pelayan Rasulullah”

Metode Bi’tsah

Metode bi’tsah juga merupakan salah satu bentuk realisasi dari makna kalam mutiara di atas. Yaitu, menjadi pelayan nabi Muhammad Saw. karena menjadi pelayan nabi tidak hanya menghidupkan salat malam, namun berdakwah serta mengajarkan ilmu agama Islam kepada orang banyak pun termasuk menjadi seorang pelayan nabi Muhammad Saw.

Pondok pesantren Darus-Sunnah, sejak dulu telah menggalakkan metode ini. Yaitu, dengan mengutus santrinya yang sudah selesai studi, menuju daerah terpencil yang ada di belahan bumi nusantara. Seperti: Papua, Poso, dan beberapa daerah lainnya. Dengan demikian, setiap penuntut ilmu akan berpikir bahwa, lulus dari pondok pesantren bukanlah akhir dari segalanya, melainkan langkah awal untuk menerapkan dan menyampaikan apa yang telah dipelajari.

Sasaran dari missi ini adalah masyarakat awam yang tinggal di daerah pelosok. Yang masih kesusahan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Tak hanya itu, bahkan sasaran utamanya adalah masyarakat yang masih buta terhadap agama. Belum bisa baca Al-Quran, belum mengetahui rukun wudu, rukun salat, dan beberapa ilmu dasar lainya.

Target dari pendekatan missi ini adalah, agar masyarakat dapat mengetahui dasar-dasar dalam agama Islam. Paling tidak, masyarakatnya bisa baca Al-Quran, hingga pada level maksimal masyarakat dapat istikamah dalam beribadah kepada Allah. Terlepas dari itu, para pendakwah akan lebih mudah dalam mengajarkan ilmu agam tingkat lanjut kepada masyarakat. Seperti ilmu akidah, ilmu fikih, dan beberapa disiplin ilmu lainnya.

Wallahu A’lam…

Similar Posts