hadis

Penjelasan Hadis Arbain Part 2

Majalahnabawi.com – Melanjutkan dari hadits pertama tentang niat dan faedahnya, hadits kedua membahas apa itu agama Islam. Bagi kalian yang salah paham atau masih samar akan pengertian Islam, bisa membaca tulisan ini. walau kajian Hadits Arbain yang kedua ini teksnya dan isinya panjang, kami akan berusaha menjelaskannya dengan ringkas dan padat.

عن عمر رضي الله عنه أيضا, قال: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِندَ رَسولِ الله صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَومٍ ، إذ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاض الثّيَابِ ، شَدِيْدُ سَوَادِ الشِّعْرِ ، لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرُ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ . حَتَّى جَلَسَ إلَى النَّبِيِّ ( ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلى رُكْبَتَيْهِ ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلى فَخِذَيْهِ ، وَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإسْلِامِ . فَقَالَ رَسُولُ الله ( : ” اَلإسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إلهَ إلَّا اللهُ وأنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ الله ، وَتقِيْمَ الصَّلَاةَ ، وتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ ، وتَصُوْمَ رَمَضَانَ ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إنِ اسْتَطَعْتَ إلَيْهِ سَبِيْلاً ” . قال : صَدَقْتَ . فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ ويُصَدِّقُهُ قال : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإيْمَانِ .قال : ” أَنْ تُؤْمِنَ بالله ومَلَائِكَتِهِ وكُتُبِهِ ورُسُلِهِ واليَوْمِ الآخِرِ وتُؤْمِنَ بِالقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ” .قال : صدقت .قال : فأخْبِرْنِيْ عَنِ الإحْسَانِ .قال : ” أَنْ تَعْبُدَ الله كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فإن لَمْ تَكُنْ تَرَاه فإنه يَرَاك ” .قال : فأخبرني عن السَاعَةِ .قال : ” ما المَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَائِلِ ” .قال : فأخبرني عَنْ أَمَارَاتِهَا .قال : ” أن تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا ، وأن تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ البُنْيَانِ “ثُمَّ انْطَلَقَ ، فَلَبِثْتُ مَلِيّاً ، ثُمَّ قال : ” يا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ ؟ “قُلْتُ : الله ورسوله أَعْلَمُ .قال : ” فإنّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ ” . رَوَاهُ مُسْلِمُ

Hadits ini dari Sayyidina Umar bin Khattab. Beliau menceritakan, ketika duduk bersama Nabi dan para sahabat di suatu hari, tiba-tiba datang seorang lelaki. Lelaki itu berbaju sangat putih, rambutnya sangat hitam, dan wajahnya tidak menandakan sehabis perjalanan. Sebenarnya dia malaikat jibril yang sedang menyamar dengan bentuk seorang lelaki tidak dikenal. Sehingga, Satupun para sahabat tidak mengenalinya.

Dia duduk mendekat kepada Nabi kemudian menempelkan lututnya kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di paha Nabi. Lalu, lelaki itu menanyakan beberapa hal. Diterangkan, tindakan tersebut untuk mengajarkan bahwa seseorang yang hendak bertanya tidak perlu malu dan orang yang ditanyakan harus maklum terhadap keadaan penanya, meskipun dalam konteks penghormatan dan adab hal itu kurang dibenarkan.

Isi Kandungan Utama dalam Hadis

Pertanyaan pertama, apa itu hakikat Islam. Nabi menjawab, ada ketentuan khusus yang harus terpenuhi sehingga seseorang dikatakan ber-Islam. Yaitu;

  1. Bersyahadat {persaksian} bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusanNya. Di sini juga tercakup pembelajaran, pembenaran, dan pengajaran.
  2. Melaksanakan solat secara sempurna syarat-rukun, tepat waktu, dan teratur.
  3. Membayar zakat kepada mereka yang berhak.
  4. Berpuasa di bulan Ramadan.
  5. Berhaji ke Baitullah. Pergi ke Baitullah di tanah haram untuk beribadah {nusuk}. apabila mampu dalam perjalanan. Maksudnya, haji ini hanya untuk mereka yang mampu tanpa merasakan kesusahan finansial serta aman dalam perjalanan.

Lelaki penanya kemudian berkata benar. Para sahabat heran. Sebab, dia bertanya tapi dia membenarkan. Herannya para sahabat karena dari pertanyaan si lelaki berarti mengindikasikan dia tidak tahu. Namun, pembenaran setelahnya, indikasi bahwa dia sudah tahu.

Isi Kandungan Utama ke-2

Pertanyaan kedua, apa itu hakikat iman. Jawaban Nabi, yang dikatakan iman adalah;

  1. kau mengimani Allah. Maksudnya, membenarkan dan percaya akan keberadaan, ketuhanan, dan keesaan Allah.
  2. dan MalaikatNya. Malaikat ialah jisim cahaya yang mampu atas beberapa kesulitan yang berbeda. Iman kepada malaikat berarti membenarkan keberadaan malaikat. Ada 10 malaikat yang wajib diketahui, Jibril, Mikail, Isrofil, ‘Izroil, Munkar, Nakir, Ridwan, Malik, Roqib, dan ‘Atid.
  3. dan kitab-kitabNya. Iman di sini maksudnya, membenarkan bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allah. 4 kitab yang wajib diketahui adalah, Taurat Nabi Musa, Injil Nabi Isa, Zabur Nabi Dawud, dan al-Qur’an Nabi Muhammad.
  4. dan para utusanNya. Iman kepada utusanNya adalah membenarkan bahwa Allah mengutus mereka kepada umat manusia agar diarahkan pada jalan yang benar, serta membenarkan bahwa mereka orang-orang yang jujur terhadap apa yang disampaikan dari Allah. Yang wajib kita ketahui, Nabi itu ada 25, yaitu Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Salih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Syu’aib, Harun, Yusuf, Ayyub, , Musa, Dzulkilidan hari akhir {kiamat}. Penamaan ‘hari akhir’ diambil karena tidak ada malam lagi setelah itu. Iman kepada hari akhir disini juga mencakup iman akan kebangkitan kembali umat manusia, hari perhitungan, perjalanan Shirath {jembatan tajam}, penentuan neraka dengan sifat adilNya, dan penentuan surga dengan karuniaNya.dan ketentuan, baiknya maupun buruknya. Iman terhadap taqdir maksudnya mempercayai bahwa semua ketentuan sudah ditetapkan sebelum terciptanya makhluq. Salah satu faidah iman adanya taqdir, dapat menghilangkan perasaan sedih.

Isi Kandungan Utama ke-3

Lelaki itupun berkata, Benar. Pertanyaan ketiga, Kemudian apa itu hakikat Ihsan. Nabi menjawab, Kau beribadah kepada Allah seakan-akan dirimu melihatNya. Apabila kau tidak melihatNya maka Dia sedang melihatmu.

Maksudnya, jika dalam ibadah tidak bisa menghadirkan kesadaran akan keberadaaNya, semisal lupa, maka tetaplah untuk menyempunakan ibadah.

Isi Kandungan Terakhir

Untuk sekian kalinya, lelaki ini bertanya, beritahu aku tentang kapan waktu terjadinya kiamat. Nabi menjawab, tidaklah yang ditanyai lebih tahu daripada yang bertanya. Jawaban Nabi demikian, untuk menegaskan bahwa tidak seorangpun mengetahui kapan persisnya hari kiamat.

Pertanyaan terakhir, beri tahu aku tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa hari kiamat sudah mendekat. Nabi menjawab, seorang budak melahirkan majikannya. Dikatakan bahwa para ulama masih berselisih akan pemaknaan ‘majikan’. Satu pendapat mengatakan, melahirkan anak dari majikan. Pendapat lain, budak melahirkan raja yang menguasai banyak budak termasuk ibunya.

Dan seorang tanpa alas kaki, telanjang, menggembala kambing itu saling memanjangkan rumah. Maksudnya, akan ada banyak orang rendahan {miskin} yang berlagak bangsawan {sombong} dengan berlomba-lomba membangun tempat tinggal lebih tinggi. Bangunan panjang {tinggi} sebagai bahan mereka saling menyombongkan diri.

Umar pun melanjutkan ceritanya. Si lelaki pergi. Aku diam menunggu Nabi bersabda. Kemudian beliau berkata, wahai Umar, tahu kau siapa penanya tadi? Kujawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Nabi berkata, dia Jibril, mendatangi kalian, mengajari kalian akan agama kalian. Yaitu memberi pemahaman melalui pertanyaan. Riwayat Muslim.

Similar Posts