Majalahnabawi.com – Setelah penjelaskan hadis ke-3, Rukun Islam. kita beralih pada hadis ke-4, yaitu berkaitan dengan proses penciptaan manusia selama dalam rahim. Selain itu, hadits ini dalil adanya penetapan takdir.

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: “إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا”. رواه البخاري ومسلم

Dari Abi Abdur-Rahman Abdullah bin Mas’ud Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. pernah bercerita kepada kami. Beliau orang yang jujur dan dakwahnya dibenarkan, “Sesungguhnya salah satu dari kalian, penciptaan selama dalam perut ibunya terkumpul selama 40 hari sebagai nuthfah (cairan), kemudian menjadi ‘alaqoh (gumpalan darah, sesuatu yang menggantung) selama itu juga, kemudian menjadi mudhgah (gumpalan daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh dan diperintah dengan 4 kalimat. Tentang penetapan rezeki, ajal, amal, dan beruntung atau celaka (di akhir hidupnya). Maka demi Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya salah satu dari kalian itu melakukan amal penduduk surga sehingga jarak antara dia dan surga hanya sebatas satu dziro’. Namun, catatan mendahuluinya, dia pun mengerjakan amal penduduk neraka dan akhirnya masuk neraka. Sesungguhnya pula salah satu dari kalian itu melakukan amal penduduk neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya sebatas satu dziro’. Namun, catatan mendahuluinya, dia melakukan amal penduduk surga dan akhirnya masuk surga. (HR. Bukhari dan Muslim).

Proses Awal Penciptaan Manusia dalam Rahim       

Kehamilan seorang wanita tidak lepas dari kehidupan baru, titik awal sejarah, dan penulisan alur hingga akhir sejarah dari seorang manusia baru. Selama janin berada dalam perut si ibu, banyak proses yang dilalui sehingga ia siap menjalani kehidupan nyata.

Proses-proses itu mulai dari perkembangan fisik. Awal fase dari proses kehidupan janin adalah nuthfah (berbentuk cairan). Bentuk cairan tidak berubah hingga usia 40 hari sejak meresapnya air mani ke dalam tubuh wanita. Ada keterangan bahwa, air mani lelaki tidak mencampuri air mani wanita, namun hanya mutajawir (bertetangga, tidak larut satu sama lain).

Air mani baru benar-benar larut dan merubah bentuk awal menjadi bentuk yang lain, ‘alaqoh. Penamaan ‘alaqoh (benda menggantung) karena posisinya itu bergantung terhadap sesuatu. Kondisi bentuk tetap seperti itu selama 40 hari kedua.

Pada fase selanjutnya, setelah 40 hari kedua, ‘alaqoh pun berubah menjadi mudhgah. Pada asalnya mudhgah artinya gumpalan daging. Di fase ini, Allah membentuk dan melengkapi semua anggota tubuh dan organ-organ dalam.

Proses Penghidupkan Manusia Setelah Tercipta

Setelah pembentukan dan pelengkapan organ-organ tubuh telah sempurna dan usia telah genap 40 hari ketiga, 120 hari atau 3 bulan, Allah mengutus satu malaikat untuk meniupkan ruh. Ruh merupakan unsur halus yang merasuk di tubuh manusia. Diterangkan, bahwa ‘penginstalan’ ruh melalui ubun-ubun janin. Sama halnya, pada saat manusia dicabut ruhnya melalui ubun-ubun. Ruh merupakan unsur persyaratan agar seseorang dapat hidup, sehingga ia bisa merasakan sakit atau nikmat.

Tidak hanya diberikan ruh, janin saat itu juga ditentukan bagaimana cerita hidupnya selama di dunia nanti dan bagaimana akhir cerita kelak. Maksud cerita hidup adalah, berapa jatah rezeki yang akan diperoleh, berapa jatah umur yang diperoleh, dan bagaimana amal perbuatan selama hidup di dunia. Yang terpenting, bagaimana kisah ditutup pada akhirnya.

Hikayat Terkait Ketetapan Takdir Tuhan

Alkisah, ada lelaki muslim jatuh cinta kepada wanita Nasrani. Singkat cerita, lelaki ini sakit parah. Sebelum meninggal dia sempat berpikir, “Begitu lama aku mencintainya. Namun, selama itu pula belum pernah kurasakan buah ketulusan cinta. Di dunia ini aku tidak mungkin bersatu. Jika aku mati dalam Islam, di akhirat pun tidak akan ada ruang untuk bersamanya, dan sia-sialah kesucian cinta ini”. Dengan pertimbangan tersebut lelaki muslim itupun memilih masuk agama Nasrani. Akhirnya, dia tutup kisah dengan akhir yang buruk.

Sementara itu, wanita Nasrani sebenarnya merasakan kedalaman cinta lelaki muslim padanya. Sakit pun menimpa. Sebelum meninggal, wanita ini sempat berpikir dan berkata pada dirinya sendiri, “Lama sekali dia menanggung duri cinta, dan selama itulah ia belum mendapat sedikitpun madu cinta. Jika aku mati dalam kondisi Nasrani, barangkali di akhirat dia tetap menanggung sakit karena tidak jua bersatu denganku. Mungkin, kalau aku masuk Islam penantiannya selama di dunia dapat terbayar”. Akhirnya wanita Nasrani masuk islam dan menghabiskan kisah dengan happy ending.

Dengan begitu, bagi kita yang beriman tidak ada waktu untuk merasa aman. Sama halnya bagi kita yang belum beriman, masih terbuka jalan keselamatan yang sangat luas. Yang perlu kita lakukan adalah saling mengingatkan antara sesama umat muslim.