Rahasia Terkabulnya Doa

Majalahnabawi.com – Pernahkah kita berdoa dengan sepenuh hati, di waktu dan tempat yang diyakini sebagai momen ijabah, namun doa tersebut tetap terasa belum terkabul?  Pernahkah kita merasa putus asa karena terlalu lama menunggu terkabulnya doa yang kita panjatkan? Pernahkah kita bosan dengan mengulang-ulang doa yang sama agar terkabul? Apakah kita merasa doa yang kita panjatkan tidak pantas untuk kita dapatkan karena lama terkabulnya doa tersebut? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering kali menjadi pergulatan batin bagi mereka yang tekun dalam berdoa, namun merasa belum melihat hasilnya. Padahal, tertundanya sebuah doa bukan berarti tertolak. Tidak ada kesalahan atas setiap doa yang kita panjatkan, mungkin kesalahan tersebut terletak pada diri kita sendiri karena lalai dalam berdoa.

Esensi Doa dalam Islam

Secara umum, doa dapat dipahami sebagai permohonan, harapan, atau pengungkapan hati yang disampaikan seseorang kepada Tuhan, sebagai bentuk komunikasi spiritual yang mencerminkan ketergantungan manusia kepada kekuatan tuhan. Dalam konteks Islam, doa memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan dianggap sebagai mukhkhul ‘ibadah (inti dari ibadah), yang menggambarkan betapa pentingnya doa dalam hubungan antara hamba dan Allah. Imam Ibn Qayyim dalam karyanya Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ menyatakan bahwa doa adalah salah satu obat yang paling bermanfaat, dan ia adalah musuh dari segala bencana. Doa dapat menghalangi bencana, menyembuhkan, mencegahnya datang, mengangkatnya, atau meringankannya jika sudah datang. Doa adalah senjata orang beriman (Ad-Da’ wa Ad-Dawa’, Ibnu Qayyim: 10).

Pernyataan ini menggambarkan bahwa doa bukan hanya sebagai sarana untuk memperoleh apa yang diinginkan, tetapi juga sebagai perlindungan dan penangkal terhadap musibah yang mungkin menimpa. Doa menjadi sarana yang sangat kuat bagi orang beriman, karena di dalam doa terkandung pengakuan akan kekuasaan Allah yang Maha Besar, serta ketergantungan total kepada-Nya. Lebih dari itu, doa adalah senjata yang senantiasa tersedia bagi orang beriman, yang selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dalam kesenangan maupun kesulitan.

Syarat Dikabulkannya Doa

Tidak ada yang salah dalam doa yang kita panjatkan, karena setiap permohonan yang tulus kepada Allah merupakan bagian dari ibadah. Namun, jika tidak ada kesalahan dalam doa itu sendiri, mengapa masih ada doa yang tak kunjung dikabulkan? Bisa jadi doa yang kita panjatkan telah benar secara lafaz dan makna, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang kita lupakan atau abaikan dalam berdoa, sehingga menyebabkan tertundanya ijabah dari Allah. Sebagaimana diriwayatkan imam Tirmidzi:

عَن أبي هُرَيْرَةَ قالَ قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: “أُدْعُوا الله وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بالإجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنّ الله لا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَه

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulallah Saw. bersabda “berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah Allah tidak mengabulkan doa dari hati orang yang lalai.” (HR. Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, 3545).

Al-Mubarokfuri dalam kitabnya Tuhfah al-Ahwadzi mengkaji lebih dalam hadis ini. Al-Mubarokfuri menegaskan setidaknya ada empat kunci yang menjadi syarat terkabulnya doa. Adapun kunci yang pertama adalah hadirnya hati. Dalam berdoa, tidak hanya lisan yang berbicara tetapi juga harus ada hati yang selalu mengingat Allah sehingga doa tersebut bukan hadir dari nafsu tapi hadir dari hati yang mengingat Allah.

Kedua, memilih waktu dan tempat yang mulia atau yang lebih familiar dengan tempat dan waktu yang mustajab. Beberapa waktu dan tempat memiliki keutamaan tersendiri dalam mustajabnya doa. Waktu-waktu seperti sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, serta hari Jumat adalah saat-saat di mana doa lebih mudah dikabulkan.

Lalu kunci yang ketiga adalah memanfaatkan keadaan yang Istimewa, dalam Islam, terdapat kondisi tertentu yang menjadikan doa lebih mudah dikabulkan, seperti dalam keadaan sujud. Sujud merupakan momen di mana seorang hamba berada dalam posisi paling dekat dengan Rabb-nya, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak doa dalam keadaan ini.

Kunci terakhir yang menjadi syarat dikabulkannya doa adalah sifat yakin bahwa doa yang kita panjatkan pasti dikabulkan oleh Allah SWT dengan kata lain meyakini bahwa Allah tidak akan mengecewakan hambanya karena kemurahan dan dan kekuasaannya. (Al-Mubarokfuri, Tuhfah al- Ahwadzi, Jilid 9: 450).

Dengan memperhatikan kunci-kunci terkabulnya doa, semoga setiap permohonan yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah dengan cara-Nya sendiri. Meskipun terkadang doa tidak dikabulkan sesuai dengan harapan kita, Allah selalu memberikan jawaban terbaik dalam bentuk terkabulnya doa secara langsung, ditundanya hingga waktu yang lebih tepat, atau digantikannya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita minta.

Similar Posts