A fabulous lost city in the desert. On beautiful sunset sky background

Oleh : Fayyadh Rohmany

Majalahnabawi.com – Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir yang diutus Allah Swt ke bumi. Dengan mengemban ajaran yang dibawanya, beliau menyebarkan ajaran islam ke seluruh penjuru dunia. Pengaruhnya di dunia menyebar luas. Berdasar riset dari www.bibliotika.com dan thepatriots.asia, Nabi Muhammad menjadi orang berpengaruh no 1 sepanjang masa.

Dalam hal kenegaraan dan politik, beliau mempunyai kontribusi besar untuk membangun peradaban islam. Banyak prestasi beliau selama menjadi pemimpin umat Islam. Sehingga beliau dijuluki sebagai pemimpin ideal pada masanya. Berikut penjabaran rekam jejak Nabi Muhammad sebagai pemimpin.

Rekam Jejak Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin

Pada masa awal kenabiannya, Nabi Muhammad memulai dakwahnya secara diam-diam. Beliau mula-mula mengajak keluarganya untuk mengikuti ajaran Islam, barulah kepada masyarakat luas. Penyebaran agama Islam baru terlihat secara jelas ketika nabi telah hijrah ke Madinah. Pada saat itu, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun Masjid Nabawi sebagai pusat seluruh kegiatan umat. Pembangunan Masjid Nabawi juga menjadi penanda awal kebangkitan Islam di madinah.

Hal kedua yang beliau lakukan adalah menguatkan hubungan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Hal itu dilakukan untuk membangun persaudaraan yang kuat diantara mereka sebagai sesama umat Islam. Menurut Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, mempersaudarakan antara golongan pribumi (Anshar) dengan pendatang (Muhajirin) merupakan pondasi untuk membangun suatu negara baru di Madinah. Hal ini dikarenakan setiap negara tidak mungkin tegak dan eksis tanpa adanya persatuan umat. Sementara persatuan umat tidak akan tercapai kecuali ada hubungan kekeluargaan berupa persaudaraan dan cinta di antara sesama.

Hal ketiga adalah membangun persaudaraan dengan umat agama lain. Hal itu ditandai dengan adanya piagam Madinah yang mengatur hubungan Muslim dan non-Muslim di Kota Madinah. Dengan adanya perjanjian tersebut, terbentuklah kehidupan yang harmonis diantara penduduk Kota Madinah.

Selain tiga hal tersebut, dalam proses pembangunan Kota Madinah, Nabi Muhammad membuat dirinya sebagai teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi rakyatnya. Di antara lain, selalu menyesuaikan perkataannya dengan tindak tanduknya sehari-hari, selalu bermusyawarah dalam memutuskan perkara-perkara yang beliau hadapi dan memposisikan semua orang dalam derajat yang setara, tak ada yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah derajatnya. Hal itu tercermin dalam perbuatan beliau yang menganggap bawahannya sebagai sahabat dan tidak berperilaku semena-mena. Sifat-sifat tersebut yang membuat nabi Muhammad Saw menjadi pemimpin yang disegani dan dipatuhi perkataannya. Kesuksesan rekam jejak Nabi Muhammad sebagai pemimpin juga dapat terlihat dari banyaknya prestasi yang beliau capai, di antaranya:

Mendamaikan Perseteruan Antara Suku ‘Aus dan Khazraj

Pada mulanya, di Madinah (dahulu bernama Yastrib) terdapat dua suku asli, yakni suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua suku tersebut terlibat perseteruan yang tak kunjung reda sehingga mereka berinisiatif untuk mencari seorang penengah untuk masalah mereka. Sehingga datanglah mereka kepada nabi yang terkenal dengan keadilannya dan nabi membentuk perjanjian Aqabah yang menyatukan kedua suku tersebut dan kelak membuat mereka masuk Islam.

Membangun Kota Berbasis Literasi dan Keilmuan

Pada tahun 600 M, bangsa Arab masih sedikit sekali yang bisa baca-tulis, yang kerap kita kenal dengan zaman Jahiliyah. Dalam 23 tahun masa kepemimpinan Nabi Muhammad, beliau berhasil membangun peradaban yang mahir baca tulis dan haus akan ilmu. Dikisahkan bahwa para sahabat sedih sekali jika meninggalkan satu saja majelis bersama nabi. Sehingga ketika ada yang berhalangan hadir ia akan menyalin catatan dari temannya yang hadir. Beliau juga sangat mengapresiasi bagi siapapun yang bisa baca tulis, bahkan ia rela membebaskan tawanan dengan syarat mampu dan mengajarkan masyarakat baca tulis.

Penaklukan Mekkah (Fathu Makkah)

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Ramadan tahun ke 8 Hijriah, diawali dengan adanya perintah haji atas umat muslim setelah nabi hijrah ke Madinah. Tatkala rombongan muslim telah sampai ke Mekkah, mereka ditolak oleh kaum Kafir Quraisy yang menguasai daerah Mekkah. Sehingga Nabi Muhammad terpaksa mengerahkan kekuatan militernya untuk memasuki Mekkah. Penaklukan Nabi Muhammad terhadap Mekkah memiliki banyak keuntungan bagi kaum muslim, di antaranya : penguasaan jalur ekonomi di Jazirah Arab, kebebasan beribadah di Ka’bah, bertambahnya kaum Muslim dan tambahan pemasukan dari hasil kebun tanah Khaibar, Fadak dan Wadil Qura.

Membentuk Masyarakat yang Taat Hukum

Salah satu kunci kesuksesan nabi dalam membangun kekuasaannya adalah terbentuknya masyarakat yang taat hukum. Tentunya suatu negara tak akan berkembang ketika masyarakatnya tak taat hukum dan peraturan. Nabi Muhammad dapat membentuk masyarakat yang taat hukum dalam waktu yang relatif singkat. Bahkan dikisahkan terdapat seorang perempuan yang melapor kepada nabi bahwa ia berzina dan minta dihukum. Itu merupakan salah satu gambaran taatnya mereka kepada hukum saat itu.

Perilaku dan langkah-langkah yang dilakukan nabi tersebut telah membawa kota Madinah dan umat islam memiliki kekuasaan di jazirah arab dan kekuatannya mulai dilirik. Hal tersebut tak lepas dari kepribadian Nabi Muhammad dalam kepemimpinannya yang bijaksana dan tegas, sehingga sukses mensyiarkan islam ke khalayak umum. Sifat-sifat itulah yang seharusnya ada pada setiap pemimpin agar dapat memperbesar kekuasaannya dan dipatuhi bawahannya sehingga membawa negara yang dipimpinnya menjadi negara yang makmur dan damai.