DIambil dari NuOnline

Bulan puasa adalah termasuk ibadah yang memiliki keistimewaan yang lebih, dikarenakan pada setiap waktu yang Allah berikan kepada hambanya ada waktu khusus dan istimewa untuk beribadah, salah satunya ialah doa diantara azan dan iqomah merupakan waktu yang sedikit namun memiliki waktu mustajab, sama dengan bulan ramadhan ini, diantara 12 bulan yang ada Allah mengkhususkan bulan ini untuk supaya hamba hambanya dapat berbuat lebih, beribadah lebih, memiliki semangat lebih dalam menunaikan amal kebajikan, lantaran hanya dalam kurun waktu 1 bulan yang Allah berikan diantara 11 bulan lainnya.

Namun saat bulan spesial ini terdapat pantangan yaitu amalan-amalan yang dapat menggugurkan pahala puasa, sehingga puasa yang dilaksanakan oleh umat muslim hanya mendapatkan haus dan lapar saja karena umat muslim melanggar rambu-rambu ketentuan etika saat berpuasa, diantaranya ialah menjaga perkataan juga perbuatan

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya;  siapa saja yang tidak meninggalkan perkataan buruk dan perbuatannya, maka Allah tidak membutuhkannya dalam meninggalkan makanannya dan minumannya. (HR. Bukhori)

Imam Muhammad Anwar Syah bin Mu’zham dalam kitab faydh al-bariy ‘ala shohih al-bukhari menjelaskan bahwa hadis ini seakan memberikan lampu merah kepada kaum mukmin yang sedang melaksanakan puasa agar dapat menahan dirinya dari قول الزور. Menurut Imam ‘Ali Subhi bahwa lafaz ini mencangkup kepada siapapun yang berpuasa maupun yang tidak tanpa pengecualian, lelaki maupun perempuan, dewasa maupun yang muda.

Hanya saja kita sudah berada dalam bulan puasa hendaknya melatih lisan kita dalam berbicara selama berinteraksi sosial, karena dampak dari hal itu ialah hilangnya pahala puasa kita sehingga puasa yang sudah kita lakukan selama seharian penuh menjadi sia-sia ditambah hanya mendapatkan ganjaran lapar dan haus sahaja,terlebih bagi orang berpuasa, apabila seorang hamba yang kemudian ia berbohong maka puasa yang ia lakukan saat itu menjadi rusak.

Maka dari itu bulan ramadhan kali ini hendaknya kita jadikan momentum masa perubahan dengan cara mendidik lisan kita agar berkata yang baik tanpa menggunjing, berbohong, berkata yang tidak baik sampai membuat orang lain kesal dan tersakiti.

Kemudian hal yang dapat membuat puasa kita sia sia adalah berkata yang tidak berfaedah dan menggunakan kata-kata keji, hal ini dilarang karena dapat membatalkan pahala puasa, yang mana pahala puasa itu merupakan pemberian langsung dari Allah SWT semata, Rasulullah SAW bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ «الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ. مَرَّتَيْنِ، وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِى، الصِّيَامُ لِى، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Artinya; Puasa adalah perisai, maka janganlah berkata keji dan janganlah mengumpat, jika ada seseorang yang mengajak berkelahi atau menghina maka katakanlah ‘saya puasa’ dua kali, Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misk, ia meninggalkan makanan dan minumannya dan syahwatnya karena Allah, puasa itu milikku maka karena itu Allah yang memberikan pahala dan satu kebaikan diganjar dengan sepuluh kali lipatnya.

Ganjaran pahala ibadah dalam bulan puasa memang besar bahkan di lipatgandakan, namun ia memiliki pantangan yang setimpal apabila melakukan hal-hal yang dilarang selama berpuasa, seperti hal nya berbohong, bertutur kata yang buruk, dan menggunjing saudara, perihal ini sebenarnya merupakan larangan yang hendaknya dilakukan ketika berpuasa maupun tidak, maka dari itu bulan yang penuh berkah ini menjadi bulan yang mendidik kita dalam hal akhlaq al-karimah.

Wallahu ‘alam bishowab.