Majalahnabawi.com – Pada dasarnya, matematika tidak lebih dari suatu permainan yang dimainkan di atas kertas berdasarkan kaidah-kaidah atau aturan sederhana dengan menggunakan lambang-lambang tertentu. Sama halnya seperti permainan bulu tangkis di lapangan, dengan mengikuti aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar. Demikian pendapat D. Hilbert seorang ahli matematika pada abad ke-20. Kendati begitu, meskipun matematika hanyalah sebuah permainan, tak dapat dipungkiri bahwa matematika telah membawa banyak arti ke dalam hidup manusia.

Metode numerik misalnya, ilmu yang merupakan cabang dari matematika ini, bermanfaat untuk mempermudah dalam mengetahui letak pesawat yang jatuh di kedalaman air. Bayangkan jika tim evakuasi harus mencari para korban dengan menyelami perairan tanpa memperkirakan titik letak jatuhnya pesawat. Tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama bukan?

Matematika membimbing seseorang untuk mengetahui bagaimana seharusnya berpikir secara ilmiah dan mengatur jalan pemikirannya agar dapat berpikir secara benar. Dengan begitu, secara tidak langsung dengan memiliki kemampuan matematika akan menjadikan seseorang untuk berpikir secara logis, sistematis, dan terhindar dari cara-cara berpikir yang keliru. Hal inilah yang merupakan modal penting bagi seorang hamba untuk dapat mempelajari Islam secara benar, sebab Islam memiliki ajaran yang logis atau masuk akal.

Korelasi Al-Quran dan Matematika

Memang betul dalam ajaran Islam terdapat batas-batas tertentu yang sifatnya di luar “daerah akal”, akan tetapi hal ini tidak lantas menjadikan ajaran Islam bertentangan dengan akal. Batas-batas tersebut muncul dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami hal-hal yang di “luar akal” tersebut.

Hal ini sejalan dengan diberikannya perintah bagi orang-orang yang berakal untuk menaati ajaran Islam, dan tidak bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam akal. Hal ini sejalan pula dengan firman Allah dalam al-Quran:

يُؤۡتِي الۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ الۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Allah menganugrahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Quran dan al-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal-lah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (QS. al-Baqarah: 269)

Selain itu, matematika kerap kali dikenal sebagai ilmu pasti, dan tak diragukan lagi bahwa al-Quran adalah sumber yang pasti akan kebenarannya.

Tedapat sebuah penelitian yang mengungkap relasi antara al-Quran dengan salah satu cabang ilmu matematika, yakni teori graf. Teori graf merupakan sebuah teori yang muncul akibat permasalahan jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Berikut gambar graf sederhana yang memiliki kaitan dengan surah prima dalam al-Quran.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ada relasi antara matematika dengan Islam, khusunya al-Quran. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang dapat memahami kebesaran-Nya dan menaati segala perintahnya. aamiin