Majalahnabawi.com– Setiap manusia di dunia ini pasti pernah merasakan yang namanya disakiti, dikhianati, dicaci maki dan diperlakukan secara tidak manusiawi. Mungkin sebagian besar manusia ketika merasadirinya dipelakukan tidak baik pasti akan terfokus pada bagaimana caranya membalas perbuatan orang-orang yang telah melakukan kejahatan kepada kita. Kita sangat tidak terima diperlakukan demikian oleh manusia.

Harga diri direndahkan dan diijak-injak adalah perbuatan yang terela dan harus dapat pembalasan setimpal. Sebenarnya, dalam Islam setiap perbuatan manusia itu akan mendapat balasannya. Islam itu adil sekecil apapun yang kita lakukan, kebaikan atau keburukan, tetap akan mendapat balasannya.

Intinya Adalah Diri Sendiri

Hanya terkadang kita tidak menyadarinya, atau mungkin menyadari tapi tidak bisa mengontrol emosi diri hingga membuat kita lupa diri. Kita terlalu fokus membalas keburukan seseorang tapi lupa akan diri sendiri. Sebelum kita menyalahkan orang lain, sudahkah kita bercermin? Sudahkah kita introspeksi diri?.

Jangan-jangan permasalahan utamanya ada pada diri kita sendiri bukan pada orang lain yang berbuat jahat pada kita. Jangan-jangan selama kita ini lupa bercermin, melihat betapa hinanya kita hingga orang lain menghina kita. Hati terasa sesak, pikiran terasa kacau dan raga terasa sakit. Itu yang selama ini kita rasakan dan terlalu fokus pada pembalasan.

Kita semua hanyalah manusia biasa, tempat salah dan khilaf. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Wajar jika marah dan wajar juga jika kita memaafkan dan fokus berbuat baik. Fokus berbuat baik saja dan tidak perlu memikirkan pembalasan apa yang pantas mereka dapatkan atas kejahatan mereka.

Dalam Al-Qur’an Allah sudah terangkan, bahwa semua perbuatan akan mendapatkan balasannya, besar ataupun kecil:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ

“ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra’ [17]: 7).

Sebenarnya, hati akan terasa lebih lelah dengan kita terus menerus larut dalam kesedihan, sedih karena disakiti, dikhianati, diperlakukan tidak adil. Lebih baik fokus saja pada perbaikan diri dan melapangkan hati untuk memaafkan kesalahan orang lain dengan begitu hati akan terasa tenang. Karena kita juga belum tentu lebih baik dari orang lain dan sayang sekali jika waktu kita habis hanya untuk mengingat dan memikirkan kesalahan orang lain.

Dalam  tulisan yang dimuat di uny.ac.id Ustadz Wijayanto pernah mengatakan: “Dalam kitab Nashoihul ‘Ibaad karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, kita diajarkan mengingat dua hal dan melupakan dua hal. Ingat-ingatlah kebaikan orang lain dan kejelekan diri sendiri. Lalu lupakanlah kebaikan diri sendiri dan kejelekan orang lain. Maafkanlah orang yang dahullu menyakiti kita.” Tugas kita hanyalah fokus berbuat baik. Entah orang lain akan membalasnya atau tidak itu bukan urusan kita. Karena harapan atas balasan kita bukanlah pada manusia, melainkan pada Allah.

Pesan untuk Diri kita sendiri

Ubah mindset kita terhadap kesalahan orang lain dan fokuslah berbuat baik. Tidak sampai disitu, jangan lupa berusaha sambil berdoa, agar semuanya tidak sia-sia dan agar Allah mempermudah untuk selalu berbuat baik dan mudah memaafkan orang lain. Maka dari itu, mulailah untuk melakukan kebaikan, tetap semangat dan ikhlas mengharapkan ridha Allah.

Ingatlah tugas kita  didunia hanyalah untuk beribadah. Semua yang terjadi atas kehendak Allah, bisa jadi Allah menguji kita agar kita menjadi kuat menghadapi kehidupan dan bisa jadi Allah akan memberikan yang lebih baik dikemudian hari. Selama kita masih diberi kesehatan, jangan sia-siakan waktu untuk hal yang tidak penting.