Kisah Fakhitah binti Abu Thalib; Perempuan yang Menolak Cinta Nabi Saw.
Majalahnabawi.com – Selain sebagai utusan Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. juga merupakan manusia biasa. Namun perlu kita ingat meskipun beliau manusia biasa tapi tidak sama dengan manusia pada umumnya. kalau diibaratkan beliau bagaikan mutiara di antara bebatuan, sangat berharga dan istimewa.
Sebagai manusia biasa beliau juga merasakan apa yang dirasakan manusia secara umum, seperti lapar, rasa letih, dan rasa cinta. Dalam urusan cinta, disamping kisah cinta beliau dengan Siti Khadijah yang sering kita dengar, ternyata cinta pertama Nabi Saw. jatuh kepada perempuan yang masih kerabatnya sendiri.
Fakhitah binti Abu Thalib
Perempuan itu bernama Fakhitah binti Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Ibunya bernama Fatimah binti As’ad bin Hisyam, dengan demikian Fakhitah merupakan putri dari paman Nabi Saw. yaitu Abu Thalib.
Selain dikenal dengan nama Fakhitah, ia juga memiliki nama kunyah yakni Ummu Hani’. Perempuan inilah yang pernah menolak cinta Nabi saw., bahkan dalam catatan sejarah Fakhitah menolak cinta Nabi sebanyak dua kali. Kisah ini terekam jelas dalam kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah karya Ibnu Hajar al-Asqalani sebagai berikut :
فذكر ابن الكلبيّ، عن أبيه، عن أبي صالح، عن ابن عبّاس، قال: خطب النبيّ صلّى اللَّه عليه وآله وسلّم إلى أبي طالب أم هانئ وخطبها منه هبيرة، فزوّج هبيرة .فعاتبه النبيّ صلّى اللَّه عليه وآله وسلّم، فقال أبو طالب: يا ابن أخي، إنا قد صاهرنا إليهم والكريم يكافئ الكريم. ثم فرق الإسلام بين أم هانئ وبين هبيرة، فخطبها النبيّ صلّى اللَّه عليه وآله وسلّم، فقالت: واللَّه إني كنت لأحبّك في الجاهلية، فكيف في الإسلام! ولكني امرأة مصيبة، فأكره أن يؤذوك
Artinya : “Ibnu al-Kalbi menuturkan dari bapaknya, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas yang berkata, “Rasulullah Saw. melamar Ummu Hani’ kepada ayahnya, Abu Thalib. Di sisi lain, Hubaira juga melamar Ummu Hani’ kepada ayahnya, lalu Abu Thalib menikahkan Ummu Hani’ dengan Hubaira. Nabi saw. kurang berkenan dengan hal itu. Lalu sang paman Abu Thalib berkata, “ wahai anak saudaraku, sesungguhnya kami telah menjalin hubungan dengan mereka. Orang mulia satu tingkat dengan orang mulia”. Kemudian, Islam memisahkan hubungan antara Hubaira dan Ummu Hani’, karena sang istri masuk Islam dan suaminya tetap kafir. Lalu Nabi Saw. melamarnya kembali, Ummu Hani’ berkata “demi Allah sungguh aku mencintaimu pada masa jahiliah, maka lebih-lebih pada masa Islam ini. Akan tetapi aku perempuan yang tertimpa kemalangan (dengan memiliki banyak anak), aku takut nanti menyakitimu”.
Akhir Kisah Nabi Saw. dengan Cinta Pertamanya
Dari keterangan di atas Nabi melamar Fakhitah sebanyak dua kali. Pertama pada masa jahiliah kedua saat Nabi telah diangkat menjadi utusan Allah Swt. Lamaran itu ditolak kembali oleh Fakhitah setelah terjadi Fathu Makkah, Saat itu Fakhitah masuk Islam sementara suaminya yang bernama Hubaira tidak masuk Islam dan lebih memilih kabur ke daerah Najran. Aturannya jika demikian keduanya harus berpisah. Akhirnya pasangan suami istri ini berpisah dan Fakhitah harus menanggung biaya hidup keempat anaknya yakni Amr, Ja’dah, Hani’ dan Yusuf.
Melihat kondisi ini, Rasulullah Saw. kembali mendatangi dan berniat meminangnya kembali. Namun Fakhitah menolak lamaran Nabi Saw. seraya berkata:
“ Wahai Rasulullah sungguh aku mencintaimu ketika masa jahiliyah, maka bagaimana dengan masa Islam seperti sekarang? Sungguh, kecintaanku padamu begitu besar melebihi cintaku pada penglihatan dan pendengaranku. Sementara hak suami yang kelak harus aku tunaikan begitu besar, aku khawatir jika memfokuskan hak suamiku akan menyia-nyiakan keadaanku dan anak-anakku, dan jika aku lebih memilih anak-anakku, aku menyia nyiakan hak suamiku.” (Syekh Muhammad Ibrahim Salim, Nisa’ Haula halaman 14)
Dari kisah di atas bisa kita ambil pelajaran bahwa sekaliber Nabi Saw. saja juga pernah ditolak cintanya oleh seorang perempuan. Dan Nabi Saw. menyikapinya dengan tenang dan tak memaksa cintanya diterima. Seyogyanya kita sebagai umatnya juga meniru teladan beliau yakni tetap bersikap tenang ketika cinta kita ditolak, toh juga masih banyak pilihan di luar sana. mungkin Allah Swt. telah mempersiapkan jodoh terbaik.
Demikian, penjelasan tentang kisah Fakhitah Binti Abu Thalib, perempuan yang menolak cinta Nabi Saw., semoga bermanfaat Wallahu a’lam bissawab.