Cara Cermat Mengamalkan Hadis merupakan kumpulan 17 tulisan tentang kajian hadis yang ditulis oleh civitas akademika, baik mahasantri maupun dosen, Darussunnah International Institute for Hadith Sciences Indonesia-Malaysia yang telah diterbitkan sebelumnya oleh Majalah Nabawi Darussunnah.

Buku ini memuat hadis-hadis yang populer dikalangan masyarakat, bahkan banyak masyarakat yang menjadikannya sebagai dalil sedang masih dipertanyakan otentitasnya. Hampir semua hadis yang dikaji dalam buku ini memiliki kualitas dhaif (lemah) walaupun terdapat beberapa hadis sejenis yang shahih sebagai pendukung.

Alquran dan hadis adalah sumber pokok ajaran Islam. Karenanya, menjadikan keduanya sebagai rujukan utama dalam pengamalan ajaran Islam menjadi sebuah kewajiban yang mesti dilakukan oleh setiap muslim.

Dengan demikian, hadis tidak seperti Alquran yang dapat diterima umat Islam tanpa harus memilah-milah dengan cermat keotentikannya. Umat Islam hanya diwajibkan untuk mencari pemahaman yang benar dari sebuah ayat melalui ilmu-ilmu Alquran.

Namun, untuk bisa mengamalkan sebuah hadis diperlukan penelitian secara mendalam akan otentitas hadis tersebut. Hal ini dikarenakan hadis bersifat informatif, berita yang disebarkan bersumber dari orang yang hidup beratus-ratus tahun lalu.

Untuk mengamalkan sebuah hadis, seorang muslim tidak cukup hanya mencari atau mendapatkan penafsiran yang benar tentang maksud hadis tersebut, melainkan ia harus mengetahui lebih dulu tentang validitas (kesahihan) hadis yang akan ia amalkan.

Apabila ia mengetahui bahwa hadis yang akan ia amalkan itu palsu atau tidak valid, maka ia harus meninggalkan hadis tersebut dan tidak boleh mengamalkannya. Ia juga tidak perlu membuat kajian lanjutan tentang hadis tersebut. Karena ia sudah mengetahui bahwa apa yang dibawa hadis tersebut adalah kabar tidak benar.

Sedangkan apabila ia menemukan sebuah hadis dan setelah ia teliti hadis tersebut ternyata shahih (valid), maka langkah berikutnya adalah ia wajib mencari penafsiran atau pemahaman yang benar tentang maksud hadis tersebut. Hal itu karena sebuah hadis yang shahih terkadang sudah dinasakh (revisi) hukum dan pengertiannya, atau terkadang sebuah hadis yang shshih memiliki kontradiksi dengan al-Quran, hadis shahih yang lain, atau akal.

Karenanya, hadis-hadis yang semacam ini perlu dipahami secara khusus melalui olmu-ilmu hadis. Di sinilah seorang muslim dituntut untuk cermat dalam mencari, memahami, dan mengamalkan hadis.

Ulasan Mengenai Buku ‘Cara Cermat Mengamalkan Hadis’

Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa buku ini memuat 17 tulisan tentang kajian hadis yang dibagi ke dalam tiga bab yaitu, cermat dalam kualitas hadis, cermat dalam memilih hadis, serta cermat dalam memahami hadis.

Kendati buku ini berjudul ‘Cara Cermat Mengamalkan Hadis’, namun isi yang terkandung dalam buku ini bukanlah menjelaskan tentang tata cara atau langkah-langkah dalam mengamalkan hadis, melainkan kumpulan tulisan para civitas akademika Darussunnah International Institute for Hadith Sciences yang mengkaji hadis-hadis dhaif namun populer di kalangan masyarakat umum bahkan mereka gunakan untuk menjadikan dalil demi kepentingan masing-masing.

Buku ini terdiri dari tiga bab yang diawali dengan pengantar Penerbit, kata pengantar oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, dan mukadimah Editor oleh Ust. Ahmad Ubaydi Hasbillah, MA.

Bab I dalam buku ini adalah cermat dalam kualitas hadis yang memuat 7 tulisan kajian hadis, diantaranya: 10 Hadis Palsu Ramadan oleh Ali Wafa, Lc., S.S. I; Membaca Al-Quran dengan Irama Selain Arab oleh Arrazy Hasyim, MA; Puasa dan Kesehatan oleh Siti Solihatudz Dzikriyah, Lc.; Berdiam Diri di Masjid oleh Ibnu Haris, S. Hum., Lc.; Hadis Penistaan Nabi Saw oleh Muhammad Nabil, S.Th.I, Lc.; Sujud Tilawah Jumat Pagi oleh Ivo Syifa Lutfia; dan Cinta Negara Sebagian dari Iman oleh M. Masrur Irsyadi, S.S.I.

Bab II adalah cermat dalam memilih hadis memuat 4 tulisan kajian hadis yaitu, Hadis Palsu Seputar Haji, Mewaspadai Hadis Palsu Muharram, Hadis Palsu Maulid: Problem dan Solusinya, dan Keutamaan Puasa Rajab, semuanya ditulis oleh Ali Wafa, Lc., S.S.I.

Bab terakhir adalah cermat dalam memahami hadis memuat tulisan-tulisan Ketika Setan Dibelenggu oleh Windy Nurulqolbia; Hadis Wukuf di Arafah oleh Ulin Nuha; Berkurban Diganti Uang oleh M. Masrur Irsyadi, S.S.I; Sisi Sufi Nabi oleh M. Badrut Tamam, S.S.I; Sujud Istri Kepada Suami oleh Unaesah Rahmah, S.Sos; dan yang terakhir Pemimpin Perempuan oleh Siti Masyitah. Kemudian pembahasan diakhiri dengan penutup dan biografi para penulis.

Walaupun menurut saya judul buku tidak menunjukan apa isi yang dibahas sebenarnya dalam buku ini, namun langkah-langkah cermat untuk mengamalkan suatu hadis tetap dijelaskan secara ringkas, padat dan jelas dalam mukadimah Editor oleh Ust. Ahmad Ubaydi Hasbillah, MA.

Ia menegaskan bahwa terdapat 3 langkah untuk bisa dengan cermat mengamalkan suatu hadis yang ia sebut dengan rumus “3C”, yaitu cermat memilih, cermat memilah, dan cermat memahami.

Jika ketiga kompetensi tersebut telah terpenuhi, maka akan dihasilakan pemahaman yang komprehensif, sehingga pengamalan suatu hadis menjadi tepat guna dan tidak sampai terperangkap dalam istilah ‘beribadah tanpa dalil’.

Dalam tulisan selanjutnya akan dibahas tentang kelebihan dan kekurangan buku ini.