Majalahnabawi – Libur pesantren biasanya berdurasi dua pekan, paling lama tiga pekan. Biasanya durasi libur pesantren yang amat panjang adalah saat akhir puasa Ramadan sampai pasca idulfitri. Perasaan santri sangatlah senang saat libur. Tapi sayangnya, karena beberapa bulan di pesantren tidak boleh bermain handphone (hp), sehingga ketika liburan di rumah kebanyakan santri mengisi liburannya dengan bermain hp. Tidak masalah sih bermain hp, asalkan tidak terlalu lama dan tahu waktu, tahu waktu salat, tahu waktu membaca Al-Quran, tahu waktu istirahat. Jangan gila hp, sampai malas salat, sedikit tidurnya, tidak bersosial dengan masyarakat sekitar.

Santri gila hp saat liburan di rumah menjadi salah satu keluhan orang tua santri saat kami bersilaturahmi lebaran ke rumahnya. Kata mamanya seorang santri kami, si fulan anaknya ketika liburan di rumah kebanyakan main hp, disuruh salat susah, larut malam baru tidur, sehingga dibangunkan salah Subuh susah sekali, sampai harus disiram dahulu.

Jadilah Pengguna HP yang Bijak

Bahkan ketika kami berkunjung ke rumahnya, kami hanya ngobrol dengan orang tuanya, sedangkan anaknya (salah seorang santri kami) yang sedang liburan di rumah hanya asyik dengan hpnya bermain game, tidak menemani kami berbincang. Seharusnya, seorang anak ketika ada tamu di rumah, jika memang tamunya dikenal, maka temanilah berbincang tamunya.

Sebagai orang tua di zaman sekarang memang harus sangat tegas dan sabar dalam mendidik anaknya, harus bisa mengajak dan merangkul anaknya ke jalan yang benar. Bermain hp terlalu lama sangatlah berdampak buruk bagi kesehatan mata, bahkan bisa menyebabkan sakit badan jika bergadang bermain hp.
Oleh karenanya, bermain hp sekadarnya saja, jangan terlalu gila terhadap hp yang berisi aplikasi-aplikasi yang bisa merusak jiwa jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Terkadang kita lebih sering memegang hp daripada memegang dan membaca Al-Quran. Memegang hp boleh tetapi gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat.

By Faiz Aidin

Dilahirkan tanggal 25 Juni 2000 di Jakarta Barat, anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan H. Muharifin dan Hj. Nurhayati, bertempat tinggal di jalan raya Kembangan, Kembangan Utara Rt 09/02 No. 83 Gang H. Naim, Kembangan, Jakarta Barat. Mahasantri Darus-Sunnah angkatan Auliya dan mahasiswa PAI FITK UIN Jakarta.