suatu penyakit, obat dan kehendak Allah

Suatu penyakit dipastikan pasti pernah masuk ke dalam lini kehidupan manusia dan membutuhkan obat. Penyakit merupakan suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.

Penyakit tidak datang melainkan karena berbagai sebab. Boleh jadi suatu penyakit datang karena seseorang tidak terlalu peduli dengan kebersihan dirinya atau penyakit datang karena lingkungan yang tidak sehat. Lantas apablila suatu penyakit datang, sudah barang tentu obatlah yang dianggap mampu untuk meredahkan penyakit tadi.

Obat

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk melawan penyakit, meredahkan atau menghilangkan proses kimia dalam tubuh. Seluruh manusia di bumi telah sepakat bahwa dengan perantara obat kemungkinan suatu penyakit akan reda atau bahkan bisa menghilangkan gejalanya. Obat yang digunakan manusia juga ada yang bersifat tradisional seperti daun saga-saga untuk meredakan penyakit flu dan batuk, ada juga yang bersifat modern seperti halnya obat paracetamol untuk meredakan demam.

Lantas kemudian apakah jika percaya kepada obat yang dapat meredahkan penyakit termasuk suatu kesyirikan dan merupakan suatu tindakan melawan takdir Allah seperti anggapan beberapa orang? Atau obat memang diciptakan Allah untuk manusia agar manusia berikhtiar apabila Allah kehendaki terkena suatu penyakit, lalu timbul pertanyaan lain bahwa jika memungkinkan anggapan seperti itu, untuk dan apa tujuan Allah menciptakan penyakit? Mengenai hal ini, ada sebuah hadits menarik yang berderajat hasan shohih dalam kitab hadis sunan At-Tirmidzi, yakni:

حدثنا بشر بن معاذ العقدي حدثنا أبو عوانة عن زياد بن علاقة عن أسامة بن شريك قال قالت الأعراب يا رسول الله ألا نتداوى قال نعم يا عباد الله تداووا فإن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء أو قال دواء إلا داء واحدا قالوا يا رسول الله وما هو قال الهرم (رواه الترمذي

“Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Mu’adz Al-‘Aqadi, telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Ziyad bin Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia berkata; Para orang Arab baduwi berkata; “Wahai Rasulullah. Tidaklah kami ini harus berobat (jika sakit)?”. Rasulullah menjawab; “Iya wahai sekalian hamba Allah. Berobatlah, sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat utuknya. Kecuali satu penyakit”. Mereka bertanya, “Penyakit apa itu wahai Rasulullah”?. Beliau menjawab; “Yakni penyakit tua (pikun)”.

Dalam hadis ini, Rasulullah menjelaskan bahwa penyakit itu memang datangnya dari Allah atas kehendaknya. Namun, disamping itu Allah juga mendatangkan obat untuk meredahkan, menghilangkan penyakit, dan memudahkan dalam melawan penyakit.

Kenapa Allah menciptakan suatu penyakit?

Adapun jika ada yang bertanya tentang tujuan Allah menciptakan penyakit, maka jawabannya adalah mudah. Kita analogikan sebagaimana manusia makan. Untuk apa manusia makan jika dia tau bahwa dirinya pasti akan kembali lapar. Maka penyakit juga demikian. Penyakit merupakan salah satu bentuk ujian dan cobaan dari Allah. Tentunya Allah berikan untuk hambanya sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya.

Bagaimana manusia akan selalu mengingat Tuhannya, jika sudah menjadi ketentuan asal bahwa manusia memiliki sifat lupa. Maka dengan ujian dan cobaan ini Allah ingin mengingatkan hambanya agar segera ingat kepada-Nya, selain itu juga beberapa dosa juga akan lebur dengan datangnya suatu penyakit. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. Terlebih lagi Allah sendiri yang menciptakan obat untuk melawan suatu penyakit tersebut. Maka sungguh benar-benar sempurna berkasih sayang Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW. bersabda ;

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ (رواه إبن ماجه

 “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.”

Terkait obat yang dapat menyembuhkan manusia dari penyakit, kita tidak boleh meyakini bahwa penyakit tersebut hilang karena obat. Akan tetap harus meyakini bahwa Allah-lah yang memberi kesembuhan tersebut atas kehendak-Nya, obat hanyalah sebagai perantara. Sebagaimana Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan malaikat Jibril adalah perantaranya.

Dengan sedikit pemaparan diatas setidaknya dapat disimpulkan bahwa Allah menciptakan suatu penyakit adalah sebagai ujian dan cobaan bagi manusia sebagai bentuk kasih sayang kepada makhluknya, bahwa Allah yang bisa memberi kesembuhan kepada manusia atas penyakit tersebut. Dengan begitu atas segala kehendak Allah, kita dapat memastikan bahwa seluruhnya adalah kebaikan untuk kita sebagai makhluknya, terlebih lagi untuk kita manusia yang juga adalah hambanya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai manusia yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepada kita dan semoga kita dapat senantiasa ber-husnuzhon atas apa yang dikehendaki. Wallahu a’lam.

 Baca Juga 

  1. Antara takdir dan ikhtiar
  2. Perempuan dari tulang rusuk laki-laki? jangan keliru!