http://majalahnabawi.com – Wanita adalah sosok yang penting dalam rumah tangga. Buktinya tidak jarang orang-orang besar memiliki latar belakang ibu yang hebat atau istri yang hebat. Sehingga dari sini terlihat bahwa peranan perempuan di dalam rumah tangga begitu penting, terlebih dalam mendidik seorang anak. Seperti perkataan para ulama bahwa wanita adalah sekolah pertama.

Belakangan ini muncul istilah wanita karir. Mereka adalah wanita yang memiliki pekerjaan sendiri, baik bekerja untuk orang lain maupun memiliki usaha sendiri. Banyak anggapan mereka sebagai wanita cerdas dan modern. Sebutan wanita karir sering melekat pada wanita yang sibuk bekerja di luar rumah.

Dalam agama dan nilai-nilai sosial, kecenderungan wanita di dunia karir sering kali dipersepsikan sebagai wujud penolakan tuntutan modern dengan nilai-nilai tradisional. Sedangkan wanita karir dalam Islam sendiri menggambarkan harmoni antara kepercayaan dan kemajuan zaman. Namun, hal ini juga diiringi dengan tata nilai Islam yang menegaskan pentingnya tanggung jawab keluarga.

Wanita dalam agama Islam diberikan hak yang sama dengan lelaki untuk mencari ilmu pengetahuan, bekerja, dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Namun, hal ini juga tidak luput dari ajaran Islam tentang tanggung jawab keluarga yang mewajibkan perempuan untuk memperhatikan dan menghormati peran mereka sebagai seorang ibu dan istri.

Islam sangat mengakui kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki dalam esensi kemanusiaan serta memberikan hak-hak yang sama dengan laki-laki. Seiring berjalannya waktu, pandangan masyarakat terhadap peran wanita yang adaptif terhadap perebahan zaman mulai berubah, tetapi tetap memiliki aturan khusus. Wanita karir diperbolehkan dengan syarat harus izin suami.

Dampak Positif dan Negatif Wanita Karir

Dari penjelasan sebelumnya, wanita karir merujuk pada mereka yang bekerja sendiri atau bagi orang lain, mandiri secara finansial. Pandangan tentang ini bisa positif atau negatif, bergantung pada bagaimana mereka memandang aspek agama dan sosial. Al-Quran menegaskan kesetaraan pria dan wanita sebagai manusia, terutama secara spiritual. Islam sangat menghargai perempuan dan memperjuangkan hak-hak mereka dalam pendidikan dan karir.

Di antara dampak positif dari wanita karir adalah, pertama, meringankan beban keluarga dengan turut mencari nafkah, dapat membantu mengatasi krisis ekonomi yang sebelumnya hanya ditanggung oleh suami. Kedua, memberikan pemahaman dan penjelasan kepada keluarga, terutama kepada anak-anak, tentang kegiatan yang dijalani. Kesuksesan dalam karier dapat membuat anak-anak gembira dan bangga serta menjadikan ibunya sebagai contoh dan teladan.

Ketiga, partisipasi perempuan dalam memajukan masyarakat dan bangsa sangat penting karena mereka memiliki potensi yang diperlukan dalam hal tersebut, bahkan untuk pekerjaan tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh laki-laki. Keempat, berkarir membantu perempuan dalam mendidik anak-anak dengan lebih bijaksana dan demokratis. Karirnya memungkinkan untuk memiliki pola pikir yang moderat dan menyelesaikan masalah rumah tangga dengan cara yang tepat dan benar.

Sedangkan dampak negatif dari wanita karir di antaranya adalah, pertama, terhadap anak-anak, prioritas yang hanya pada karir dapat memengaruhi pengasuhan anak-anak. Kurangnya komunikasi antara ibu dan anak bisa menyebabkan ketidakharmonisan sosial. Kedua, terhadap suami, wanita yang bekerja di luar rumah mungkin merasa lelah dan kesulitan memberikan perhatian maksimal pada suami, yang bisa membuatnya merasa kurang dihargai. Hal ini dapat mendorong suami untuk mencari kepuasan di luar rumah tangga.

Ketiga, terhadap rumah tangga, tuntutan pekerjaan di luar rumah kadang membuat rumah tangga berantakan karena kurangnya waktu yang diberikan oleh wanita yang juga bekerja. Ini bisa menimbulkan konflik dan bahkan potensi perceraian jika tidak ada pengertian dari pasangan. Keempat, terhadap masyarakat, ketidakhadiran norma-norma dalam interaksi sosial wanita karier bisa memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Figur Wanita Karir dalam Islam

Rasulullah saw memiliki seorang istri yang tidak hanya tinggal diam di rumah. Istri beliau aktif dalam dunia bisnis. Bahkan sebelum menikahi Rasulullah, ia telah melakukan bisnis dengan negeri Syam. Beliau adalah Sayidah Khadijah ra. Setelah menikah, beliau tetap aktif dalam kegiatan bisnisnya. Harta yang dihasilkan dari usahanya sangat membantu dakwah di masa awal Islam. Pada masa itu, sumber dana untuk dakwah masih terbatas, dan satu-satunya donatur yang konsisten adalah istri Rasulullah yang merupakan seorang pebisnis terkemuka.

Tentu sulit membayangkan Khadijah hanya sebagai wanita yang tinggal di rumah saja dan tidak mengetahui dunia luar. Bagaimana ia bisa menjalankan bisnis dengan baik jika tidak memiliki akses informasi dari luar rumahnya. Dari sini kita dapat mengerti bahwa sebagai istri Nabi, Khadijah memiliki kesempatan untuk keluar rumah dan mengurus bisnisnya, meskipun memiliki anak-anak karena sejarah mencatat bahwa ia memiliki beberapa anak dari Rasulullah saw.

Jadi dapat disimpulkan, bagi seorang muslimah, berkarir adalah boleh, asal tetap mematuhi batasan-batasan yang ada dalam syariat Islam. Dengan memperhatikan tata cara pergaulan yang Islami, dan mendapatkan izin dari orang tua atau suami jika sudah menikah, serta menjaga pandangan dan melakukan sesuatu dengan alasan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.