Madu dan Lebah dalam Perspektif Al-Quran

Majalahnabawi.com – Madu merupakan cairan manis yang dibuat oleh lebah madu dengan menggunakan nektar pada tanaman berbunga. Terdapat sekitar 320 jenis madu yang berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri pada warna, bau, dan rasa. Madu dan lebah mendapat tempat sendiri dalam Al-Quran dalam sebuah surat yang bernama al- Nahl yang berarti lebah.

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat oleh manusia.” [QS. al-Nahl: 68]

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan.” [QS. al-Nahl : 69]

Demikian, Al-Quran menjelaskan bahwa lebah dan beberapa serangga terkait menghasilkan madu. Lebah membuat madu dari sekresi manis tanaman yaitu nektar bunga atau serangga lain (aphid honeydew). Proses produksi itu terdiri dari beberapa tahapan, yakni regurgitasi, aktivitas enzimatik dan penguapan air.

Ilmuan Muslim telah melakukan kajian penelitian terhadap khasiat madu secara ilmiah di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (980-1037 M). Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim agung abad ke-10 M itu merupakan dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.

Sepanjang sejarah, manusia menggunakan madu untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini munculnya penjelasan secara ilmiah tentang antiseptik dan antibakteri yang berasal dari madu . Madu memiliki kandungan air yang rendah (larutan lewat jenuh), sehingga air yang berada di dalam sel mikroorganisme yang masuk ke madu akan keluar (efek osmotik) mengakibatkan selnya mengerut dan mati, berikut beberapa manfaat madu:

a. Efek Osmotik

Pada dasarnya madu merupakan campuran dari monosakarida dengan aktivitas air yang rendah, kebanyakan molekul air selalu berhubungan dengan gula dan juga mikroorganisme. Hal ini membuat madu menjadi media yang tidak bagus untuk mikroorganisme berkembang biak.

b. Hidrogen Peroksida

Pada saat madu digunakan (seperti mengoleskannya pada luka) madu menghasilkan hidrogen peroksida saat terkena cairan tubuh. Sebagai hasilnya, tubuh melepaskan hidrogen peroksida perlahan lahan dan menjadi antiseptik.

c. Pengobatan penderita diabetes

Madu dapat digunakan untuk terapi topikal sebagai dressing pada luka ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus kaki diabetes, infeksi akibat trauma dan pasca operasi, serta luka bakar. Sebagai agen pengobatan luka topikal, kulit mudah menyerap madu, sehingga dapat menciptakan kelembaban kulit dan memberi nutrisi. Madu terbukti mempunyai kemampuan membasmi sejumlah bakteri antara lain bakteri gram positif dan gram negatif. Madu menyebabkan peningkatan tekanan osmosis di atas permukaan luka. Hal tersebut akan menghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuhnya (Alivian, 2021)

d. Keasaman

Keasaman (pH) madu berkisar dari 3,2 sampai 4,5. Kondisi asam ini dapat mencegah tumbuhnya bakteri.

e. Metilglioksal

Aktivitas antibiotik nonperoksida disebapkan oleh metilglioksal (MGO) dan komponen sinergi yang tidak dikenali. Kebanyakan madu mengandung MGO yang sangat rendah, namun madu manuka mengandung MGO yang sangat tinggi. Tingkat sinergi dalam madu manuka dua kali lipat lebih dari aktivitas antibakteri MGO.

f. Efek nutraseutikal

Nutrasetikal (Nutraceutic) adalah istilah yang berasal dari kata “nutrisi” dan “farmasi”. Produk nutrasetikal adalah zat yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, menunda proses penuaan dan meningkatkan harapan hidup. Saat ini nutrasetikal mendapat banyak perhatian karena memiliki potensi nutrisi, keamanan dan efek terapi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrasetikal dapat mencegah dan mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes, aterosklerosis, osteoporosis, penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit neurologis. Sebagian besar senyawa nutrasetikal memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

Uji coba pada tikus tentang antioksidan yang terdapat pada madu mampu mengurangi kerusakan yang terjadi di usus besar.

g. Meredakan sakit tenggorokan dan batuk

Madu juga terpercaya selama berabad-abad dapat meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

h. Aplikasi medis lainnya

Beberapa studi menunjukkan penggunaan madu dapat mengurangi bau badan, bengkak, dan mengobati luka. Madu telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk konjungtivitis pada tikus.

Demikianlah beberapa manfaat madu yang merupakan karunia dari Allah Swt., alangkah baiknya kita sebagai hamba untuk memanfaatkan apa yang telah Allah berikan dengan cara yang baik sesuai syariat sebagai rasa syukur kita kepada-Nya.

Similar Posts