Mengapa Para Malaikat Membentangkan Sayapnya kepada Para Penuntut Ilmu?
Majalahnabawi.com – Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi semua muslim dan muslimat. Sebagaimana hadis Nabi:
قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم : طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Rasulullah Saw bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan“.
Hadis di atas tentunya sudah tidak asing bagi orang muslim. Dari hadis tersebut orang muslim dianjurkan mempelajari ilmu yang dibutuhkan bagi dirinya, dan juga ilmu yang bermanfaat agar dapat diamalkan kepada siapapun, kapanpun dan di manapun pencari ilmu berada.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Lalu mengapa diwajibkan bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu? Tentu saja karena ada banyak keutamaan dalam menuntut ilmu. Sebagaimana keutamaan ilmu yang ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi yaitu dimudahkan jalan ke surga, ditinggikan derajatnya, dicintai Rasulullah, dimintakan ampun seisi bumi dan langit, Malaikat membentangkan sayapnya untuk para pencari ilmu, bahagia dunia akhirat dan lain-lain.
Salah satu keutamaan menuntut ilmu yaitu para Malaikat membentangkan sayapnya kepada para penuntut ilmu karena ridha kepada apa yang mereka cari.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang paling taat dan tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada Allah. Meskipun demikian, Malaikat sangat menghormati orang yang menuntut ilmu agama. Sebagaimana Hadis Nabi yang berbunyi:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللّهِ ﷺ يَقُوْلُ: ﻣَﻦْ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَﺮِﻳْﻘًﺎ يَلْتَمِسُ ﻓِﻴْﻪِ عِلْمًا ﺳَﻬَّﻞَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻟَﻪُ ﻃَﺮِﻳْﻘَﺎً ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ. ﻭَﺇﻥَّ ﺍﻟﻤَﻼﺋِﻜَﺔَ ﻟَﺘَﻀَﻊُ ﺃﺟْﻨِﺤَﺘَﻬَﺎ ﻟِﻄَﺎﻟِﺐِ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺭِﺿًﺎ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﺼْﻨَﻊُ. ﻭَﺇﻥَّ ﺍﻟﻌَﺎﻟِﻢَ ﻟَﻴَﺴْﺘَﻐﻔِﺮُ ﻟَﻪُ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻟْﺤِﻴْﺘَﺎﻥُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ. ﻭَﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺎﺑِﺪِ ﻛَﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟْﻘَﻤَﺮِ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺍﻟْﻜَﻮَﺍﻛِﺐِ. ﻭﺇﻥَّ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀَ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ، ﻭَﺇﻥَّ ﺍﻷَﻧْﺒِﻴْﺎﺀَ ﻟَﻢْ ﻳُﻮَﺭِّﺛُﻮْﺍ ﺩِﻳْﻨﺎﺭًﺍ ﻭَﻻَ ﺩِﺭْﻫَﻤًﺎ، ﻭَ ﺇﻧَّﻤﺎ ﻭَﺭَّﺛُﻮﺍ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ، ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧَﺬَﻩُ ﺃﺧَﺬَ ﺑِﺤَﻆٍّ ﻭَﺍﻓِﺮٍ
Dari Abi al-Darda ra beliau bersabda: Aku mendengar Rasullullah bersabda: “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah ﷻ akan permudahkan baginya jalan untuk ke surga. Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu kerana rela atas apa yang dilakukannya. Sesungguhnya seorang alim itu akan diminta ampun baginya makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan-ikan di laut. Kelebihan seorang alim berbanding seorang abid ialah ibarat rembulan kepada bintang-bintang yang lain, Sesungguhnya para ulama ialah pewaris Nabi-nabi, dan sesungguhnya nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mendapatkannya maka dia telah mendapat satu keuntungan yang besar. (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Makna Malaikat Membentangkan Sayap untuk Penuntut Ilmu
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud hadis di atas, ada yang mengatakan bahwa para Malaikat merendahkan diri di hadapan penuntut ilmu serta sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan kepada penuntut ilmu. Ada pula ulama yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud adalah malaikat mendoakan para penuntut ilmu, karena maksud dari membentangkan sayap sama seperti membentangkan tangan untuk berdoa. Sebab sayap burung ibarat tangan pada kita.
Dari pembahasan materi di atas, dapat kita ketahui bahwa betapa mulianya menuntut ilmu bagi setiap muslim, maka pentinglah bagi setiap muslim untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Karena menuntut ilmu tidak memandang usia, kedudukan dan derajat seorang muslim. Menuntut ilmu dapat dilakukan seorang muslim sejak dini dan tidak menjadi halangan bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu walau sudah tidak muda lagi sampai akhir hayat seorang muslim.
Semoga kita selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Aamiin.