Majalahnabawi.com – Dalam rantai sanad imam al-Bukhari, nama Syu’bah seringkali berada dalam satu tingkatan dengan imam Malik bin Anas, pengarang kitab al-Muwaththa’. Lantas siapakah imam Syu’bah bin Hajjaj ini ?

Biografi Singkat imam Syu’bah bin Hajjaj

Nama lengkapnya adalah Abu Bitsham Syu’bah bin Hajjaj bin al-Ward al-‘Ataki al-Azdi al-Wasathi. Imam al-Mizzi menyebutkan dalam kitab Tadzhib al-Kamal, bahwa imam Syu’bah pada awalnya merupakan seorang budak dari Ubadah bin al-Aghar yang telah dibebaskan.

imam Syu’bah bin Hajjaj lahir pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan, tepatnya pada tahun 80 H. Sedangkan Abu Zaid al-Harawi mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 82 H. Imam Syu’bah bin Hajjaj termasuk kalangan tabiin muda. Beliau merupakan ulama hadis paling terkemuka di Bashrah pada abad kedua hijriah.

Beliau adalah salah seorang ulama yang terkenal zuhud dan wara’nya, serta memiliki tubuh yang kurus karena seringnya berpuasa. Imam Syu’bah dikenal sebagai ahli hadis yang sangat berhati-berhati dalam periwayatannya.

Imam Syu’bah memiliki banyak guru dalam periwayatan hadis, beberapa diantaranya Anas bin Sirin, Ismail bin Raja’, Amr bin Dinar, Thalhah bin Musharraf, Qatadah bin Da’amah dan Ayyub al-Sahtiyani.

Beliau mempunyai banyak murid yang meriwayatkan hadis darinya, diantaranya adalah Abdullah bin al-Mubarak, Sufyan bin Uyainah, Sufyan al-Tsauri, Syarik bin Abdillah, Yazid bin Zura’i, Ali bin Ja’ad, Waki bin Jarah, Abu Walid al-Thayalisi, dan masih banyak yang lainnya.

Penilaian Ulama Terhadap Beliau

Peranan beliau dalam ilmu hadis begitu diakui oleh para ulama setelahnya. Imam al-Syafi’i menyatakan bahwa seandainya tidak ada imam Syu’bah bin Hajjaj, maka tidak akan diketahui hadis-hadis yang ada di Irak, karena sebagian besar hadis-hadis yang tersebar di Irak diriwayatkan oleh beliau. Imam Sufyan al-Tsauri juga memujinya dengan berkata kepada imam Syu’bah bin Hajjaj: “Kamu adalah Amirul Mukminin dalam hadis”. Sehingga para ulama lainnya juga mengakui kelebihan imam Syu’bah bin Hajjaj dalam hadis, dan memberikan beliau gelar “Amirul Mukminin fi al-Hadits”.

Kakek Guru Ideologi Imam al-Bukhari

Salah satu bukti kelebihan imam Syu’bah bin Hajjaj dalam hadis adalah namanya abadi dalam banyak rantai sanad dalam kitab “Shahih al-Bukhari” yang menjadi kitab paling shahih setelah al-Quran. Hal ini karena banyak diantara murid-muridnya yang menjadi guru bagi imam al-Bukhari, padahal kita tau kalau imam al-Bukhari sangat selektif dalam memilih guru dan memasukan periwayatan hadis dalam kitabnya. Imam al-Bukhari yang mengambil banyak hadis dari murid-murid imam Syu’bah bin Hajjaj secara tidak langsung mengakui bahwa imam Syu’bah bin Hajjaj adalah ulama hadis yang terpercaya dan layak menyandang gelar “Amirul Mukminin fi al-Hadits”. Banyaknya murid imam Syu’bah yang menjadi guru Imam al-Bukhari menjadikan beliau sebaga kakek guru ideologi dalam hadis bagi imam al-Bukhari.

Murid-murid Imam Syu’bah 

Diantara murid imam Syu’bah yang menjadi guru bagi imam al-Bukhari adalah Adam bin Abi Iyas, Abu Walid al-Thayalisi, Ali bin  Ja’ad, Utsman bin Abi Syaibah, Hajjaj bin Minhal, Hakim bin Nafi’, Muhammad bin ‘Ar’arah, Abu al-Yaman, Sulaiman bin Harb, Hafsha bin Umar. Dari mereka imam al-Bukhari meriwayatkan hadis yang mereka dapatkan dari imam Syu’bah bin Hajjaj.

Selain imam Syu’bah bin Hajjaj, imam al-Bukhari juga menjadikan imam Malik bin Anas sebagai kakek guru ideologinya dalam hadis.

Setelah meriwayatkan banyak hadis dan memberikan peranan penting dalam perkembangan hadis, khususnya di Irak, imam Syu’bah bin Hajjaj pun wafat di tahun 160 H.