Ustaz Ahmadi

Majalahnabawi.comUstaz Dr. Ahmadi adalah sosok dosen yang sabar nan ramah. Menjadikan mahasiswa sebagai anak atau adik sendiri.

Gaya bicaranya pelan dan datar. Namun penuh kedalaman. Penampilanya sederhana. Namun penuh prestasi. Senyum khasnya senantiasa membuat teduh murid-muridnya. Ramah dan sabar mengembangkan potensi anak didiknya. Jaringannya yang luas di Timur Tengah, membuat banyak mahasiswa merasakan berkahnya. Di kisaran tahun 2011, meskipun belum lama menjadi dosen di Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karir akademiknya terus menanjak. Salah satunya adalah dipercaya masuk jajaran dekanat.

Itulah sosok Ust. Dr. Ahmadi Usman. Sosok yang tiga hari lalu berpulang. Meninggalkan duka dan kenangan bagi banyak orang. Jebolan doktoral al-Azhar Mesir itu terlalu cepat kembali keharibaan-Nya. Padahal ilmu dan khidmahnya masih banyak dibutuhkan umat. Bagi kami pribadi, selaku salah satu muridnya, banyak kenangan baik tertinggal. Di antaranya adalah dua kenangan yang melekat kuat. Tentunya hal ini juga dirasakan murid-murid beliau yang lain.

Dosen yang Sabar nan Ramah

Pertama, Ust. Ahmadi adalah sosok dosen yang sabar nan ramah. Menjadikan mahasiswa sebagai anak atau adik sendiri. Dengan penuh kesabaran, beliau mentrasfer ilmu yang ditimbanya dari Mesir untuk para murid-muridnya. Masih kuat diingatan, sepuluh tahun yang lalu, kesabaran itu terpancar saat kami mengambil mata kuliah Ilmu Arudl. Karena ada beberapa mahasiswa yang belum memahami materi, beliau nampak tak lelah mengulangnya. Beliau sadar bahwa Ilmu Arudl adalah ilmu yang tidak mudah dikuasai. Ilmu yang membahas seluk beluk wazan dan kaidah syair Arab ini harus teliti dirunut dan dimengerti.

Dosen Bertangan Dingin

Kedua, Ust. Ahmadi adalah sosok bertangan dingin dalam mengembangkan potensi mahasiswa. Sependek yang saya rasakan, setelah beliau menjadi bagian dari pengajar FDI, tidak terbilang mahasiswa dan mahasiswi difasilitasi mengikuti banyak ajang perlombaan, baik dalam lingkup nasional ataupun internasional. Tak terhitung, tim debat bahasa Arab FDI menjadi kampium di berbagai ajang perlombaan. Ust. Ahmadi selalu hadir di tengah-tengah tim delegasi. Selain itu, program pertukaran mahasiswa ke Timur Tengah juga aktif diadakan. Di antaranya adalah ke Tunisia dan Mesir.

Sudah barang tentu, program-program ini sangat membantu para mahasiswa. Khususnya untuk mengasah diri dan memperluas pengalaman keilmuannya. Tahun 2017, melalui grup WA alumni FDI, Ust. Ahmadi mengumumkan adanya program pengiriman alumni FDI untuk mengikuti Dauroh Aimmah ke al-Azhar Mesir. Program ini meskipun tiap tahun diadakan al-Azhar dan diikuti oleh banyak negara di Asia, Afrika, ataupun Australia, namun Indonesia jarang mendelegasikan. Melihat celah program baik ini, FDI memfasilitasi para alumni yang berminat. Menyediakan akomodasi dan relasi.

Beberapa tahun terakhir sebelum pandemi, saat Ust. Ahmadi menjenguk putra dan keponakannya yang nyantri di Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, kami selalu berbincang hangat di kantor. Dengan antusias, Dr. Ahmadi membincangkan propram-program studi lanjut ke Timur Tengah bagi alumni Madrasah Darus-Sunnah. Baik ke Tunisia, Mesir, ataupun Maroko. Belum sempat gagasan besar ini kita lanjutkan, Ust. Ahmadi berpulang.

Semoga murid-muridmu dapat mengikuti jejak baikmu.

Selamat jalan sang guru.

By Muhammad Hanifuddin

Dosen di Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences