Majalahnabawi.com – Beragama bagi kebanyakan orang yang ada di muka bumi ini adalah suatu kebutuhan yang harus mereka miliki. Beragama merupakan suatu konsep kepercayaan terhadap suatu yang lebih tinggi.

Agama menurut KBBI merupakan ajaran, atau sistem yang mengatur keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia beserta lingkungannya. Maka, seseorang yang taat beragama akan senantiasa mempercayai dan mematuhi segala tata kaidah yang telah tertera dalam agama tersebut.

Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa merupakan faktor yang sangat kuat mengapa orang bisa beragama. Selain itu, faktor keturunan dan lingkungan yang memengaruhinyapun menjadi pendorong seseorang beragama.

Dikutip dari World Population Review di sana mengatakan bahwa sekitar 85% identifikasi dunia dilihat melalui agama itu artinya lebih dari setengah umat yang ada di bumi ini mempercayai akan adanya agama bahkan digunakan sebagai salah satu objek penelitian.

Berbicara perihal sains, yang mana segala sesuatu dapat dijelaskan secara rasional dan agama yang tak semuanya bisa dijelaskan secara keseluruhan.

Ajaran Agama Tidak Rasional?

Dr. Fakhruddin Faiz seorang ahli filsafat dalam sebuah webinar mengatakan bahwa “sekarang ini ada fenomena yang di kritik habis-habisan yaitu mengkritisi sains yang diagamakan atau dikultuskan, yang mana orang hanya percaya pada sesuatu yang rasional atau ada faktanya”.

Kalau alasannya karena sains itu bisa menjelaskan semua? Justru mengapa agama kita sampai hari ini masih dipeluk oleh banyak orang yang mana tak semua bisa dijelaskan secara rasional? tambahnya, ada seorang filsuf berkata, agama itu tidak mungkin mati bukan karena kebenarannya, tapi justru karena banyak sisi-sisi misteriusnya atau banyak aspek yang kita tak bisa pahami.

Justru jikalau segala sesuatu tentang agama seperti Allah, akhirat dan lain sebagainya terbongkar, maka agama ini akan bubar karena justru misteri itulah yang menjadi lingkup manusia untuk percaya. Kebenaran sains itu sesuai perkembangan artinya bisa berubah sesuai dengan berkembangnya waktu, dan kebenaran agama itu mutlak yang artinya tak dapat berubah dan tergantikan oleh apapun.”

Hal Misteri dalam Ajaran Agama

Maka dari itu, tak segala sesuatu dapat dijelaskan secara kontekstual dan rasional karena dalam agama banyak misteri yang terselubung yang hanya Allah lah yang tahu akan hal itu dan tentu ada hikmah di baliknya.

Dalam al-Quran surah al-An’am ayat 73

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ الْحَقُّ ۚ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ ۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

Artinya:

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah, lalu terjadilah”, dan milik-Nya lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.“

Dalam kitab Tafsir Jalalain disebutkan bagian akhir ayat ini bermakna bahwa Allah lah Yang Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya terhadap rahasia segala sesuatu sama halnya dengan lahiriahnya. Dan itu artinya hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui dan pengetahuan-Nya meliputi bagian dalam dan luar dari segala sesuatu. Hanya Allah lah yang mengetahui misteri dan rahasia atas segala sesuatu.

Yang menjadi titik gagasannya adalah Agama tak bisa digantikan dengan sains, sains tak bisa dikultuskan atau dijadikan suatu paham kepercayaan dalam agama karena kebenaran sains itu sesuai perkembangan artinya bisa terus berubah sesuai dengan berkembangnya waktu, dan kebenaran agama itu mutlak yang artinya tak dapat berubah dan tergantikan oleh apapun.