Al-Qur'an Surat Ayat Flugel

Majalahnabawi.com – Salah satu cara agar tidak keliru dalam memahami teks hadis yaitu dengan memahami syarh (penjelasan) hadis tersebut. Tidak sedikit para pembaca hadis mengalami kekeliruan untuk memahami sebuah hadis. Kebetulan dalam salah satu pertemuan halaqah fajriyah kami membahas teks hadis yang berbunyi “بِأَبِيْ وَأُمِّيْ.” Sering sekali memahami arti dari kalimat tersebut “demi bapak dan ibu” namun arti yang benar adalah “bapak dan ibu sebagai tebusanmu.”

Lantas bagaimana memahaminya dan seperti apa pengungkapan kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia?

Memahami Makna بِأَبِيْ وَأُمِّيْ

Beberapa teks hadis menggunakan kalimat بِأَبِيْ وَأُمِّيْ atau بِأَبِيْ أَنْتَ وَأُمِّيْ, namun tidak sedikit pula para pembaca memahaminya dengan arti sumpah, “demi bapak dan ibu.” Dalam kitab Syarh Abi Daud, Imam al-‘Ibaad menjelaskan:

نَعَمْ بِأَبِيْ أَنْتَ وَأُمِّيْ، وَهذَا لَيْسَ قَسَمًا، وَإِنَّمَا هُوَ فِدَاءٌ، أَيْ: أَنْتَ مُفْدِيٌ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ، أَوْ أُفْدِيْكَ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ، وَهذِهِ كَلِمَةٌ تُقَالُ كَثِيْرًا يَقُوْلُهَا الصَّحَابَةُ وَغَيْرُ الصَّحَابَةِ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ فِيْ حَقِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَدَاهُ أَبِيْ وَأُمِّيْ، أَوْ بِأَبِيْ هُوَ وَأُمِّيْ، أَيْ: هُوَ مُفْدِيٌ، وَهذِهِ كَلِمَةٌ تُقَالُ فِيْ تَعْظِيْمِهِ صَلَى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاحْتِرَامِهِ وَتَوْقِيْرِهِ

Kalimat بأبي أنت وأمي bukan termasuk sumpah, akan tetapi tebusan. Asalnya kalimat ini:  أنت مفدي بأبي وأمي atau  أفديك بأبي وأمي artinya: Aku akan menebusmu dengan bapak dan ibuku. Kalimat seperti ini sering sekali diucapkan oleh para sahabat dan selain sahabat. Mereka mengatakan kalimat tersebut untuk penghormatan dan penghargaan terhadap Nabi Saw.

Contoh Hadis yang Menggunakan Kalimat بأبي وأمي

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ قَالَ جَمَعَ لِيْ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَوَيْهِ يَوْمَ أُحُدٍ قَالَ اِرْمِ فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ

Dari Sa’d bin Abi Waqqash ia berkata; Rasulullah Saw pernah menjadikan kedua orang tua beliau sebagai tebusan untukku saat perang Uhud, beliau bersabda, “Lemparlah, demi ayah dan ibuku menjadi tebusanmu.

Makna tebusan dalam lafaz بأبي وأمي yaitu bentuk pemuliaan dan penghormatan terhadap Bapak dan Ibu Nabi Saw. hal ini sebagai bentuk cinta terhadap orang yang istimewa di mana Nabi Saw menjadikan orang tuanya sebagai tebusan. Karena seseorang tidak menebus kecuali orang yang dihormatinya, maka ia mengorbankan dirinya atau keluarganya yang tersayang.

Pengungkapan kalimat بأبي وأمي dalam Bahasa Indonesia yaitu seperti bentuk pernyataan untuk menyakinkan lawan bicara dan orang yang mendengarnya akan merasaa bangga. Misalnya: “Saya yakin kejadian tadi bukan ulah anak itu, saya menjamin dengan Bapak dan Ibuku sebagai tebusan.” Atau contoh lain dengan artian agak kasar, “Saya yakin si A akan datang, seandainya ia tidak datang kamu boleh menghukum saya.” Kalimat “menghukum saya” menjadi tebusan karena ia telah mengorbankan sesuatu yang istimewa yaitu dirinya sendiri untuk dihukum.