corona

Majalahnabawi.com – Ternyata bukan kita saja yang terpesona dengan keindahan yang dipancarkan negeri ini. Bahkan, sekelas virus corona pun gemar berpetualang di bumi Indonesia. Selamanya kita akan sangat senang kalau negeri kita semakin banyak didatangi wisatawan-wisatawan dari mancanegara. Sayangnya, negara kita belum bisa belajar dari kesalahan-kesalahan masa lampau. Di mana para pendatang itu tidak semuanya memiliki tujuan baik. Mulai dari Portugis, Inggris, Belanda mereka masuk dengan modus berdagang. Namun, melihat kapasitas penduduk di wilayah Nusantara, mereka kemudian memonopoli perdagangan hingga menjajah. Okelah, zaman dahulu kita melakukan blunder karena kita sebelumnya tak tahu tujuan dari negara asing untuk menjajah. Namun, sekarang variabel yang berbeda, dengan kasus yang sama terulang lagi. Virus corona yang sudah jelas-jelas kita ketahui visi-misinya, sebelum masuk ke Indonesia, kita biarkan bepetualang.

“Lho, kita tidak membiarkan ia masuk dan berpetualang?” Bagaimana tidak?. Mulai dari pandemi virus ini melanda Tiongkok dan beberapa negara lainnya, pemerintah dan kita sebagai warga negara malah menyatakan dengan arogannya “Kita negara kuat”, “Orang Indonesia tidak mempan virus corona.” Seharusnya, masa itu kita sadar dan mulai melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan koordinasi dari pemerintah. Dan pada tangal 29 Maret, tidak sampai sebulan semenjak wisatawan itu terciduk media, tercatat sudah ada 1.155 orang positif corona, 994 orang dalam perawatan, dan 102 orang meninggal.

Sikap Kita Menghadapi Virus Corona

Yang sudah berlalu tidak perlu kita sesali, tidak perlu kita caci maki. Tapi tetap perlu kita pikirkan dan pelajari untuk perbaikan kita ke depannya, agar tidak kembali jatuh di lubang yang sama. Lantas, apa yang harus kita lakukan di kondisi seperti ini?

Yang terpenting adalah mengikuti setiap instruksi dokter dan pemerintah. Karena, bagaimana pun mereka memegang seluruh informasi terkait pandemi ini. Sedangkan yang sampai ke kita itu belum tentu benar, juga belum tentu menyeluruh. Segala sesuatu yang mereka keluarkan pada dasarnya adalah atas tujuan baik untuk warga dan negara Indonesia.

Kemudian, kita harus tetap berpikir positif pada siapapun, termasuk pada pemerintah dan dokter. Karena ketenangan hanya akan dapat terealisasikan dengan berpikir positif kepada apapun. Mulai dari diri kita sendiri, sekitar, hingga Tuhan kita sendiri.

Pola Hidup Sehat dan Menaati Protokol Kesehatan

Lebih spesifik lagi, kita harus tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat, dan menghindari bergerombol dengan orang banyak (physical distancing). Bergerombol dengan alasan apapun, baik keagamaan, pendidikan, maupun perkopian. Toh, perkumpulan-perkumpulan semacam itu hanyalah seremonial saja. Kita bisa tetap mendapatkan substansi dari seremonial semacam itu meski tidak bergerombol. Waktunya kita meningkatkan ketaatan kita sendiri, belajar lebih mandiri, mengopi dengan diri kita sendiri. Saya yakin, kalau kita benar-benar memanfaatkan masa lockdown ini dengan merenung, berpikir, dan berupaya memperbaiki diri, permasalahan moral dan akhlak di negeri kita akan terpecahkan.

Yang saya takuti adalah ketika manusia malah menjadi monster dan menyerang sesama manusia. Dan itu sangat mungkin terjadi di kondisi seperti ini. Semoga kita dapat berpikir positif pada Tuhan kita, karena itulah titik balik kebangkitan kita melawan pandemi ini.

By misbahul khoir

Santri Madaris Darus-Sunnah