al-Qur'an

Peran Yahudi dalam Turunnya Ayat Qur’an

Sayyidina Umar R.A dikenal sebagai sahabat  nabi yang memiliki peran yang besar dalam turunnya ayat Al Qur’an. Diantaranya dikutip dari kitab Lubabun Nuqul karya imam Assuyuti sebagai berikut:

عن عمر قال وافقت ربي في ثلاث قلت يا رسول الله لو أخذت من مقام إبراهيم مصلى فنزلت واتخذوا من مقام إبراهيم مصلى وقلت يا رسول الله إن نساءك يدخل عليهن البر والفاجر فلو أمرتهن أن يحتجبن فنزلت آية الحجاب واجتمع على رسول الله صلى الله عليه وسلم نساؤه في الغيرة فقلت لهن عسى ربه إن طلقكن أن يبدله أزواجا خيرا منكن فنزلت كذلك

[السيوطي ,لباب النقول ,halaman 18]

“Dari Umar “ia berkata aku sesuai dengan (rencana) Tuhanku dalam tiga hal; aku berkata ‘ya Rasulullah jika saja engkau menjadikan maqom Ibrahim sebagai tempat shalat’, maka turunlah ayat

واتخذوا من مقام إبراهيم مصلى

Aku berkata ‘ya Rasulullah sesungguhnya istri-istrimu dikunjungi oleh orang baik dan orang fajir, andai saja engkau memerintah kepada mereka untuk berhijab’ maka turunlah ayat hijab. Dan istri-istri Rasul berkumpul dengan baginda Rasulullah S.A.W dalam keadaan cemburu, maka aku berkata kepada mereka ‘semoga jika nabi menceraikan kalian Allah mengganti untuknya isteri yang lebih baik dari kalian. Maka turunlah suatu ayat.

Berdasarkan hal ini Sayyidina Umar dianggap berperan besar dalam turunnya ayat Al Qur’an karena ucapan atau perbuatanya menjadi sebab turunnya ayat Qur’an. Jika konsep ini diaplikasikan secara lebih luas, maka bisa kita temukan bahwa ahlu kitab (yahudi dan nasrani) juga “berperan” dalam turunnya ayat Qur’an.

Ahlu Kitab berperan dalam turunnya ayat

Diantaranya ialah “peran” mereka dalam turunnya ayat

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Ketika itu Rasulullah dan sayyidina Abdullah bin Mas’ud sedang berjalan di suatu kebun di madinah, maka kami melewati kaum yahudi, mereka mengatakan sesama mereka “tanyalah dia (Muhammad) tentang ruh” Dan sebagian mereka berkata “Jangan tanyakan itu” Lalu turunlah ayat diatas dan sebagian meraka berkata “sudah kami bilang jangan tanyakan itu”.

Diantara ayat lain yang turun sebab ahli kitab ialah ayat tentang mubahalah. Contoh lainya ialah turunnya ayat

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْرٰىةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِهٖۗ  اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

“Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah dia (Ibrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?” QS. Ali ‘Imran[3]:65

Ayat ini turun ketika nasrani najran dan ahbar yahudi berkumpul di dekat Rasulullah, masing-masing dari mereka berdebat dan saling mengklaim bahwa Nabi Ibrahim adalah dari agama mereka, kemudian turunlah ayat diatas. Maha benar Allah yang Maha Agung.

Dengan kata lain bisa kita katakan jika saja yahudi atau nasrani tidak mengatakan hal tersebut maka ayat ini tidak akan turun. Walaupun tentu saja ucapan mereka dan turunnya ayat Qur’an semuanya tidak terlepas dari qudroh dan irodah Allah Ta’ala. Wallahu a’lam.

Similar Posts