majalahnabawi.comJadi gini Neng, kenapa bulan ini dinamakan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan itu bulan dibakarnya dosa-dosa. Sebab Ramadhan itu artinya panas.

Ada percakapan antara suami-istri yang baru menikah, mereka membahas hal yang penting. Si suami merupakan alumni pondok pesantren (santri). Berikut ceritanya:

Istri berkata: “Aa….”

Suami menjawab: “Iya neng ada apa?..”

Istri berkata: “Néng mau nanya boleh?”

Suami menjawab: “Iya boleh, mau nanya apa neng?”

Istri berkata: “Emmh,, kenapa bulan ini (setelah Sya’ban) dinamakan dengan bulan Ramadhan??”

Suami menjawab: “Mau tau apa mau tau banget? hihi…”

Istri berkata: “Ishh si Aa ya, kan neng tuh nanya serius loh… Kapan lagi coba bisa kaya gini, makanya neng tuh bersyukur bisa nikah sama Aa hehe..soalnya kalo ada permasalahan bisa nanya langsung ke Aa”

Suami berkata: “Emmmm..Ko Aa jadi baper ya dengernya…So sweet banget sih neng Aa”

Istri berkata: “Ish si Aa ya.., udah ah terus jawabannya gimana?”

Makna Ramadhan

Suami menjawab: “Jadi gini neng, kenapa bulan ini dinamakan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan itu bulan dibakarnya dosa-dosa. Sebab Ramadhan itu artinya panas.”

Istri berkata: “Oh.. Nanas.”

Suami berkata: “Panas, bukan nanas.”

Istri berkata: “Panas..??”

Suami berkata: “Iya sayang…, panas.”?

Istri berkata: “Emmh,, oh iya deh.. Makasih Aa ku sayanggg….”?

Suami berkata: “Takutnya neng penasaran, neng bisa buka di kitab al-Hawi al-Kabir jilid 3 halaman 396 (Maktabah Syamilah) redaksinya tuh:

وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: ” إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوْبَ ” أَيْ: يَحْرِقُهَا وَيَذْهَبُ بِهَا.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwasa Rasulullah Saw bersabda: Hanyasanya dinamakan Ramadhan dengan Ramadhan, karena di bulan itu dosa-dosa dibakar dan dihanguskan, dalam artian terlebur sekaligus hilang.

Penjelasan lebih rincinya bisa dilihat di Hasyiah Bujairami ‘ala al-Khatib jilid 4 halaman 137:

وَرَمَضَانُ لِرَمَضِ الذُّنُوبِ فِيهِ، لِأَنَّهُ يُرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ يُحْرِقُهَا، وَقِيلَ: لِأَنَّ الْقُلُوبَ تُؤْخَذُ فِيْهِ مِنْ حَرَارَةِ الْمَوْعِظَةِ، وَقِيْلَ: سُمِّيَ رَمَضَانَ، لِأَنَّهُمْ لَمَّا نَقَلُوْا أَسْمَاءَ الشُّهُوْرِ عَنِ اللُّغَةِ الْقَدِيْمَةِ سَمَّوْهَا بِالْأَزْمِنَةِ الَّتِيْ وَقَعَتْ فِيْهَا فَوَافَقَ زَمَنَ الْحَرِّ وَالرَّمَضِ

Suami berkata: “Mudah-mudahan faham ya neng ..”

Istri menjawab: “Oh, iya  A faham, emh.. terus bener gak setan itu ketika bulan Ramadhan dibelenggu??”

Penjelasan Setan Dibelenggu di Bulan Ramadhan

Suami berkata: “Iya neng, yang Aa tau tuh ada suatu keterangan bahwa tujuh pintu neraka benar-benar dikunci dan sétan-sétan bener-bener dibelenggu dengan rantai.”

Istri menanggapi: “Tapi itu tuh benar A?”

Suami berkata: “Jadi gini neng, sebagian ulama memaknai keterangan tadi dengan makna kinayah bukan makna hakikat. “

Istri bertanya: “Maksudnya..??”

Suami menjelaskan: “Maksudnya misal, pintu surga dibuka, artinya adanya kesempatan untuk orang yang ingin surga  di bulan Ramadhan itu sangatlah banyak dan terbuka. Terus pintu neraka dikunci, ini juga satu gambaran yang berarti harus dimaknai kinayah. Karena nyatanya masih banyak orang yang melakukan sesuatu yang membuatnya dijerumuskan ke dalam neraka.  Kemudian sétan-sétan dibelenggu dengan rantai, artinya mereka seolah-olah dibelenggu sehingga tidak mampu menggoda orang-orang yang puasa. Karena nyatanya puasa itu merupakan suatu usaha dalam menahan sahwat dan nafsu yang merupakan lapangan penggodaan setan.

Istri berkata: “Oohhhhhh…. Emmm terus kenapa masih ada yang maksiat di bulan Ramadhan?”

Kenapa Masih Ada Yang Bermaksiat di Ramadhan

Suami menjawab: “Setidaknya ada beberapa jawaban yang mungkin bisa menjawab pertanyaan itu

1. Sétan-sétan dibelenggu kecuali iblis dan setan mariid (durhaka), karena iblis dulu pernah meminta izin kepada Allah untuk diberi kebebasan untuk menggoda manusia sampai hari kiamat, sehingga ada kemungkinan juga di bulan Ramadhan masih tetap bisa menggoda manusia.

2. Sétan memang benar- benar dibelenggu, tapi jiwa manusia saja yang sudah biasa mengerjakan keburukan dan dosa. Jadi kemaksiatan itu bukan karena godaan syetan, melainkan karena jiwa manusianya sendiri. Yang cenderung pada keburukan.

3. Setan hanya terbelenggu dari orang yang beerpuasa secara hakiki, bukan yang hanya menunda-nunda makan dan minum.

4.  Ikut pada penafsiran yang tadi bahwasanya setan dibelenggu itu merupakan suatu gambaran tidak adanya kemampuan untuk menggoda orang yang mampu mengendalikan sahwat..

Tah kitu Néng..”

Istri bertanya: “Oh,,, iya A… Sekarang mah neng faham…. Nah terus bagaimana masalah diterima dan tidaknya puasa dibulan Ramadhan?”

Suami berkata: “Neng bisa buka kitab Lathaif al-Ma’arif.”

Istri menimpali: “Halaman berapa A..?”

Ibarohnya

Suami berkata: “484 neng”

Istri menanggapi: “Hehe… Takutnya Aa lupa ngasih tau halamannya”

Suami menjawab: “Deuhhhh…, Si enengnya.. Nih ibarohnya

قَالَ كَعْبٌ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَهُوَ يُحْدِثُ نَفْسَهُ أَنَّهُ إِذَا أَفْطَرَ بَعْدَ رَمَضَانَ أَنَّهُ لَا يَعْصِي اللهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ مَسْأَلَةٍ وَلَا حِسَابٍ. وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَهُوَ يُحْدِثُ نَفْسَهُ إِذَا أَفْطَرَ بَعْدَ رَمَضَانَ عَصَى رَبَّهُ فَصِيَامُهُ عَلَيْهِ مَرْدُوْدٌ. وَخَرَّجَهُ مَسْلَمَةُ بْنُ شَبِيْبٍ.

Orang yang berpuasa dan berbisik dalam hatinya bahwa ia tidak akan lagi bermaksiat setelah puasanya, maka Allah akan memasukan ia ke dalam surga tanpa hisab. Orang yang berpuasa dan berbisik dalam hatinya bahwa ia akan lagi bermaksiat setelah puasa nya, maka puasanya akan ditolak.

Istri berkata: “Oh iya A…? pokoknya tambah love aja sama aa?, sebenarnya tuh masih pengen nanya A.. Tapi yaudah besok lagi aja ya?”

Suami berkata: “Iya sok, sekarang mah neng persiapan gih.. Kan sekarang malam Jum’at?”