MajalahNabawi.com- Terdapat kisah seorang perempuan bidadari bumi yang kehadirannya sudah ditunggu oleh Tuhan semesta alam.

Beliau adalah Hubabah Maryam binti Muhammad bin Abdullah al-Haddar, beliau merupakan istri dari Habib Zein bin Smith. Hubabah Maryam merupakan sosok yang sangat dermawan.

Dermawan

Suatu hari beliau sedang di Indonesia, seperti pengunjung luar pada umumnya, Hubabah pun menukarkan uang negara asalnya (Tareem) dengan uang rupiah. Singkat cerita beliau meminta tolong kepada penerjemahnya (Ustadzah Halimah)  untuk menukarkan uangnya seharga dengan uang makan orang Indonesia.

Ustadzah Halimah Alaydrus pun terheran, mengapa harus seharga dengan uang makan orang Indonesia? Syarifah Halimah pun menanyakan hal tersebut kepada Hubabah Maryam. Tak disangka Hubabah Maryam menukarkan uangnya seharga uang makan, dengan maksud untuk menyedekahkan uang tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. Dan jumlah uang yang beliau tukarkan sekitar 10 juta.

Lalu uang tersebut beliau lipat dan beliau berikan kepada setiap orang yang berada di mobilnya. Tak lama kemudian beliau berpesan: “berilah uang tersebut jika kalian menemukan orang yang membutuhkan.”

Mementingkan Orang Lain

Hubabah Maryam senantiasa berpikir bagaimana dan apa yang bisa saya berikan untuk orang lain, bukan apa yang akan saya dapatkan dari orang lain. Telihat jelas bagaimana beliau menanamkan konsep Nabi saw. tentang “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.”

Suatu malam saat Ustadzah Halimah hendak pulang ke rumahnya setelah usai menemani dan menjadi penerjemah Hubabah. Hubabah menitipkan sejumlah uang kepada Ustadzah Halimah untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan selama perjalanan pulang. Ustadzah Halimah pun bingung, apakah ada pengemis di malam hari begini?

Hubabah pun menasehati ustadzah “tidak apa-apa niatkan saja dulu untuk sedekah”. Tak disangka, sepanjang perjalanan pulang Ustadzah menemukan pengemis, yang di mana pengemis tersebut senantiasa tersenyum setelah diberikan uang yang dititipkan oleh Hubabah Maryam.

Bisakah kalian bayangkan betapa banyak do’a yang mengalir dan terkirim untuk Hubabah dari setiap orang yang ia berikan?

Tidak Pandang Bulu

Hubabah tak pernah pandang bulu, jika kepada orang yang berkekurangan ia memberikan harta, maka kepada orang yang berkecukupan ia memberikan ilmu.

Suatu malam Ustadzah menerima telepon dari Hubabah, di telepon tersebut Hubabah mengabarkan bahwa dirinya merasakan sakit yang amat perih dan berbeda dengan sebelumnya. Hubabah senantiasa terlihat ceria walaupun ginjal beliau bukanlah ginjal asli,  melainkan sudah hasil donor anaknya.

Beliau juga tak mengeluh meskipun menderita banyak penyakit lainnya. Tapi pada malam itu, seolah Hubabah tak lagi bisa menahan sakitnya. Pernah suatu hari Ustadzah Halimah menanyakan penyakit apa yang sebenarnya beliau derita. Namun Hubabah menjawab:

Bukan seperti itu pertanyaan seharusnya wahai anakku, namun tanyakanlah kepadaku penyakit apa yang belum Hubabah derita?

Teladan Mulia

Singkat cerita, suatu hari di tengah malam Hubabah menghubungi Ustadzah Halimah untuk menyedekahkan sejumlah uang Hubabah kepada orang yang membutuhkan. Ustadzah Halimah pun menangis. Beliau berdo’a kepada Allah jika memang Hubabah hendak meninggalkan dunia, izinkanlah agar ia berkesempatan untuk menshalatkan dan menziarahi Hubabah Maryam.

Beberapa bulan kemudian, tibalah jadwal Ustadzah Halimah Alaydrus mengunjungi kota Mekkah dan Madinah. Tak lama setelah beliau mengunjungi Hubabah Maryam yang sudah di rawat inap di R.S Madinah, Hubabah Maryam pun dipanggil oleh Allah SWT.

Sungguh teladan akhlak dan perilaku Hubabah Maryam, semoga Allah SWT merahmati beliau dan mengizinkan kita menjadi hamba yang dapat melakukan amal kebaikan. aamiin.