Tata Cara Shalat ‘Ied dan Takbir Hari Raya menurut Syekh Nawawi Al-Bantani
majalahnabawi.com- Salat ‘Ied merupakan salat sunnah yang dilaksanakan di waktu tertentu dan disunnahkan berjamaah dan bagian dari keistimewaan umat islam. Salat ‘Ied Sunnah Muakkadah, waktu pelaksanaannya antara terbitnya matahari hari raya sampai tengah hari. Dan disunnahkan mengakhirkan pelaksanaannya dari terbitnya matahari sampai naiknya matahari seperti sebuah tombak dalam pandangan mata. Akan tetapi jika pelaksanaan salat ‘Ied sebelum naiknya matahari namun sudah terlihat jelas terbitnya matahari maka sah salatnya. menurut pendapat mu’tamad (bisa dijadikan pegangan).
antara idul fitri dan idul adha
Syekh Nawawi Al-Bantani juga menjelaskan bahwa salat ‘Iedul Adha lebih utama dari salat ‘Iedul Fitri karena ditetapkannya perintah salat ‘Iedul Adha di QS. al Kautsar ayat 2 ( فصل لربك وانحر ). Dan kesunnahan salat ‘Iedul adha bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Adapun bagi jamaah haji disunnahkan sholat secara sendiri-sendiri (munfarid) baik saat itu mereka berada di Mina atau ditempat lain walau berada di jalan menuju Makkah.
Bilangan rakaat salat ‘Ied terdiri dari 2 rakaat, seperti sholat yang lain dalam beberapa rukun dan syaratnya. Yaitu 2 rakaat satu takbiratul ihram dengan niat sholat ‘iedul fitri / ‘iedul adha layaknya seperti sholat sunnah ratibah dzuhur.
Rakaat pertama terdapat takbir 7 kali setelah takbiratul ihram, iftitah dan ta’awudz. Dengan mengangkat kedua tangan dalam setiap takbir layaknya takbiratul ihram. Disunnahkan pula menyela kedua takbir dengan ayat yang ringan seperti tahlil, takbir dan tahmid. Lebih keren jika dilengkapi:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله و الله اكبر
Bagian dari sunnah juga meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dibawah dada diantara 2 takbir.
jumlah bilangan takbir
Lalu kadang muncul pertanyaan bagaimana ketika ragu pada jumlah bilangan takbir? Imam Nawawi al-Bantani menuturkan dalam kitabnya bahwa ketika terjadi keraguan yang demikian maka anggaplah baru bertakbir dengan jumlah bilangan yang lebih kecil.
Selanjutnya, Imam Nawawi al-Bantani mengingatkan bahwasanya meninggalkan sunnah haiat seperti ta’awudz dan doa iftitah makruh hukumnya. Begitu juga ketika lupa melakukan takbir atau lupa melakukan apa yang disyariatkan dari segi bacaan atau belum sempurnanya bacaan alfatihah, walaupun tidak harus melakukan sujud sahwi. Lalu ta’awudz setelah takbir terakhir, disambung membaca alfatihah seperti sholat-sholat yang lain. Ada 2 pilihan bacaan surah setelah al fatihah:
1. Rakaat pertama Surah Qaf rakaat kedua Surah Al Qamar
2. Rakaat pertama Surah Al A’la rakaat kedua Al Ghasyiyah.
Selanjutnya, untuk rakaat kedua terdapat 5 takbir setelah takbir ketika berdiri dari sujud di rakaat pertama. Untuk bacaan disela-sela takbir sama seperti rakaat pertama.
kesunnahan hari id
Disunnahkan pula mandi hari raya, karena hari raya adalah hari yang Indah dan agung. Waktu disunnahkannya pada tengah malam sampai senja hari raya dan afdholnya dilakukan setelah subuh.
Disunnahkan datang pagi setelah subuh bagi makmum, Dan hendaknya imam datang pada waktu hendak melaksanakan salat. Tak kalah penting untuk diketahui bahwa dianjurkan menyegerakan salat ‘iedul adha dan mengakhirkan salat ‘iedul fitri. (Hikmahnya agar luangnya waktu menyembelih hewan kurban maka di segerakan sholatnya dan ketika ‘iedul fitri agar menyisakan kesempatan bagi yang belum membayar zakat fitrah). Bagian dari anjuran sebelum menunaikan sholat ‘Ied adalah memakai parfum bagi cowok dan mengenakan pakaian yang terbaik, lebih baik putih.
tempat salat id
Lalu di manakah lebih utama? Salat Masjid di Lapangan Terbuka atau di Masjid? Imam Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa menunaikan sholat ‘Ied di masjid lebih utama, karena untuk memuliakannya. Juga hendaknya memilih rute yang panjang pada perjalanan berangkat dan memilih rute yang pendek pada perjalanan pulang seperti salat jum’at.
Dan disunnahkan makan sebelum sholat, utamanya seperti kurma dengan jumlah ganjil namun ketika ‘iedul adha lebih baik menahan dari makan. Selain Imam, tidak dimakruhkan salat sunnah sebelum dan sesudah salat ‘ied jika ia belum mendengar khutbah. Bagian dari manifestasi Islam cinta kebersihan adalah disunnahkan memotong rambut, kuku dan menghilangkan bau tidak sedap. dan barangsiapa yang hanya punya satu pakaian maka sunnah mencucinya setiap jum’at dan hari raya.
Takbir ‘Ied
Sunnah bertakbir pada malam tergelincirnya matahari dari malam ‘iedul adha dan ‘iedul Fitri dengan suara lantang dari menara-menara atau tempat yang lain. Imam Rafi’i mengecualikan yaitu tidak boleh bagi perempuan yang terdapat dihadapannya ada orang non mahramnya.
Takbiran dilanjutkan sampai Imam hendak melaksanakan sholat ‘ied takbir tersebut disebut takbir mursal.
Untuk Iedul Adha takbir dikumandangkan pada setiap sholat, baik itu fardhu, sunnah ataupun sholat jenazah dari terbitnya fajar hari arafah sampai terbenamnya matahari hari tasyriq yang ketiga (berlaku bagi non jamaah haji), takbir yang demikian disebut takbir muqayyad.
Takbir mursal dikumandangkan setiap ‘ied baik ‘iedul Fitri maupun ‘iedul adha, adapun takbir muqayyad ‘iedul adha saja kebalikannya, di ‘iedul fitri hanya ada takbir mursal saja. Mursalnya ‘iedul Fitri lebih utama dibanding mursalnya ‘iedul adha begitupun kebalikannya muqayyadnya ‘iedul adha lebih utama dibanding muqayyadnya ‘iedul Fitri. Bagi Muhrim (yang sedang berihram) tidak boleh bertakbir pada malam ‘iedul adha melainkan bertalbiyahlah begitupun dengan jamaah haji yang berihram di awal bulan syawal.
Sighot takbir yang paling keren:
الله اكبر 3×
لاإله إلا الله و الله اكبر
الله اكبر ولله الحمد
الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا
لاإله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون
لاإله إلاالله وحده ، صدق وعده، و نصر عبده، و هزم الأحزاب وحده.
Disunnahkan pula membaca shalawat nabi seperti apa yang telah diwahyukan Allah di QS. Asy Syarh ayat 4:
ورفعنا لك ذكرم
Membaca salawat seperti biasa:
اللهم صلِ على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد و على أصحاب سيدنا محمد وعلى ازواج سيدنا محمد و على ذرية سيدنا محمد وسلم تسليما كثيرا.
(نهاية الزين في إرشاد المبتدئين ص 126-128)