Majalahnabawi.com – “Belajar Islam sih di Qatar.”, kalimat bernada nyinyir semacam ini yang diungkapkan oleh sebagian orang memang tidak sepenuhnya benar dan tidak juga sepenuhnya dapat disalahkan. Karena memang pada kenyataannya Qatar tidak begitu diperhitungkan sebagai pusat pendidikan agama Islam seperti halnya dengan Mesir, Saudi, Sudan, Maroko ataupun Yaman yang sudah masyhur sebagai tempat belajar ilmu-ilmu Islam. Namun di sini lah kiranya sikap adil dan objektif kita dalam memberikan sebuah penilaian perlu diterapkan sehingga kalimat bernada justifikasi dan generalisasi seperti di atas tidak perlu terlontarkan.

Menurut saya, Indonesia sekalipun, meski secara historis tidak diperhitungkan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam, apakah patut kita katakan “Jangan belajar Islam di Indonesia”?, Tentu saja kita tidak setuju dengan kalimat tersebut karena nyatanya ada banyak institusi dan lembaga pendidikan di Indonesia yang diperhitungkan sebagai tempat unggulan untuk mempelajari ilmu-ilmu​ Islam. Begitu pula Qatar, dengan segenap usaha dan komitmennya, saat ini Qatar sedang terus berusaha menjadikan sektor pendidikan sebagai big project untuk pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia yang unggul, baik dalam bidang ilmu pengetahuan umum dan tentunya ilmu pengetahuan dalam bidang keislaman.

Salah satu bentuk konkret komitmen Qatar dalam mengembangkan sektor pendidikan misalnya bisa kita lihat dari dibangunnya sebuah kawasan pendidikan modern yang mengintegrasikan 9 kampus ternama dunia dalam satu kawasan dengan berbagai fasilitas di dalamnya yang bertaraf internasional. kawasan ini disebut sebagai kawasan Education City (EC). Kawasan ini didirikan oleh Qatar Foundation (QF), sebuah lembaga non profit terbesar di Qatar yang dipimpin langsung oleh Shaikha Moza bint Nasser, Istri dari Sheikh Hamad bin khalifa, mantan Emir Qatar, dan ibunda dari Sheikh Tamim bin Hamad, orang nomor satu di Qatar saat ini.

Lalu Kemana kah Arah Haluan Pendidikan Islam di Qatar?

Meskipun berbatasan langsung dengan Saudi Arabia, Qatar secara jelas mengambil haluan yang berbeda dari Saudi Arabia yang cenderung lebih konservatif dalam hal pengajaran keilmuan Islam, meskipun tidak sepenuhnya demikian. Qatar menyadari bahwa Islam yang dibutuhkan saat ini adalah Islam yang modern, dan berani dalam berinovasi dalam rangka menjawab tantangan zaman sehingga Islam bisa masuk ke semua lini kehidupan yang saat ini semakin kompleks, dengan tentunya tidak meninggalkan nilai-nilai dasar agama Islam.

Prinsip Qatar yang seperti ini bisa kita lihat salah satu bentuk praktiknya ketika Hamad bin khalifa University (HBKU), sebuah universitas besar Islam yang didirikan pada tahun 2010 milik Qatar Foundation lebih memilih mendirikan program jurusan yang bernuansa Islam kekinian seperti program jurusan Contemporary Quranic Studies, Contemporary Fiqh, Islamic Finance, Islamic Thought and Applied Ethics, Comparative Religions, dan Islamic Civilization and Societies ketimbang program jurusan Islam yang bernuansa klasik dan konservatif.

Namun pada akhirnya, institusi pendidikan hanyalah sebuah sarana, dan yang terpenting dari itu semua adalah semangat dan gairah para akademisi yang ada di dalamnya untuk terus maju, berkembang, berinovasi, dan bersaing secara sehat dalam rangka membimbing umat ke arah yang tentunya lebih baik di tengah gempuran budaya negatif barat yang kian mengkhawatirkan.

By Zaky Mumtaz Ali

Ustadz Zaky Mumtaz Ali., LC., S.SI., MA. Alumni MA Al-Itqon, Alumni Darus-Sunnah, Melanjutkan S2 di Qatar, Sekarang Dosen FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta