majalahnabawi.com – Saat membalas kritik Abdullah al-Ghummari yang berjudul الْقَوْلُ الْمُقْنِعُ فِي الرََّدِّ عَلَى الْأَلْبَانِيِّ الْمُبْتَدِعِ (Kalam Yang Sederhana dalam Menolak al-Albani Sang Ahli Bid’ah). al-Albani tampak emosional. Wajar, siapa sih yang terima disebut sebagai ahli bid’ah. Abdullah al-Ghummari sendiri memang sudah gregetan dengan al-Albani, sehingga menyerang al-Albani dengan kata-kata pedas. Tapi semua itu adalah ujian. Apakah kita membalas cacian dengan cacian, atau malah menanggapinya santai saja.

Pada bagian ini, akan ditampilkan sebagian dari sikap al-Albani membalas kritikan Abdullah al-Ghummari dengan cara yang mencengangkan.

Kritikan al-Albani

Pertama, meremehkan risalah Abdullah al-Ghummari karena halamannya kecil dan sedikit.

لَا تَتَجَاوَزُ صَفَحَاتُهَا أَرْبَعًا وَعِشْرِيْنَ صَفْحَةً مِنَ الْحَجْمِ الصَّغِيْرِ

“Lembaran bukunya tidak lebih dari 24 halaman dengan ukuran kecil.”

Kedua, merasa selalu benar dan terbaik.

…رَدَدْتُ عَلَيْهِ بِالْحَقِّ وَبِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ

“…Aku membalasnya dengan hak dan yang lebih baik.”

Ketiga, menyebutnya dengan sifat bodoh dan kurang.

بَيَّنْتُ فِيْ بَعْضِهَا جَهْلَ الشَّيْخِ الْغُمَّارِيِّ بِهَذَا الْعِلْمِ، وَتَقْصِيْرَهُ فِيْ تَخْرِيْجِ الْحَدِيْثِ صِحَّةً وَضَعْفًا، وَتَقْلِيْدَهُ لِلتِّرْمِذِيِّ فِي التَّحْسِيْنِ لِعَجْزِهِ عَنِ التَّحْقِيْقِ، وَتَجْوِيْدَهُ لِبَعْضِ الْأَحَادِيْثِ الضَّعِيْفَةِ

“Aku menjelaskan di dalam sebagiannya kebodohan Syaikh al-Ghummari terhadap ilmu ini (Hadis), kekurangannya dalam takhrij hadis terutama penilaian shahih dan dha’if, taqlidnya kepada at-Tirmidzi dalam menilai hasan karena ia lemah dalam tahqiq, dan tajwidnya (penilaian baik) terhadap hadis yang dha’if.”

Keempat, menyebutnya selaras dengan orang mengikuti hawa nafsu.

…ظَهَرَ الْغُمَّارِيُّ وَمَنْ عَلَى شَاكِلَتِهِ مِنْ أَهْلِ الْأَهْوَاءِ

“Al-Ghummari tampil dan siapapun yang serupa dengannya dari kalangan ahl al-ahwa’.”

Pura-Pura Tidak Tahu

Kelima, menyebutnya pura-pura tidak tahu dalam menyembunyikan kebenaran.

وَالْآخَرُ أَنَّ الْغُمَّارِيَّ تَجَاهَلَ كَمَا هُوَ عَادَتُهُ فِيْ طَمْسِ الْحَقَائِقِ..

“Kedua, al-Ghummari pura-pura bodoh sebagaimana kebiasaannya dalam menutupi kebenaran”.

Keenam, menuduh al-Ghummari dan al-A’zhami berpaling dari dalil karena lebih mengutamakan mazhab fikih yang dianut.

وَيَشْتَرِكُ مَعَ الْغُمَّارِيِّ فِي اتِّبَاعِ الْهَوَى وَالْإِعْرَاضِ عَنِ الْحُجَّةِ وَالدَّلِيْلِ عِنْدَ مُخَالَفَةِ الْمَذْهَبِ

“Ia (al-A’zhami) bersama-sama dengan al-Ghummari dalam mengikuti hawa nafsu dan berpaling dari hujjah serta dalil saat berbeda dengan mazhab.

Ketujuh, menyifatinya dengan orang yang berlumur hawa.

وَقَامَتِ الْحُجَّةُ عَلَى الْغُمَّارِيِّ الْمَغْمُوْرِ بِالْهَوَى

“Tegaklah hujjah terhadap al-Ghummari yang berlumuran dengan hawa nafsunya.”

Munuduh Keji dan Sombong

Ketujuh, menilainya sombong karena menolak penguatan al-Albani riwayat Ibn Mas’ud.

وَمِنْ كِبْرِهِ وَبَطْرِهِ لِلْحَقِّ..

“Di antara kesombongan dan penolakannya terhadap kebenaran…”

Kedelapan, menuduhnya berlaku keji dan melakukan tipu daya.

“وَمِنْ خَبَاثَتِهِ وَتَدَلُّسَاتِهِ عَلَى قِرَاءَةِهِ قَوْلُهُ … [حَدِيْثُ ابْنِ مَسْعُوْدٍ] فَهِذِهِ الْجُمْلَةُ زَادَهَا ابْنُ مَسْعُوْدٍ اِجْتِهَادًا مِنْهُ

“Di antara kekejian dan tipudayanya terhadap pembaca adalah tanggapannya [terhadap hadis Ibn Mas’ud “assalamu alayna” dalam tasyahud] dengan berkata: “Ini adalah kalimat yang ditambahkan Ibn Mas’ud sebagai ijtihad darinya”.

(Disarikan dari Muqaddimah al-Albani dalam Shifat Shalat Nabi, cet. Maktabah al-Ma’arif: 2004, h. 17-21)

Dari delapan kutipan tersebut, hampir semuanya ditiru dan diambil kembali oleh pembela al-Albani. Lagi-lagi, wajar jika tokoh kita dicaci atau dihujat, mungkin kita melakukan hal yg sama. Tapi idealnya tentu tidak. Semoga Allah membimbing lisan dan jari-jari kita untuk tetap berkalam baik meskipun dalam kritik yang tajam.

غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِكُلِّ مَنِ اهْتَمَّ بِسُنَنِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

By Arrazy Hasyim

Dosen di Darus Sunnah International Institute for Hadith Sciences